Kategori Utama

strict warning: Declaration of views_plugin_style_default::options() should be compatible with views_object::options() in /home/sabdaorg/public_sabda/reformed/sites/all/modules/views/plugins/views_plugin_style_default.inc on line 24.

Dear e-Reformed Netters,

Berikut ini adalah lanjutan dari artikel bulan lalu. Semoga menjadi berkat. Selamat menyimak.

In Christ,
Yulia Oeniyati
< yulia@in-christ.net >

Dear e-Reformed Netters,

Akhirnya, kita sampai dipenghujung tahun. Tahun 2006 sudah siap menanti kedatangan kita semua. Apakah tahun 2006 akan lebih baik dari tahun 2005? atau sebaliknya apakah akan lebih buruk? "Hanya Tuhan dan Anda yang tahu ...." Mungkin Anda akan bertanya, "Kalau Tuhan saya percaya pasti tahu, tapi apakah kita tahu? Hmmm ....

Menjelang tahun baru ada sebagian orang yang memiliki kebiasaan untuk membuat "resolusi tahun baru". Apakah Anda termasuk orang yang demikian? Di dalam resolusi ini, biasanya orang akan membuat janji- janji untuk melakukan sesuatu yang baik, yang bermakna, yang memberi kemajuan ... dll, pokoknya yang baik-baik, dengan harapan tahun di depan nati kita bisa mewujudkannya. Nah ... pernahkah Anda membuat resolusi agar tahun depan bisa lebih berhati-hati dalam berbicara?

Kelihatannya sepele, ya ... tapi ini seperti "musuh dalam selimut", sangat berbahaya. Apalagi kalau kita melihat ke belakang dan menyadari betapa banyaknya "kecelakaan" yang terjadi gara-gara mulut kita yang kurang bijaksana atau kurang bisa mengontrol diri sehingga menghancurkan hubungan dengan rekan kerja, teman dekat, bahkan dengan anggota-anggota keluarga yang kita cintai, terutama istri atau suami atau anak. Lalu terjadilah "sesal kemudian tak berguna", karena sudah terlanjur, minta maaf pun sering tidak menolong. Tentu kecelakaan "perang mulut" yang terjadi bukan sesuatu yang disengaja atau direncanakan, tapi herannya hal-hal seperti ini terjadi begitu saja, dan tiba-tiba yang kita alami adalah "shock" karena melihat hasilnya yang tak terduga dan sangat menyakitkan, bukan dari satu pihak, tapi dari dua belah pihak, sama-sama sedih dan menyesal. Tapi sayangnya "nasi sudah menjadi bubur". Yang tinggal hanya kemampuan berandai- andai, "Seandainya aku tahu akan begini, nggak bakal aku ngomong gitu tadi ..." atau "kenapa cuman omongan yang sepele gitu aja bisa bikin 'perang', andaikan aku tadi tutup mulut, mungkin ...."

Buku menarik yang saya baca beberapa waktu yang lalu, dengan judul yang sangat provokatif "War of Words", menolong saya melihat masalah komunikasi ini dari sudut pandang kebenaran Firman Tuhan. Wah ... sangat bagus sampai saya ingin sekali mensharingkan hal ini dengan Anda semua. Nah, selamat menikmati posting saya untuk menyambut Tahun Baru 2006 ini. Kiranya dapat menolong kita semua untuk bisa melihat masalah hidup kita yang sangat sensitif ini (khususnya dalam hal dosa lidah) dengan lebih jelas dan lebih mendasar.

Tak lupa, sekali lagi saya mengucapkan: Selamat Tahun Baru!

In Christ,
Yulia Oen
< yulia@in-christ.net >

Dear e-Reformed netters,

Tak terasa bulan Desember telah kita masuki dan sebentar lagi seluruh umat Kristen di seluruh dunia akan merayakan Hari Kelahiran Kristus di dunia, yang terjadi 2000 tahun yang lalu. Memang tidak ada sesuatu yang "magic" ketika kita merayakan hari lahir Kristus, bahkan tanggal kelahiran-Nya pun kemungkinan besar bukan tanggal 25 dan bukan bulan Desember.... Namun, ada sesuatu yang sangat amat penting tentang Kristus sehingga hari kelahiran-Nya perlu dirayakan dan menjadi tonggak iman bagi umat Kristen, tidak peduli tanggal berapa dan bulan apa Ia dilahirkan.

Banyak orang Kristen mungkin hanya mengenal dan mengagungkan Kristus karena kelahiran-Nya yang ajaib sebagai Juruselamat. Rasa sukacita muncul ketika kita menyebut Nama-Nya, khususnya pada hari Natal. Tapi banyakkah di antara kita yang memiliki rasa hormat yang tinggi kepada Kristus, bukan hanya karena Dia adalah Juruselamat, tetapi juga karena Dia adalah Pencipta, Pemelihara, Raja dan Hakim yang Mahatinggi, Tuhan yang memiliki seluruh alam semesta ini, serta pusat dari segala sesuatu di dalam hidup kita dan di luar hidup kita? Sejauh manakah kita telah mengagungkan Kristus?

Perayaan Natal sesungguhnya adalah peristiwa sangat penting bagi orang Kristen. Tapi mengapa orang Kristen sering gagal menangkap makna Natal? Apakah karena Natal sekarang ini terlalu banyak dibungkus dengan berbagai keramaian acara yang meniru dunia "showbiz" dan juga makan-makan dan dekorasi yang mengalihkan perhatian kita justru pada hal-hal yang serba non-esensial?

Kita gagal menangkap makna Natal karena kita gagal meletakkan Kristus sebagai pusat dari segala-galanya. Oleh karena itu, marilah pada perayaan Natal tahun ini, kita memberikan hormat yang setinggi- tingginya kepada Kristus, karena "Kristus adalah segala-galanya..." (BIS, Kol. 3:11). Artikel yang Anda akan baca di bawah ini kiranya dapat menolong kita semua memahami betapa luar biasanya Kristus, dan biarlah kita merayakan Natal dengan pikiran yang benar tentang Dia yang Mahatinggi sehingga kita tidak kehilangan esensi dari perayaan Natal yang sesungguhnya; sehingga kita juga tidak kehilangan esensi dari hidup Kristen yang sesungguhnya.

"Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia" (Yoh. 5:23).

Pada kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan "Selamat Hari Natal" kepada para sahabat dan pembaca e-Reformed semua! Biarlah segala kemuliaan adalah bagi Dia, Raja di atas segala raja.

In Christ,
Yulia
< yulia@in-christ.net >

Dear e-Reformed netters,

Di tengah-tengah gencarnya arus pengajaran gereja yang hanya menggembar-gemborkan tentang "berkat-berkat" Tuhan, mari kita duduk diam untuk merenungkan, apakah inti iman Kristen sebenarnya?

Sangat disayangkan banyak gereja, termasuk jemaatnya, yang saat ini terlena dalam penyesatan zaman. Secara perlahan tapi pasti, pijakan gereja beralih dari "Batu Karang" yang teguh dan keras, kepada pijakan yang lebih empuk dan enak, yaitu kenikmatan dunia yang terselubung dalam pameran karunia-karunia rohani dan berkat-berkat rohani.

Alangkah enaknya mendengar khotbah-khotbah yang menghibur bahwa pada dasarnya manusia itu baik dan berharga, bahwa dosa itu hal yang kecil yang bisa diatasi cukup dengan meminta doa dari para pengkhotbah terkenal, dan sekarang kita berhak hidup dengan sebebas-bebasnya menikmati semua berkat-berkat Tuhan?

Kapan terakhir kali Anda mendengar khotbah pendeta gereja Anda yang membuka borok-borok hati kita yang penuh kenajisan dan dosa-dosa yang tersembunyi? Kapan terakhir kali Anda mendengar bahwa manusia pada dasarnya adalah durhaka dan patut dimurkai Allah? Kapan Anda mendengar khotbah yang mengatakan bahwa Anda tidak lagi memiliki hak atas hidup Anda, tetapi Kristus?

Apa yang sebenarnya menjadi inti iman Kristen kita? Bukankah pada kasih Allah yang besar sehingga manusia yang seharusnya dibuang ke dalam hukuman kekal, sekarang mendapat anugerah pengampunan dosa dalam Yesus Kristus? Bahwa hidup yang dulu bagi diri sendiri, sekarang hidup hanya bagi Dia dan kesukaan Dia?

Tepat tanggal 31 Oktober ini umat Kristen akan memperingati hari yang sangat bersejarah bagi gereja, yaitu Hari Reformasi Gereja. Untuk itu saya hadirkan sebuah artikel tulisan Pak Paul Hidayat, ketua Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA), yang sangat bagus untuk kita renungkan bersama. Saya harap menjadi berkat bagi kita semua.

In Christ,
Yulia
< yulia@in-christ.net >

Dear e-Reformed netters,

Senang bisa berjumpa lagi di awal bulan Oktober ini.

Posting saya kali ini adalah artikel yang saya ambil dari salah satu situs dari orang Malaysia, tepatnya sebuah blog, milik "bobjots".

Seperti biasanya, Pdt. Dr. Stephen Tong tidak menulis sendiri tulisan -tulisannya, tapi ini adalah transkrip dari seminarnya atau khotbahnya. Namun metode apapun yang dipakai untuk menyajikan artikel ini tidaklah mengubah kualitas isinya, yang padat berisi.

Salah satu serangan yang paling gencar ditujukan untuk menjatuhkan orang Kristen adalah mencari kelemahan Alkitab; baik dari keabsahan isinya ataupun dari keautentikan penulisannya. Tulisan di bawah ini seperti amunisi yang siap dipakai manakala serangan dari musuh datang dengan tiba-tiba. Isinya yang sangat jelas dan to the point, membuat pembacanya menyadari bahwa penulisnya bukanlah orang baru, tapi orang yang sudah lama berkecimpung dan menguasai obyek sasaran itu. Pengetahuannya yang sangat luas menolong kita memahami bahwa dia tahu persis apa yang sedang ia bicarakan dan menyadari betul pergumulan apa yang sedang dihadapi pembaca/pendengarnya.

Nah, kalau Anda penasaran ingin mengetahui apa yang dimaksudkan, silakan membaca tulisan beliau di bawah ini dengan teliti.

In Christ,
Yulia
< yulia@in-christ.net >

Komentar