Kategori Utama

strict warning: Declaration of views_plugin_style_default::options() should be compatible with views_object::options() in /home/sabdaorg/public_sabda/reformed/sites/all/modules/views/plugins/views_plugin_style_default.inc on line 24.

Dear e-Reformed Netters,

Akhir tahun sering menjadi momen untuk melakukan berbagai kegiatan dalam rangka menyambut hari Natal. Namun, akan sangat salah sekali jika Natal hanya dimengerti sebagai hari besar umat Kristen yang dirayakan dengan semangat dan kemeriahan. Natal seharusnya dirayakan orang Kristen sebagai bagian dari rencana Allah yang agung bagi umat manusia. Ia merencanakan kedatangan Kristus dalam rupa manusia sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Di antara ratusan jutaan, bahkan miliaran manusia yang lahir, bagaimana manusia tahu bahwa satu dari mereka adalah Tuhan Yesus yang dijanjikan Allah? Allah memberi tanda bahwa Anak itu akan lahir dari seorang perawan. Bukankah hal ini merupakan suatu hal yang mustahil? Bagaimana hal ini dipahami oleh rasio kita? Bagaimana kita mengerti fakta bahwa Anak inilah yang akan menyertai kita sampai selama-lamanya?

Artikel yang e-Reformed sajikan bulan Desember ini mengulas dua hal yang penting tentang kedatangan Kristus sebagai Manusia: Pertama, benih yang dijanjikan, kedaulatan Allah bekerja dalam proses biologis kelahiran Kristus melalui rahim Maria yang melampaui dalil genetika manusia. Kedua, kehadiran-Nya dalam sejarah, yang diutus menjadi Juru Selamat, sebagai Injil sejati dan Sang Allah imanen yang hadir dalam kehidupan manusia. Selamat menyimak.

Tak lupa, segenap Redaksi e-Reformed mengucapkan, "Selamat memperingati Kelahiran Yesus Kristus. Selamat Natal." Sampai berjumpa lagi pada tahun baru 2015. Soli Deo Gloria!

Redaksi Tamu e-Reformed,
Ayub
< http://reformed.sabda.org >

Dear e-Reformed Netters,

Stagnasi dalam pelayanan kerap dialami oleh hamba-hamba Tuhan dalam kehidupan pelayanan mereka. Tak jarang, stagnasi atau kemacetan hubungan dengan rekan sepelayanan ini membuahkan perpecahan dalam gereja atau tubuh Kristus. Paulus dan Barnabas pun mengalami stagnasi dalam pelayanan mereka sehingga menimbulkan perpisahan di antara keduanya. Walau keduanya adalah nama besar dalam gereja mula-mula, mereka toh tetap dapat tersandung akibat perbedaan pendapat. Untuk mengulas lebih jauh mengenai stagnasi dalam pelayanan ini, artikel e-Reformed kali ini akan membahas mengenai stagnasi total dalam pelayanan dari contoh kasus Paulus dan Barnabas yang terdapat dalam Kisah Para Rasul, serta cara-cara untuk mengatasinya. Selamat membaca, kiranya ini menjadi berkat bagi pelayanan Anda.

Staf Redaksi e-Reformed, N. Risanti < http://reformed.sabda.org >

Dear e-Reformed Netters,

Pengampunan merupakan salah satu topik yang sering didengungkan dan didengar, tetapi jarang dijalankan dengan baik. Sebagai orang Kristen, kita tahu bahwa kita sudah diampuni, dan karena itu kita juga wajib untuk mengampuni. Namun, untuk melakoninya dibutuhkan kedewasaan iman dan kedewasaan karakter. Faktanya, kita lebih sering mengabaikannya dan lebih senang menuruti harga diri dan keakuan kita. Sesulit apa pun, menurut Sung Jin (Peter) Kim, penulis artikel di bawah ini, mengampuni bukanlah sebuah pilihan. Pengampunan adalah perintah Allah yang harus kita jalankan sebagai murid Kristus. Kristus sendiri telah memberikan teladan kepada kita melalui peristiwa salib. Bagi Anda, dan juga saya, yang masih sering bergumul dengan persoalan pengampunan, edisi e-Reformed Oktober 2014 ini akan menolong kita semua merenungkan lebih dalam tentang arti pengampunan. Selamat menyimak, kiranya kita semakin rindu untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus.

Staf Redaksi e-Reformed, N. Risanti < http://reformed.sabda.org >

Dear e-Reformed Netters,

Kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mengakibatkan ketidakmampuan manusia mengambil bagian dalam kekudusan Allah dan tidak lagi hidup seturut kehendak-Nya. Kehidupan manusia berdosa telah dibelenggu oleh kuasa dosa sehingga manusia selalu memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa. Namun, kita patut bersyukur, sebagai orang percaya, kita tidak lagi hidup diperbudak oleh dosa. Roh Kudus yang telah memanggil kita serta melahirbarukan, mempertobatkan, menganugerahkan iman, membenarkan, dan menguduskan, telah memimpin kita untuk mematikan dosa dan menghasilkan buah-buah ilahi. Tanpa Roh Kudus, orang percaya tidak mungkin dapat menjalani kehidupan Kristen yang sesungguhnya. Sebaliknya, melalui pimpinan-Nya, hidup kita akan selalu diisi dengan kebenaran firman-Nya sehingga gaya dan sikap hidup kita pun akan berubah.

Namun, kita melihat kenyataan yang sangat menyedihkan, yaitu sekalipun memiliki Roh Kudus, orang Kristen masih hidup jatuh bangun di dalam dosa. Seakan-akan, manusia hanya menjadi permainan Setan karena tidak memiliki kuasa untuk mengalahkannya. Mengapa hal ini terjadi? Bukankah Alkitab mengatakan bahwa orang-orang Kristen "lebih dari seorang pemenang"? Bagaimana dengan janji Allah untuk mengirimkan Roh Kudus-Nya untuk menjadi Penolong bagi manusia? Bagaimana cara kerja Roh Kudus untuk menolong orang Kristen mematikan kuasa dosa yang bercokol di dalam hidupnya?

Artikel yang ditulis oleh John Owen di bawah ini kiranya dapat menjawab pertanyaan di atas. Selamat menyimak dan mari mempelajari cara Roh Kudus mematikan dosa-dosa kita.

Staf Redaksi e-Reformed, Ryan < http://reformed.sabda.org >

Dear e-Reformed Netters,

Pemahaman kita sebagai orang percaya dibangun atas dasar pengenalan kita akan Allah melalui relasi yang karib dengan Dia. Seseorang tidak dapat menyelami pekerjaan Allah secara benar tanpa membangun cara berpikir yang sesuai dengan pemikiran Allah. Oleh karena itu, kita harus membangun pola pikir yang sesuai dengan kebenaran Allah. Hal ini memang tidak mudah, dan merupakan pergumulan yang berat bagi orang percaya untuk memahami karya-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Lalu, bagaimana kita seharusnya memahami dan menyikapi setiap hal yang terjadi dalam perjalanan kehidupan kita bersama Allah?

Edisi e-Reformed bulan ini, yang mengangkat topik "Mazmur 8", kiranya dapat memberikan wacana kepada kita untuk melihat kemuliaan Allah dan menolong kita untuk melihat seperti apakah Tuhan itu, serta bagaimana seharusnya kita menghormati Tuhan. Dan berikutnya, kita dapat semakin mengenal-Nya dan hidup berpusat pada kehendak-Nya. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus!

Tuhan memberkati.

Staf Redaksi e-Reformed,
Ryan
< http://reformed.sabda.org >

Komentar