Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Kategori UtamaDear e-Reformed Netters, Sebelum saya sendiri memiliki anak, saya tidak pernah membayangkan bahwa ternyata anak-anak itu bukan hanya malaikat-malaikat kecil, tapi mereka adalah filosof-filosof kecil. Jika kita cukup peka mengamati apa yang mereka katakan, apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka lakukan, maka kita akan sering dikejutkan dengan kepolosan pandangan mereka terhadap dunia sekelilingnya. Ternyata mereka sangat sensitif. Tapi, pernah tidak kita meluangkan waktu memikirkan apa yang dapat kita pelajari dari anak-anak kita itu? Tulisan J. Mack Stiles yang saya sajikan untuk Publikasi e-Reformed bulan ini membuktikan bahwa ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari anak kecil, ... kalau kita mau .... :( J. Mack Stiles adalah Direktur Regional InterVarsity Christian Fellowship di kawasan Amerika Tenggara yang tinggal di Lexington, Kentucky. Ketiga anak laki-lakinya, Tristan, David, dan Isaac, memberi inspirasi bagi bukunya yang berjudul: 17 HAL YANG DIAJARKAN ANAKKU TENTANG ALLAH. (Salah satu hal tersebut dapat Anda simak melalui artikel di bawah ini). In Christ, Dear e-Reformed Netters, Beberapa hari lagi kita akan merayakan Hari Kematian Kristus dan Hari Kebangkitan Kristus (PASKAH), perayaan dari peristiwa terbesar dalam sejarah kekristenan. Artikel yang saya sajikan berikut ini akan menolong kita memikirkan lebih dalam lagi tentang arti kematian dan kebagnkitan Kristus bagi kita, umat manusia yang dikasihi-Nya. Memang betul bahwa pikiran dan otak manusia tidak mungkin bisa mengetahui dan memahami dengan sejelas-jelasnya dan sedalam-dalamnya kesengsaraan yang dialami Kristus menjelang kematiannya. Tapi bukan berarti dengan demikian maka itu tidak penting untuk kita pikirkan. Uraian yang disampaikan Samuel Zwemer dalam artikel di bawah ini menolong kita melihat bagaimana Alkitab menyatakan bahwa kematian Kristus adalah segala-galanya bagi orang Kristen. Inilah inti dan pusat dari berita keselamatan yang dibawa Kristus ketika Ia datang ke dunia. Oleh karena itu jika seorang Kristen berbahagia menjadi orang Kristen bukan karena berita keselamatan bahwa "Kristus telah mati bagiku, bagi dosa- dosaku", maka kemungkinan besar ia sedang salah mengerti tentang kekristenan. Mengapa demikian? Silakan membaca artikel berikut ini. SELAMAT MERAYAKAN HARI KEMATIAN DAN KEBANGKITAN KRISTUS! In Christ, Catatan: Dear e-Reformed Netters, Salam sejahtera, Artikel yang ingin saya bagikan kali ini mungkin agak lain dari biasanya. Tidak ada analisa teologis, yang ada adalah pengamatan sederhana (bahkan terkesan lambat) tentang hidup Kristen yang jujur. Sangat penting bagi kita untuk introspeksi ke dalam diri sendiri, khususnya para pelayan Tuhan yang aktif melayani Tuhan, betulkah hidup bak "Kitab yang Terbuka" itu menjadi salah satu ciri khas hidup Kristen kita, sebagaimana hal itu menjadi Trademark Tuhan? Artikel ini diambil dari buku "Trademark Tuhan" karangan George Otis Jr. Untuk menolong kita mengerti seluruh buku itu, maka berikut ini saya kutipkan Prakata bukunya: "Saya sering mengajukan pertanyaan kepada para pemirsa Kristen, apa yang perlu dibawa oleh seseorang, jika ia ingin memancing perhatian kawanan Winnie the Pooh (beruang kartun dari Walt Disney - red) yang lucu. Jawab mereka dengan cepat dan pasti: "Madu -- dan bila perlu dua atau tiga panci!". Sayangnya ketika para pendengar yang sama ditanya apa yang diperlukan untuk menarik hadirat Allah, jawaban mereka jauh dari mantap. Barangkali doa? Mungkin penyembahan? Atau kekudusan? Jawaban- jawaban yang tidak mengandung kepastian tersebut menunjukkan bahwa kita sesungguhnya lebih mengenal tokoh beruang kartun daripada karakter Bapa kita yang di sorga. Buku ini berusaha untuk mengubah ketidak-akraban kita terhadap sifat ilahi, dengan menyoroti tujuh karakteristik (atau Trademark) Tuhan yang menonjol -- otoritas, kejujuran, kerendahan hati, kasih, kreativitas, produktivitas, dan kesabaran. Karakter-karakter ini tidak hanya menunjukkan kepada kita seperti apa Bapa itu, tetapi juga apa yang akan terjadi terhadap diri kita jika kita mengizinkan hadirat-Nya meresap dalam hidup dan pelayanan kita." Nah, Anda tertarik untuk membaca buku ini? Baca terlebih dulu artikel di bawah ini. In Christ, Bagaimana penggembalaan gerejawi di Asia menghadapi tendensi perkembangan gereja dan masyarakat abad ke-21? Berikut adalah bagian kedua dari artikel Jemaat-jemaat Kristus di Asia Melintasi Abad Ke-21. Bagaimana penggembalaan gerejawi di Asia menghadapi tendensi perkembangan gereja dan masyarakat abad ke-21? Ladang pelayanan penggembalaan gereja Asia adalah negara-negara di Asia, maka sebelum membicarakan bagaimana menyusun strategi penggembalaan gerejawi di Asia dalam menghadapi tendensi perkembangan gereja dan masyarakat abad ke-21, perlu meninjau kembali prinsip dan strategi perkembangan sejarah tiap suku bangsa, sambil juga meninjau bagaimana pemimpin-pemimpin negara di Asia merancangkan rencana pembangunan negara untuk masa mendatang. Selain itu, yang terpenting adalah cara-cara Allah. Penguasa sejarah dalam menangani segala perkara dengan benar, yang tercantum dalam Alkitab itu perlu didiskusikan dan dipanuti sebagai strategi yang terbaik. Komentar |
Kunjungi Situs Natalhttps://natal.sabda.org Publikasi e-Reformed |