Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Kategori UtamaDear e-Reformed Netters, Salomo menuliskan dalam Amsal 18:21, "Hidup dan mati ada di dalam kuasa lidah ...." Dalam catatannya, seorang penafsir Alkitab, Matthew Henry menuliskan tentang ayat ini sebagai berikut: "Orang bisa berbuat banyak kebaikan, atau banyak kejahatan, baik kepada orang lain maupun kepada dirinya sendiri, sesuai dengan bagaimana ia menggunakan lidahnya. Banyak orang membawa kematian pada dirinya sendiri karena lidah yang keji, atau kematian pada orang lain karena lidah yang palsu. Dan, sebaliknya, banyak orang telah menyelamatkan nyawanya sendiri, atau mendatangkan penghiburan bagi dirinya dengan lidah yang bijaksana dan lembut, dan menyelamatkan nyawa orang lain dengan kesaksian atau doa syafaat tepat pada saat yang dibutuhkan. Jika dengan perkataan kita akan dibenarkan atau dihukum, hidup dan mati tidak diragukan lagi, dikuasai lidah." Ya, jika tidak dikendalikan dalam hikmat Tuhan, lidah dapat membawa kutuk dan kematian bagi banyak orang. Betapa besarnya kuasa yang Tuhan berikan melalui perkataan dan lidah. Tuhan memberikan Firman, yaitu perkataan-Nya sendiri, bagi manusia. Perkataan Tuhan penuh kuasa dan kekal. Perkataan-Nya akan menghakimi, bahkan menyakiti, tetapi perkataan-Nya pulalah yang akan memulihkan dan membangun. Perkataan-Nya menentukan dan menetapkan segala sesuatu di seluruh jagad raya. Ketika Ia berfirman, jadilah sesuatu. Bagi orang yang sudah ditebus, perkataan yang keluar dari mulutnya adalah perkataan yang mencerminkan Tuhan, sehingga menyatakan kebenaran Ilahi. Sajian edisi e-Reformed bulan ini yang berjudul, "TETAPLAH DI DALAM FIRMAN" akan menolong kita menggunakan lidah kita dengan bijak, karena akan dijelaskan mengapa lidah dan perkataan kita begitu penting. Selamat menyimak. Kiranya kita boleh menggumuli hal sederhana, tetapi begitu penting ini, sehingga kita bisa memiliki kerendahan hati untuk terus mau diajar oleh Roh Kudus dan semakin bijak dalam memakai lidah kita. Soli Deo Gloria!
Dear e-Reformed Netters, Kelahiran Sang Anak Allah yang dijanjikan melalui rahim manusia adalah keunikan terbesar yang disaksikan oleh surga dan seluruh alam raya. Bagaimana tidak? Saat itu, kita dapat melihat Sang Allah kekal yang tidak terbatas itu membatasi diri-Nya dalam sesosok daging dan tubuh manusia. Dia hadir dalam sejarah umat manusia, bahkan harus menundukkan diri di bawah hukum-Nya. Dia lahir dengan cara yang sama seperti manusia mana pun, yaitu melalui rahim seorang wanita, yang telah ditentukan oleh Allah. Dia dikandung dan dilahirkan dari seorang wanita yang masih benar-benar perawan. Tentu hal ini menjadi gejolak bagi dunia karena kejadian ini tidak alamiah dan menentang hukum sebab akibat alam. Banyak orang pada saat itu meragukan berita ini karena fakta seharusnya tidaklah demikian. Namun, sejak zaman Yesaya telah dinubuatkan bahwa akan ada kelahiran yang terjadi melalui seorang perawan (Yesaya 7:14). Bahkan, dalam kitab Kejadian pun, berita tentang kelahiran-Nya telah dikabarkan. Pada edisi kali ini, redaksi e-Reformed secara khusus menyajikan sebuah artikel bertema kelahiran Kristus melalui anak dara. Ada beberapa isu yang mencoba menjelaskan bahwa bila Kristus lahir dari seorang anak dara, hal itu adalah sebuah kebohongan, bahkan mitos. Tentu saja, hal ini adalah kekeliruan besar karena bertolak belakang dengan kebenaran Alkitab yang kita percayai. Sudah semestinya setiap kita, orang percaya, turut bertanggung jawab menjelaskan dan menyampaikan kabar kebenaran Natal kepada mereka yang belum mengetahui atau bahkan menolaknya. Artikel berikut akan secara khusus memberikan penjelasan tentang fakta kelahiran Kristus melalui seorang anak dara dari sisi sejarah. Segenap redaksi e-Reformed mengucapkan "Selamat merayakan Natal kepada seluruh pembaca e-Reformed. Soli Deo Gloria!"
Dear e-Reformed Netters, Banyak keberatan yang diajukan oleh para kritikus kepada John Calvin yang menyudutkan pemikiran-pemikirannya sebagai "anti-inerrancy". Namun, benarkah Calvin demikian? Benarkah dia menolak kebenaran mutlak Alkitab? Dalam edisi ini, kita akan melihat lanjutan pembahasan dari edisi bulan lalu. Edisi lanjutan ini akan membahas tentang asumsi/dugaan 5 enigma (kebingungan) yang akan diajukan oleh para kritikus kepada Calvin jika memang benar ia tidak mengakui doktrin inerrancy, dan bagaimana kesimpulan penulis terhadap hal ini. Selamat membaca. Kiranya kita boleh belajar untuk semakin kritis dalam mengerti kebenaran Alkitab.
Dear e-Reformed Netters, Bulan ini adalah bulan Reformasi Gereja. Untuk memperingatinya, edisi e-Reformed kali ini menyajikan sebuah artikel yang mengupas satu isu penting yang menimpa salah satu reformator gereja dalam kiprahnya sebagai penafsir dan pengkhotbah yang alkitabiah. Tokoh yang saya maksud adalah John Calvin, "a man of the Bible", julukan yang cukup pantas diberikan kepadanya, seorang pemikir dan pengkhotbah Kristen yang mendobrak banyak kekeliruan gereja Roma Katolik semasa hidupnya hingga pertengahan abad ke-16. Banyak hal yang sudah ia kerjakan sebagai pelayan Tuhan terutama dalam penyelidikan teks Alkitab. Karya-karya yang dikerjakan John Calvin semasa hidupnya menjadi salah satu referensi penting yang digunakan oleh banyak pemikir Kristen dan teolog modern untuk menyelidiki Alkitab. Ia memakai sebagian besar waktu hidupnya untuk menguraikan dan menjelaskan banyak buku dalam kitab suci. Tak hanya itu, sejarah gereja juga mencatat bahwa John Calvin telah berkhotbah ratusan kali di hadapan banyak orang. Seluruh tema khotbahnya dipusatkan pada pentingnya Alkitab dan manfaat pengajaran Alkitab. Namun, ia juga tidak luput dari tuduhan beberapa kritikus kristen yang menyatakan bahwa ia menolak doktrin "ineransi Alkitab". Kita akan melihat bersama kilas kehidupan sang reformator dan konflik yang dihadapinya dalam menegakkan iman Kristen. Karena artikel ini cukup panjang, redaksi membagi menjadi dua bagian. Bagian selanjutnya akan dipublikasikan dalam edisi e-Reformed bulan November. Selamat membaca. Soli Deo Gloria!
Dear e-Reformed Netters, Injil yang utuh adalah Injil yang sepenuhnya diberitakan melalui kebenaran Alkitab, sumber utama bagi jiwa yang haus untuk dapat menemukan Kristus dan Roh Kudus, di luar itu tidak ada jalan lain. Dalam edisi kali ini, redaksi e-Reformed menyajikan sebuah artikel yang bertajuk tentang Alkitab dan Injil. Kita akan belajar dari Paulus, sang misionaris besar yang mengawali berdirinya banyak gereja dan gerakan penginjilan di Eropa. Kiranya kita boleh semakin terbeban untuk memberitakan Injil Kristus kepada setiap jiwa yang Tuhan percayakan untuk kita Injili. Soli Deo Gloria!
Komentar |
Kunjungi Situs Natalhttps://natal.sabda.org Publikasi e-Reformed |