Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Tetaplah di Dalam Firman
Editorial:
Dear e-Reformed Netters, Salomo menuliskan dalam Amsal 18:21, "Hidup dan mati ada di dalam kuasa lidah ...." Dalam catatannya, seorang penafsir Alkitab, Matthew Henry menuliskan tentang ayat ini sebagai berikut: "Orang bisa berbuat banyak kebaikan, atau banyak kejahatan, baik kepada orang lain maupun kepada dirinya sendiri, sesuai dengan bagaimana ia menggunakan lidahnya. Banyak orang membawa kematian pada dirinya sendiri karena lidah yang keji, atau kematian pada orang lain karena lidah yang palsu. Dan, sebaliknya, banyak orang telah menyelamatkan nyawanya sendiri, atau mendatangkan penghiburan bagi dirinya dengan lidah yang bijaksana dan lembut, dan menyelamatkan nyawa orang lain dengan kesaksian atau doa syafaat tepat pada saat yang dibutuhkan. Jika dengan perkataan kita akan dibenarkan atau dihukum, hidup dan mati tidak diragukan lagi, dikuasai lidah." Ya, jika tidak dikendalikan dalam hikmat Tuhan, lidah dapat membawa kutuk dan kematian bagi banyak orang. Betapa besarnya kuasa yang Tuhan berikan melalui perkataan dan lidah. Tuhan memberikan Firman, yaitu perkataan-Nya sendiri, bagi manusia. Perkataan Tuhan penuh kuasa dan kekal. Perkataan-Nya akan menghakimi, bahkan menyakiti, tetapi perkataan-Nya pulalah yang akan memulihkan dan membangun. Perkataan-Nya menentukan dan menetapkan segala sesuatu di seluruh jagad raya. Ketika Ia berfirman, jadilah sesuatu. Bagi orang yang sudah ditebus, perkataan yang keluar dari mulutnya adalah perkataan yang mencerminkan Tuhan, sehingga menyatakan kebenaran Ilahi. Sajian edisi e-Reformed bulan ini yang berjudul, "TETAPLAH DI DALAM FIRMAN" akan menolong kita menggunakan lidah kita dengan bijak, karena akan dijelaskan mengapa lidah dan perkataan kita begitu penting. Selamat menyimak. Kiranya kita boleh menggumuli hal sederhana, tetapi begitu penting ini, sehingga kita bisa memiliki kerendahan hati untuk terus mau diajar oleh Roh Kudus dan semakin bijak dalam memakai lidah kita. Soli Deo Gloria!
Edisi:
Edisi 185/Februari 2017
Isi:
Pekerjaan Firman itu melantik kehidupan Kristen dan juga menopang perkembangannya. Lidah saya terus-menerus dibersihkan dan diubah oleh (bila saya diperkenankan menyatakannya) apa yang berasal dari lidah Allah. Ketika hati mendengar firman Allah itu berulang kali dengan telinga yang terbuka, hati itu diperbarui dan mulai menghasilkan lidah yang diubahkan. Prinsipnya adalah ini: apa yang keluar dari mulut kita semakin lama semakin ditentukan oleh apa yang keluar dari "mulut Allah". Penyucian lidah adalah pekerjaan di dalam kita yang didorong oleh firman Allah yang datang kepada kita pada saat kita mendengarnya dan mendiami kita pada saat kita menerimanya. Ini adalah "rahasia" bagaimana Tuhan Yesus sendiri menggunakan lidah-Nya. Matius memandang Tuhan Yesus sebagai penggenapan nubuat dari Nyanyian Sang Hamba yang pertama dalam paruh kedua nubuat Yesaya:
Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak
dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya. (Mat. 12:19-20, mengutip Yes. 42:2-3) Jika kita bertanya bagaimana ini bisa terjadi dalam hidup-Nya, jawabannya ditemukan dalam Nyanyian Sang Hamba yang ketiga:
Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku
lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. (Yes. 50:4-6) Pertolongan tunggal yang paling penting untuk kemampuan saya menggunakan lidah saya untuk kemuliaan Yesus ialah membiarkan firman Allah tinggal di dalam saya dengan begitu kaya sehingga saya tidak dapat berbicara dengan aksen lain. Jika saya melakukan itu, hasilnya ialah "dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan Mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani .... Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah [kamu melakukan] semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita" (Kol. 3:16-17). Kebetulan (walaupun itu bukan sesuatu yang kebetulan) adalah mengapa begitu penting untuk berada di bawah pelayanan Firman di mana Kitab Suci dijelaskan dengan anugerah dan kuasa Roh Kudus. Dengan cara inilah--ya, dengan studi pribadi--maka firman Allah mulai melakukan pekerjaan rohaninya sendiri di dalam kita. Pada saat firman yang telah dibentuk di dalam mulut Allah itu kita cerna sebagai roti hidup, firman itu akan mulai membentuk pemikiran, afeksi, dan kemauan kita dengan cara yang menakjubkan. Terlalu banyak orang Kristen yang jatuh ke dalam perangkap untuk percaya bahwa Allah memberikan kelahiran baru dan pembenaran, tetapi kemudian pada intinya kita dibiarkan melakukan sisanya dengan usaha kita sendiri. Kita perlu melihat bahwa kita hidup oleh setiap firman yang datang dari mulut Allah. Firman Allah menguduskan kita. Semakin saya bangun pada pagi hari dan makan dari Kitab Suci, dan semakin saya dibanjiri dengan Firman di bawah satu pelayanan alkitabiah, maka firman Kristus semakin melakukan pekerjaan penyucian di dalam dan kepada saya, dan akibatnya, Kristus akan semakin mengajari lidah saya pada saat Dia mencetak dan membentuk saya. Ya, memang perlu usaha yang keras--tetapi itu agar "perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu". Itu adalah suatu usaha yang dapat diterima! Dalam hal ini, sebagaimana nyanyian Yesaya mengajar kita, Juru Selamat kita adalah Teladan kita, tetapi Dia bukan hanya dan terutama sebagai teladan. Sebelum menjadi teladan, pertama-tama Ia harus menjadi Juru Selamat kita. Semuanya ini merupakan bagian dari visi yang agung dari Nyanyian Sang Hamba dalam Yesaya (yang begitu berpengaruh dalam penerimaan Yesus sendiri akan Firman Allah). Bapa membuka telinga Anak-Nya; Sang Anak tidak suka memberontak. Dia bersedia "dianiaya dan ditindas". Pada saat Ia mengalami penghakiman dan hukuman itu, Ia "tidak membuka mulutnya" (Yes. 53:7). Mengapa Yesus diam saja? Apakah ada yang lebih dari ini? Tentu saja ada! Dia diam karena setiap kata yang keluar dari bibir Anda; karena setiap kata yang memberi alasan yang cukup bagi Allah untuk menghukum Anda sampai kekekalan; karena Anda telah mengutuk Dia atau gambar-Nya. Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menanggung hukuman Allah atas dosa lidah kita. Ketika Dia berdiri menghadap Imam Besar dan kursi pengadilan Pontius Pilatus, Dia menerima hukuman atas kesalahan. Akan tetapi, itu adalah kesalahan saya. Dia menanggung dosa-dosa bibir dan lidah saya dalam tubuh-Nya di kayu salib. Apakah Anda berharap agar Anda dapat mengendalikan lidah Anda dengan lebih baik? Apakah Anda ingin mengikuti teladan Yesus? Kalau begitu, pertama-tama Anda harus memahami bahwa Dia adalah Juru Selamat, dan kemudian Dia adalah Teladan. Anda perlu datang dengan kesadaran akan dosa bibir Anda, dan berkata:
Ya Allah, kasihanilah saya orang berdosa ini.
Terima kasih karena Yesus datang dan berdiam diri agar Dia dapat menanggung hukuman atas penyalahgunaan lidah saya. Dan, jika Anda mengetahui bahwa Dia telah mengambil hukuman dan murka Allah atas setiap kata Anda yang berdosa, Anda tidak dapat berbuat lain kecuali datang kepada-Nya dan mengatakan,
“Ribuan lidah bernyanyi, memuji Tuhanku.”
Dia dapat menjawab doa dan permohonan yang menyertainya,
“Sembuhkan 'ku dari dosa. lepaskan dari kesalahan dan kuasanya.“
Dan, segala kesalahan itu dapat dihapuskan! Kristus dapat membebaskan Anda dari penyalahgunaan lidah. Dan, jika Anda datang kepada-Nya dengan kesadaran akan dosa itu, Anda akan mendapati betapa mulianya Dia, Juru Selamat itu. Anda dibebaskan, walaupun belum sempurna dan mulia, sekarang lidah Anda mengucapkan pujian-Nya. Setelah dikeluarkan dari lubang dan lumpur, sekarang di bibir Anda terdapat nyanyian pujian bagi Allah Anda. Lantas, orang tidak hanya akan mendengar satu kosakata yang baru, tetapi mereka mendengar Anda berbicara dengan aksen yang berbeda. Inilah yang meninggalkan kesan abadi tentang kuasa Kristus dan perubahan oleh anugerah di dalam hidup Anda. Negara asal saya adalah Skotlandia. Saya mendapatkan status istimewa sebagai penduduk asing di Amerika Serikat. Saya mendapatkan kartu hijau. Akan tetapi, orang sering mengingatkan saya, "Anda punya aksen yang berbeda." (Artinya, salah satu hal yang menakjubkan mengenai hadirat dan pekerjaan Roh Kristus dalam berkhotbah ialah bahwa setelah 15 menit menguraikan [Firman Allah], mungkin saja orang tidak lagi memperhatikan aksen Anda dan hanya mendengar aksen-Nya.) Karena itu, karena "tersiksa" dengan suatu "aksen", ketika naik lift--dan percakapan ringan yang biasa terjadi di situ--sering memberi saya kesenangan tertentu yang jail. Ketika pintu terbuka dan saya melangkah keluar, sesekali orang berkata, "Anda punya aksen yang berbeda. Dari mana asal Anda?" Ketika saya menunggu sampai pintu hampir tertutup, saya berkata sambil tersenyum, "Columbia, Carolina Selatan," sambil menatap wajah-wajah kebingungan yang ekspresinya mengatakan, "Yang benar saja! Anda bukan dari sekitar sini, 'kan?" Ini merupakan satu perumpamaan mengenai apa yang mungkin terjadi pada umat Allah dalam cara kita menggunakan lidah kita, yang oleh anugerah Allah kita belajar berbicara dengan aksen seperti Yesus. Pada akhir hari itu, mungkin tidak banyak yang dikatakan orang kepada Anda ketika Anda berada dalam suatu ruangan, yang secara terbuka mengatakan mengenai pembicaraan Anda sebagai seorang Kristen. Sebaliknya, mungkin pertanyaan yang diajukan orang ketika Anda keluar dari ruangan itu. "Dari mana asalnya?" "Termasuk golongan apa dia?" Apakah Anda berbicara seperti seseorang yang sedikit "terdengar" seperti Yesus karena ketika Anda hancur di dalam kesadaran Anda mengenai lidah Anda yang berdosa, Anda mendapatkan pengampunan dan pembaruan di dalam Kristus, dan sekarang Firman-Nya tinggal diam dengan segala kekayaannya di dalam Anda? Pada akhir hari itu, seperti itulah kedewasaan rohani itu kelihatannya--atau kedengarannya--karena perubahan penggunaan lidah Anda. Kiranya hal itu semakin nyata pada diri kita!
Sumber:
Komentar |
Publikasi e-Reformed |