Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Progsif: Jonathan, A Man Who Knows His Calling in LifeSetelah cukup lama tidak mengikuti progsif, pada Senin, 29 Juli 2019 lalu, saya berangkat untuk menghadiri progsif bertema Jonathan, A Man Who Knows His Calling in Life (Yonatan, Seseorang yang Mengetahui Panggilannya dalam Hidup) di Hotel Adhiwangsa, Solo, bersama dengan teman-teman staf YLSA lainnya. Pembawa materi dalam seminar pembinaan iman Kristen kali ini adalah Ev. Inawaty Teddy. Beliau adalah dosen tetap di STT Reformed Indonesia untuk bidang Perjanjian Lama yang tentunya sangat menguasai topik yang beliau bawakan malam itu. Sebelum mengikuti progsif ini, sejujurnya tidak banyak yang saya ketahui tentang tokoh Yonatan selain tentang kisah persahabatannya dengan Daud. Ditambah lagi, saat membahas tentang kisah persahabatan Yonatan dan Daud pun, saya rasa sebagian besar perhatian hampir selalu lebih terpusat pada Daud daripada Yonatan, atau setidaknya, begitulah yang terlihat dari sudut pandang saya. Karena itu, saya cukup antusias untuk menghadiri progsif kali ini karena saya berekspektasi akan mendapatkan banyak pengetahuan baru dari pembahasan tentang tokoh Yonatan ini. Dan, ekspektasi saya pun terbukti benar. Dibimbing oleh Ev. Inawaty Teddy dengan cara mengajarnya yang lugas dan lengkap, ada banyak pelajaran yang bisa kami dapatkan. Dengan sangat singkat, berikut ini garis besar pelajaran dalam pembahasan tokoh Yonatan, karakter-karakternya yang patut diteladani oleh semua orang Kristen. Yonatan adalah: seorang pahlawan yang berjuang tanpa pamrih (1Sam. 13:3-4), seorang beriman yang tidak berani mendikte Allah (1Sam. 14), seorang pemimpin yang tunduk pada kehendak Allah (1Sam. 18-19), seorang sahabat yang mengasihi sahabatnya seperti dirinya sendiri (1Sam. 18 dan 20), seorang saudara seiman yang menguatkan saudaranya dalam Tuhan (1Sam. 23), seorang anak yang setia kepada ayahnya (1Sam. 14 & 31), dan seorang yang menjalankan panggilan Allah dalam hidupnya (1Sam. 31). Namun, setelah mendengarkan semua penjelasan dari Ev. Inawaty Teddy, masih ada pertanyaan yang belum terjawab dalam benak saya. "Jadi, apa panggilan Tuhan dalam hidup Yonatan? Bagaimana dia menggenapi panggilan Tuhan bagi dirinya itu?" Dan, rupanya, bukan hanya saya yang masih bertanya-tanya tentang hal itu. Terbukti dalam sesi tanya jawab, beberapa peserta lain juga mengajukan pertanyaan yang sama di antara pertanyaan-pertanyaan lainnya. Menjawab pertanyaan tersebut, Ev. Inawaty Teddy menolong kami memahami bahwa panggilan Tuhan dalam hidup Yonatan adalah untuk melepaskan jabatan raja atas Israel dengan tulus, dengan kerendahan hati yang berasal dari Allah. Panggilan hidup Yonatan juga adalah untuk mendukung Daud, orang yang sudah Allah tunjuk untuk menjadi raja atas Israel menggantikan Saul. Dan, Yonatan menggenapi panggilan ini dengan cara mengasihi Daud seperti dirinya sendiri (1Sam. 18:1), melindungi dia saat Saul ingin membunuhnya (1Sam. 20) dan menguatkan imannya dengan cara mengingatkan dia akan janji Allah (1Sam. 23:17). Dari semua yang saya pelajari malam itu, saya diingatkan untuk meninjau kembali apa yang menjadi panggilan Tuhan dalam hidup saya. Sudahkah saya menjalankan panggilan Tuhan tersebut? Atau, apakah saya masih hidup berdasarkan kehendak saya sendiri? Saya berharap pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam benak saya ini akan menuntun saya untuk terus mengevaluasi hidup saya sendiri, berjuang dengan iman untuk senantiasa hidup mengikuti kehendak Allah. Tidak diragukan lagi, Yonatan adalah salah satu tokoh Alkitab yang paling mengagumkan. Meskipun akhir hidupnya sangat tragis (1Sam. 31), tetapi kepahlawanannya, imannya, kepemimpinannya, kasihnya, kesetiaannya, ketulusannya, dan karakter-karakter baik lainnya yang dia tampilkan semasa hidupnya patut menjadi teladan bagi kita semua dalam menjalani panggilan hidup kita masing-masing. Progsif kali ini sungguh memberkati saya secara pribadi, dan saya harap juga demikian bagi para peserta yang lain. Kiranya seminar-seminar pembinaan iman Kristen semacam ini lebih sering diadakan di berbagai tempat di Indonesia dan semakin banyak orang Kristen yang tertarik untuk belajar kebenaran firman Tuhan. Kiranya menjadi berkat.
|