Apa Itu Doktrin Pemilihan?

Rencana Allah dalam Keselamatan

Tujuan akhir dari rencana Allah mencakup penebusan seluruh kosmos (Ef. 1:10) dan karenanya tidak terbatas pada umat manusia. Akan tetapi, pembaruan umat manusia adalah komponen kunci dari rencana kosmis Allah untuk mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus. Rencana Allah untuk menyelamatkan umat-Nya ditunjukkan secara menonjol dalam dua pasal pertama Efesus, khususnya Efesus 1:3-14. Dalam bahasa asli Yunani, perikop ini terdiri dari satu kalimat panjang yang terdiri dari 202 kata. Ayat-ayat ini berisi pujian yang ditujukan kepada Allah atas berkat-berkat-Nya yang diterima orang percaya dari persatuan mereka dengan Kristus; yaitu, pemilihan Allah, penebusan, warisan, dan ketekunan. Topik tentang kasih Allah yang luar biasa dalam kelahiran kembali disoroti dalam Efesus 2:4-10.

Pemilihan

Saat Paulus memulai suratnya dengan tipikal Perjanjian Lama atau gaya Yahudi tentang sanjungan pujian (eulogi), dia mendorong para pembacanya untuk meninggikan Allah karena Dia telah memberkati kita "dengan segala berkat rohani" (Ef. 1:3). Secara khusus, fokusnya adalah pada berkat-berkat rohani atau berkat-berkat yang berkaitan dengan kehidupan dalam Roh. Alasan pertama yang diberikan Paulus bagi orang percaya untuk memuji Allah adalah pilihan ilahi-Nya. Artinya, Allah layak menerima pujian kita secara khusus karena Ia telah memilih kita di dalam Kristus sebelum dunia dijadikan.

Gambar: gambar

Arti Pemilihan

Pemilihan adalah pilihan Allah atas individu-individu untuk menerima kemurahan-Nya sebelum mereka melakukan sesuatu yang baik atau buruk (Rm. 9:10-11). Itu bukanlah pilihan yang didasarkan pada (atau berdasarkan) perbuatan atau pilihan tertentu yang kita buat, tetapi semata-mata didasarkan pada anugerah Allah yang berdaulat (Rm. 9:16). Di sini, dalam Efesus, Paulus menggunakan dua kata kerja yang berbeda untuk menyampaikan gagasan ini. Ia menulis bahwa Allah "memilih" (eklegomai, Ef. 1:4) dan "menetapkan" (prooridzo, Ef. 1:5, 11) mereka yang percaya dan mengikuti Kristus. Lebih khusus lagi, Paulus menyatakan bahwa pilihan Allah atas umat-Nya berkaitan dengan mereka yang ditetapkan untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya ("untuk diadopsi," Ef. 1:5). Jadi, Paulus menekankan bahwa orang percaya harus memuji Allah karena Dia telah menetapkan mereka dari semula dan memilih mereka untuk menjadi anak-anak-Nya dan menerima semua manfaat yang diberikan oleh hak istimewa tersebut. Kata kerja menetapkan juga dapat diterjemahkan "menentukan" atau "menetapkan sebelumnya" dan muncul hanya empat kali dalam Perjanjian Baru (Kis. 4:28; Rm. 8:29, 30; 1Kor. 2:7). Dalam setiap kejadian itu mengacu pada pekerjaan Allah yang menekankan inisiatif Allah sendiri dalam pemilihan atau predestinasi.

Dasar Pemilihan

Pemilihan adalah pilihan ilahi Allah untuk memberikan kehidupan kekal kepada orang-orang berdosa tidak layak hanya berdasarkan kasih-Nya, bukan pada kebaikan mereka yang menerima kasih karunia-Nya. Itu bukan tindakan sewenang-wenang, tetapi merupakan bagian dari rencana agung keselamatan-Nya dan didasarkan pada kebijaksanaan kekal-Nya. Paulus menunjukkan bahwa Allah memilih atau menetapkan umat-Nya "dalam kasih".[1] Bahwa Allah secara berdaulat memilih umat bagi diri-Nya sendiri bukanlah berasal dari Paulus tetapi merupakan tema yang ada di seluruh Alkitab. Dalam Perjanjian Lama, Allah dengan murah hati memilih Abraham dan memberkatinya untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (Kej. 12:1-3). Kemudian, Allah memilih bangsa Israel untuk menjadi milik-Nya yang berharga, bukan karena mereka lebih besar daripada bangsa-bangsa lain atau karena kebenaran mereka, tetapi karena kasih-Nya (Ul. 7:6-8; 14:2). Demikian pula, di dalam Kristus, Allah memilih orang-orang dari semua bangsa di dunia untuk menjadi umat-Nya, suatu keputusan berdasarkan kasih-Nya yang luar biasa.

seiring bertambahnya usia, cerita-cerita hebat dapat memberi kita kilasan pengharapan untuk menopang kita melewati hari-hari yang tersulit.

Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Paulus juga menunjukkan bahwa pemilihan Allah berakar pada karya Kristus. Empat kali dalam Efesus 1:3-6 dia menghubungkan berkat-berkat dari anugerah Allah yang berdaulat, memilih Anak: kita diberkati "di dalam Kristus" (Ef. 1:3); kita dipilih "di dalam Dia" (Ef. 1:4); kita diadopsi "melalui Yesus Kristus" (Ef. 1:5); dan kita diberkati karena berada "di dalam kesukaan kehendak-Nya" (Ef. 1:5). Berkat-berkat yang kita terima dikhususkan bagi mereka yang dipersatukan dengan Kristus melalui iman, mereka yang percaya pada kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya. Kemampuan untuk memanggil Allah Bapa kita hanya dimungkinkan melalui Kristus, yang menyediakan akses kepada Bapa karena karya sempurna Kristus di kayu salib. Kristus bukan hanya penerima yang luar biasa dari kasih dan kebaikan Bapa (Kol. 1:13), tetapi melalui Anak-Nya yang terkasih kita menerima berkat-berkat-Nya. Selain itu, pekerjaan penetapan Allah dilakukan "sesuai dengan kesukaan kehendak-Nya" (Ef. 1:5). Dasar dari pilihan Allah adalah kehendak-Nya sendiri yang dilaksanakan sesuai dengan "tujuan"-Nya, atau "kesenangan-Nya", yang menunjukkan bahwa pemilihan umat-Nya adalah sesuatu yang disenangi Allah. Pilihan Allah juga dilakukan sesuai dengan "kehendak"-Nya. Allah memiliki rencana yang pasti dan tujuan penebusan untuk mengadopsi pendosa yang tidak taat ke dalam keluarga-Nya.

Waktu Pemilihan

Menariknya, Paulus menunjukkan bahwa waktu pemilihan orang percaya adalah "sebelum dunia dijadikan" (Ef. 1:4). Frasa ini juga muncul dalam Yohanes 17:24 (mengacu pada kasih Bapa kepada Anak "sebelum dunia dijadikan") dan 1 Petrus 1:20 ("[Kristus] sudah dipilih sebelum dunia diciptakan, tetapi Dia baru dinyatakan pada zaman akhir ini demi kamu"). Di sini, di Efesus, pemilihan Allah terjadi sebelum waktu dan penciptaan. Pengaturan waktu Allah menekankan bahwa pilihan ini didasarkan pada tujuan kedaulatan Allah dan bukan jasa manusia. Paulus menyatakan dalam Roma 9 bahwa Allah memilih Yakub daripada Esau "meskipun [si kembar] belum lahir dan tidak melakukan sesuatu yang baik atau buruk -- agar tujuan pemilihan Allah dapat berlanjut, bukan karena perbuatan, tetapi karena Dia yang memanggil" (Rm. 9:11).

Tujuan Pemilihan

Kasih dan anugerah pemilihan Allah memiliki tujuan. Paulus menulis bahwa Allah memilih kita agar "kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya" (Ef. 1:4; bandingkan Kol. 1:22). Mereka yang memiliki hak istimewa terpilih untuk menerima kasih karunia Allah memiliki tanggung jawab untuk hidup sesuai dengan firman Allah. Penebusan memiliki tujuan ilahi dan hasil yang diinginkan. Allah tidak hanya ingin mengampuni dosa-dosa kita, tetapi juga mengubah kita menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya yang terkasih (Rm. 8:29-30). Ketika Allah memilih umat-Nya, mereka tidak suci dan bercela. Mereka pantas menerima penghakiman dan murka-Nya. Karena kasih-Nya yang besar dan anugerah pilihan-Nya, Ia memilih kita, dan melalui kuasa Roh Kudus yang berdiam, sedang mengubah pikiran dan perbuatan umat-Nya. Pada akhirnya, semua tujuan Allah dalam pemilihan dilakukan "untuk memuji kasih karunia-Nya yang mulia" (Ef. 1:6). Pengulangan ini juga kemudian digaungkan dalam Efesus 1:12 dan Efesus 14 ("untuk memuji kemuliaan-Nya"), menunjukkan bahwa tujuan Allah adalah untuk membuat nama-Nya besar melalui rahmat-Nya yang besar, yang Ia limpahkan kepada orang-orang berdosa yang tidak layak.

Catatan:

[1] Meskipun mungkin bahwa "dalam kasih" mengubah apa yang mendahului ("suci dan tak bercela di hadapan-Nya dalam kasih," NKJV, NRSV), lebih mungkin bahwa itu mengubah apa yang mengikuti ("Dalam kasih Dia menetapkan kita," ESV , CSB, NASB, NIV) karena fokus khotbah adalah pada karya Allah memberkati umat-Nya.

(t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Crossway
Alamat situs : https://crossway.org/articles/what-is-the-doctrine-of-election
Judul asli artikel : What Is the Doctrine of Election?
Penulis artikel : Benjamin L. Merkle

Komentar