DVD Library SABDA Anak 1.2

Telah hadir produk terbaru Yayasan Lembaga SABDA berupa DVD "Library SABDA Anak 1.2", yang memuat 10.000+ bahan pelayanan anak. selengkapnya...»

Perspikuitas dan Holoskopositas Alkitab

Editorial: 

Dear e-Reformed Netters,

Edisi e-Reformed April akan mengajak Anda memikirkan tentang kekhasan doktrin Reformed mengenai Alkitab, khususnya seputar inspirasi. Tulisan yang kami sajikan ini diambil dari buku yang berisi kumpulan transkrip artikel oleh Pdt. Dr. Joseph Tong, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologia Bandung.

Kiranya melalui pemikiran yang dibagikan oleh Dr. Joseph Tong ini kita semakin mengerti pentingnya menerima Alkitab sebagai firman Allah, dalam keseutuhannya, sehingga tidak ada celah yang membuat kita meragukan Alkitab dari sisi/sudut pandang apapun. Dengan demikian, kita dimungkinkan menikmati kebenaran Alkitab yang membawa kepada pengenalan kepada Allah dengan sepuas-puasnya.

Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Yulia Oeniyati
< yulia(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >

Penulis: 
Dr. Stephen Tong
Edisi: 
127/April 2012
Tanggal: 
2 Mei 2012
Isi: 

Perspikuitas dan Holoskopositas Alkitab

Alkitab

Banyak literatur yang berbicara tentang pengertian teori inspirasi Kristen. Sebagian besar dari literatur tersebut menekankan pada penggambaran Doktrin Inspirasi dalam konteks pewahyuan Allah. Inspirasi pada dasarnya adalah sebuah bentuk khusus dari wahyu ilahi, di mana Allah melakukan sebuah tindakan pengakomodasian, dengan membiarkan kebenaran-Nya yang absolut dan tidak terbatas, menjadi sebuah bentuk yang terbatas dan relatif dalam ekspresi bahasa manusia. Di dalam pengertian semacam itu, Roh Kudus bekerja secara misterius di dalam hati para hamba -- ya yang terpilih, mengangkat individualitas dan kemampuan khusus mereka, untuk merekam wahyu Allah. Sedangkan Roh Kudus "menghidupi" tulisan tersebut, sehingga tulisan tersebut membawa tanda inspirasi. Roh Kudus juga bekerja di dalam hati orang-orang percaya dan gereja dalam bentuk sebuah kesaksian internal (testimonium intern), yang menuntun gereja dan umat-Nya dalam proses kanonisasi, untuk menerima tulisan-tulisan yang telah diinspirasikan sebagai firman Allah dalam bahasa manusia. Pendapat ini dapat disimpulkan dan disingkat dalam hal-hal berikut ini.

Inspirasi Alkitab adalah organik, bukan mekanik atau sesederhana inspirasi literal, seperti penulis-penulis literatur secara umum.

Inspirasi Alkitab bersifat mandat penuh, bukan sebagian. Dengan kata lain, inspirasi melingkupi totalitas keseluruhan Alkitab. Semua dan setiap bagian dari Alkitab merupakan karya Allah melalui pekerjaan Roh Kudus, yang diselesaikan pada saat, tempat, serta latar belakang budaya yang berbeda. Roh Kudus bergerak dan menuntun hamba-hamba Allah untuk menyelesaikan semua tulisan dengan satu tema, dalam keharmonisan, tanpa konflik atau kontradiksi.

Inspirasi Alkitab dilakukan secara verbal. Kepercayaan ini meneguhkan bahwa inspirasi Allah adalah dalam bentuk bahasa manusia, dan itu merupakan bahasa Alkitab. Sekalipun muncul dalam banyak budaya dan sejarah yang berbeda, akan tetapi saling terikat dan terhubung satu dengan yang lainnya di dalam pekerjaan Roh Kudus.

Inspirasi Alkitab adalah inerrant (tidak dapat bersalah) dan sempurna. Itu merupakan catatan manusia tentang kebenaran Allah sampai keselamatan, kebenaran, kepastian, ketidakberubahan, serta nilai yang paling tinggi. Alkitab tidak pernah menggagalkan umat-Nya.

Singkatnya, inspirasi dari Alkitab bukan merupakan bentuk pendiktean, atau melihat para penulis sebagai sebuah pena dalam tangan Allah. Mereka adalah para hamba Allah yang sederhana dan jujur, yang dipanggil dan dipilih dalam anugerah Allah, di mana Roh Allah datang kepada mereka, menggunakan kecerdasan, kemampuan, dan kepribadian, untuk menuliskan wahyu Allah yang telah diberikan kepada mereka. Mereka menuliskannya dalam bentuk kata-kata bagi umat-Nya di sepanjang generasi. Alkitab merekam apa yang dinyatakan serta meneguhkannya di bawah pemeliharaan yang ilahi, untuk menjadi warisan gereja.

Berdasarkan asumsi semacam itulah kita melihat Alkitab secara serius. Sekalipun kita tidak mengambil Alkitab sebagai dasar yang absolut bagi iman, tetapi kita tetap dengan serius harus menegaskan bahwa tanpa Alkitab, tidak mungkin ada kebenaran dan pengetahuan yang komprehensif tentang Allah dan wahyu Allah. Hal ini berada dalam konteks wahyu Allah yang khusus; Allah memberi kita Kristus dan Alkitab. Karena alasan inilah, gereja tidak hanya percaya bahwa Alkitab adalah firman yang menyaksikan Kristus serta membawa manusia kepada Kristus, tetapi benar-benar adalah firman Allah -- firman Allah yang hidup dari Allah yang hidup!

Berdasarkan penekanan iman kita yang semacam itulah, kita melihat ada dua karakteristik unik dari Alkitab yang tidak dimiliki oleh kanon atau kitab iman yang lainnya, yaitu perspicuity (sifat Alkitab yang jelas dan menjelaskan diri sendiri) dan holoscopicity (sifat Alkitab yang utuh).

gereja tidak hanya percaya bahwa Alkitab adalah firman yang menyaksikan Kristus serta membawa manusia kepada Kristus, tetapi benar-benar adalah firman Allah -- firman Allah yang hidup dari Allah yang hidup!

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Kejelasan Alkitab

Sekalipun Alkitab bukan merupakan keseluruhan dari wahyu Allah, Alkitab merupakan penyataan diri Allah dalam bentuk yang tertulis, yang diselesaikan melalui karya inspirasi. Alkitab merupakan wahyu yang berisi kebenaran yang jelas (conspicuity) dan tajam (perspicuity). Conspicuity artinya wahyu yang sangat jelas, yang merupakan sebuah penyataan yang didampingi oleh wahyu umum dalam ciptaan, yang menyaksikan kuasa yang mulia, kemurahan yang absolut, serta ketuhanan Allah. Perspicuity berarti bahwa wahyu bertujuan untuk memberi manusia hikmat dan pengetahuan yang cukup tentang Allah untuk keselamatan. Dalam konteks perspicuity dari Alkitab, manusia berseru dalam ketaatan bahwa, "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini." (Ulangan 29:29)

Berdasarkan keyakinan terhadap perspicuity Allah, kita percaya bahwa manusia yang tidak berpendidikan, atau buta huruf sekalipun, akan dapat mengerti dengan baik wahyu Alkitab dan mendapatkan pengetahuan tentang Allah ke arah kebenaran dan keselamatan. Sebaliknya, orang yang berpendidikan baik, tidak akan menghabiskan pengetahuan tentang Allah dengan membaca Alkitab bagi dirinya sendiri. Bagi mereka yang merindukan Allah di dalam Roh, mereka akan menemukan kepuasan di dalam firman Allah dalam Alkitab, sehingga tidak ada kebutuhan untuk wahyu khusus di luar Alkitab.

Perspicuity Alkitab menggambarkan kesenangan Allah untuk mengundang anak-anak-Nya, agar dapat menerima pernyataan diri-Nya dalam Alkitab, sehingga mereka dapat menikmati keindahan yang tidak pernah berakhir dari kebenaran dan kuasa firman-Nya, dan menjadi puas di dalam Alkitab dan semua yang ada di dalamnya. Gagasan perspicuity ini disempurnakan dalam pengertian holoscopicity dari Alkitab, yang dijelaskan sebagai berikut:

Kesatuan Alkitab

Kata holoscopicity berasal dari pelajaran fisika, biologi, dan fotografi. Kata ini secara umum disebut dengan holography. Kata ini mengacu pada kenyataan bahwa bagian-bagian tubuh mewakili seluruh tubuh. Seperti sebuah gambar holographic, bahkan bagian yang paling kecil sekalipun mengandung gambar secara keseluruhan, ketika observasi dipresentasikan. Hal ini juga berlaku dalam ilmu fisika, biologi, arkeologi, dan astronomi. Seorang peneliti mendapat pengetahuan biologi secara keseluruhan melalui memelajari sel-sel, bahkan melalui satu gen di dalam sel; atau spesialis pohon dapat mengetahui kondisi pohon hanya dengan memelajari daunnya; seorang arkeologis dapat menarik kesimpulan tentang kehidupan manusia kuno dengan hanya memiliki satu buah gigi, sebatang tulang atau fosil; seorang astronomologis dapat memiliki pengetahuan tentang alam semesta dengan mengobservasi mikrosom dalam hubungannya dengan makrosom, dan seterusnya. Bisa dikatakan bahwa holoscpicity merupakan salah satu asumsi dasar bagi semua peneliti ilmu pengetahuan.

Alkitab adalah Firman Allah yang Jelas

Kita percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah, bukan merupakan sebuah kumpulan dari `kata-kata` Allah. Dengan kata lain, seluruh pesan Alkitab dapat dilihat dari bagian-bagiannya, sebaliknya totalitas dari bagian-bagian tersebut adalah firman Allah. Dengan kerangka pengertian semacam ini, kita mengambil posisi sebagai berikut:

Teks Alkitab Tidak Dapat Dimengerti di Luar Konteksnya

Mengambil pesan Alkitab keluar dari konteks merupakan sebuah tindakan egois dari ketidakpercayaan, serta pemberontakan terhadap kebenaran. Konsekuensinya adalah penghancuran diri sendiri. Seseorang yang melakukan hal tersebut, secara langsung akan menemukan bahwa dia memiliki pola pikir yang kontradiktif tanpa penyelesaian. Jalannya buntu dan menjadi lebih sempit serta ke arah penghancuran diri sendiri. Ini merupakan peringatan yang jelas bagi para ekstremis dan bidat dalam kekristenan.

Jaminan Pengetahuan yang Cukup akan Kebenaran

Menjawab pertanyaan tentang sejauh mana pengetahuan seseorang tentang Alkitab dan kebenaran alkitabiah akan menjamin keselamatannya? Kita harus menjawab pertanyaan ini dalam terang holoscopicity Alkitab. Pertanyaan tersebut pada dasarnya tidak mengarah pada hal yang sifatnya kuantitatif dari pengetahuan tentang kebenaran, akan tetapi kualitatif tentang kepastian dari kebenaran. Ketika kita mengetahui bahwa Alkitab adalah firman Allah, sehingga bagian yang paling kecil, bahkan satu kata dari Alkitab, adalah firman Allah secara keseluruhan. Dengan kata lain, holoscopicity dari Alkitab meyakinkan bahwa kapan pun seseorang mendengarkan firman Allah, apabila Roh Kudus membuka hati dan pikirannya, dia dimampukan untuk percaya dan diselamatkan di dalam Kristus, menuju kehidupan yang kekal (Kisah Para Rasul 16:13-15). Holoscopicity Alkitab meyakinkan kita akan pengetahuan tentang kebenaran yang mengarah pada keselamatan, bahkan dengan menguraikan hanya satu kata dalam Alkitab.

Kerinduan Umat Allah dan Kepuasan Mereka

Holoscopicity Alkitab meyakinkan bahwa sekali kita membaca, maka kita akan selalu merasa haus akan kebenaran. Alkitab menuntun kita untuk mencari kebenaran, untuk meninggalkan doktrin yang dangkal dan masuk ke dalam kesempurnaan (Ibrani 6:1). Ini adalah alasan mengapa ketika seseorang mulai membaca Alkitab, dia akan menemukan kesukaan dalam pembacaannya, dan terdorong ke dalam usaha yang tidak pernah berakhir untuk mengejar dan mencari kehendak Allah, sampai akhirnya dia menjadi puas di dalam Kristus (Filipi 3:12).

Keharusan Prinsip-Prinsip Hermeneutika

Arus utama teologi ortodoks mengasumsikan bahwa prinsip dasar hermeunetika diekspresikan dalam formula Scriptura Scripturae interpres. Prinsip ini telah dimengerti secara luas dan diterapkan oleh orang-orang injili ketika mereka mengutip ayat Alkitab. Akan tetapi, apabila kita memahami makna dari holoscopicity Alkitab, maka prinsip Scriptura Scripturae interpres harus dimengerti dalam prinsip Alkitab menafsirkan dirinya sendiri. Di atas penekanan semacam itulah, kita dapat melihat koherensi dan saling keterkaitan dari setiap bagian Alkitab, dan melihat bagaimana semua bagian bertemu menjadi sebuah tema sentral. Berdasarkan asumsi kesatuan organik dari Alkitab yang semacam itulah, Allah telah memelihara kontinuitas, kesatuan, dan kelengkapan Alkitab. Kemudian kita memiliki keberanian untuk bersaksi tentang kesetiaan Allah yang pasti dengan mengatakan, "...dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN" (Yeremia 23:28).

Wahyu yang Sempurna dan Keseluruhan Inspirasi Allah

Bible

Seperti yang telah kita katakan, sekalipun Alkitab bukan merupakan wahyu Allah secara keseluruhan, akan tetapi itu merupakan penyataan Allah yang lengkap, yang diberikan kepada kita melalui inspirasi. Ini merupakan pengakuan iman gereja bagi semua generasi, untuk menerima Alkitab sebagai sebuah kanon yang tertutup. Berdasarkan pengakuan semacam itulah, gereja menolak segala macam tulisan di luar Alkitab sebagai kanon yang memiliki otoritas atau yang dapat digunakan sebagai fondasi bagi iman dan praktik kristiani.

Menurut pendapat Agustinus, kita menyadari bahwa gereja memerlukan iluminasi untuk mengerti kebenaran Alkitab, sekalipun wahyu atau karya iluminasi serta inspirasi lainnya dapat dipertimbangkan, khususnya bagi pemupukan rohani pribadi dan instruksi di dalam gereja. Akan tetapi, mereka tidak pernah diberlakukan sebagai fondasi atau arah iman gereja. Konsep ini merupakan konsekuensi dari penekanan sifat yang lengkap dari perspicuity dan holoscopicity Alkitab. Alkitab sebagai kanon yang tertutup sangat jelas. Oleh karena itu, kita tidak memerlukan wahyu lainnya, baik itu personal maupun komunal, untuk melengkapi iman berdasarkan sifat holographic dari setiap bagiannya. Seseorang yang gagal untuk menghargai holoscopicity Alkitab, pasti mengalami kegagalan untuk membuka pintu bagi kebenaran itu sendiri.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, teologi dalam pendekatan Reformed menyatakan bahwa Alkitab merupakan wahyu khusus yang diberikan Allah bagi gereja dalam bentuk inspirasi, di mana Allah menyatakan diri-Nya sendiri dan mengizinkan pernyataan diri-Nya direkam dalam bahasa manusia dalam bentuk tulisan. Alkitab merupakan wahyu khusus, firman Allah yang dikomunikasikan kepada kita dalam bahasa manusia, yang telah melewati proses kanonisasi, dan meliputi juga pemeliharaan melalui kesaksian internal dari Roh Kudus. Gereja menerima Alkitab sebagai kanon tertutup bagi semua gereja, di mana saja dan kapan saja. Alkitab juga merupakan satu bentuk wahyu Allah yang umum, yang merupakan hikmat yang terbaik dan literatur yang paling indah di seluruh dunia dan tidak ada duanya.

Di samping itu, konteks dari pengertian wahyu khusus dalam keselamatan adalah meneguhkan bahwa Alkitab merupakan anugerah Allah yang khusus. Alkitab merupakan buku yang kudus, yang diberikan Allah bagi umat-Nya. Di bawah karya dari Roh Kudus dan dalam bentuk kesaksian internal, gereja dituntun untuk mengonfirmasikan keotentikannya, serta menyatakan bahwa ia merupakan kanon yang tertutup, untuk dibaca dan dinikmati bagi anak-anak-Nya. Untuk itu Alkitab merupakan sesuatu yang diterima sebagai doktrin, teguran, koreksi, serta instruksi dalam kebenaran, bahwa umat Allah harus menerima lengkap sepenuhnya bagi setiap pekerjaan baik (2 Timotius 3:16), ... untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci (Roma 15:4), ... sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu (2 Petrus 1:19). Untuk alasan semacam inilah, di bawah jaminan penuh dari "perspicuity" dan "holoscopicity" Alkitab, kita harus seperti orang Berea, menerima firman dengan segenap kesiapan, serta menyelidiki Kitab Suci setiap hari (Kisah Para Rasul 17:11).

Tulisan ini telah dimuat dalam Jurnal Teologi STULOS 2/1, STT Bandung, Mei 2003, Hal. 113-120

Audio: Perspikuitas dan Holoskopositas Alkitab

Sumber: 

Diambil dari:

Judul buku :Keunggulan Anugerah Mutlak: Kumpulan Refleksi Teologis Tentang Iman Kristen
Judul artikel:Perspikuitas dan Holoskopositas Alkitab
Penyusun :Dr. Joseph Tong
Penerbit :Sekolah Tinggi Teologia Bandung, 2006
Halaman :85 -- 93

Kumpulan Bahan Paskah dari YLSA

Apakah Anda sedang bingung mempersiapkan acara Paskah di gereja, persekutuan, atau komunitas Anda? Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) < http://www.ylsa.org > menyediakan sejumlah sumber bahan Paskah pilihan dan alkitabiah untuk membantu Anda menemukan pengetahuan Alkitab dan inspirasi untuk menyambut Paskah. selengkapnya...»

10 Nubuat yang Terjadi Pada Hari Kristus Disalibkan (Yohanes 19:28)

Editorial: 

Dear e-Reformed Netters,

Kami yakin Anda sudah mulai mempersiapkan diri untuk merayakan Paskah, salah satu hari besar yang dirayakan oleh umat Kristen di seluruh dunia. Memang hari Natal sering dirayakan lebih meriah dibandingkan hari Paskah. Tetapi makna kematian dan kebangkitan Kristus merupakan inti terbesar dari keselamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Mengapa?

Saya ingin mengutipkan kata-kata DR. Pdt. Stephen Tong dalam transkrip seminarnya yang berjudul "7 Perkataan Salib": "Siapakah Anda dan saya yang boleh diberi pengertian oleh Roh Kudus untuk mengetahui akan rahasia cinta kasih Tuhan? Yang kita ketahui mungkin hanya sepersepuluh, seperseratus, atau bahkan sepersejuta, tetapi puji Tuhan karena Dia tidak mau kita tidak mengetahui apa-apa tentang sengsara dan salib-Nya. Orang yang mengenal kesengsaraan Kristus adalah orang yang bisa mencintai Tuhan. Kita tidak mencintai Tuhan karena kita tidak sadar akan kasih Tuhan."

Saya cukup tersentak ketika pertama kali membaca pernyataan beliau bahwa "Orang yang mengenal kesengsaraan Kristus adalah orang yang bisa mencintai Tuhan". Berbahagialah kita yang oleh anugerah-Nya dapat mengerti kasih Kristus melalui kesengsaraan-Nya, walaupun cuma sepersejuta yang bisa kita mengerti. Dengan mengerti kesengsaraan Kristus kita memiliki keberanian untuk percaya bahwa hidup kita memiliki arti, memiliki sesuatu yang perlu kita perjuangan.

Cuplikan artikel yang saya ingin bagikan kepada Anda berikut ini adalah transkrip seminar "7 Perkataan Salib" yang dibawakan oleh DR. Pdt. Stephen Tong, yang secara khusus membahas Yohanes 19:28 yang berkata: "Karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu sudah terjadi...lalu Dia berteriak: "Aku haus!" Ucapan, "Aku haus" adalah perkataan kelima dari Tuhan Yesus ketika berada di kayu salib. DR. Pdt Stephen Tong membahas panjang lebar tentang kata "Aku haus", tetapi yang menarik perhatian saya adalah kalimat sebelum kata itu, "Karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu sudah terjadi..." Bagian inilah yang ingin saya bagikan kepada Anda, karena dalam istilah "segala sesuatu sudah terjadi", menurut DR. Pdt. Stephen Tong, ada sepuluh nubuatan yang sudah digenapkan pada hari itu juga. Nah, untuk mengetahui, apa sajakah sepuluh nubuatan yang dimaksud, silakan menyimak tulisan di bawah ini. Harapan saya, Anda akan sama tercengangnya dengan saya, dan mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Allah yang lahir menjadi manusia.

Melalui kesempatan ini, saya dan teman-teman di Yayasan Lembaga SABDA juga ingin mengucapkan: SELAMAT MERAYAKAN PASKAH. Biarlah melalui perayaan Paskah ini, kasih kita terus dikobarkan untuk menjangkau jiwa-jiwa yang hilang dan memelihara jiwa-jiwa yang Tuhan telah percayakan kepada kita. To God be the glory!

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Yulia Oeniyati
< yulia(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >

Penulis: 
Dr. Stephen Tong
Edisi: 
126/Maret 2012
Tanggal: 
4 April 2012
Isi: 

10 Nubuat yang Terjadi Pada Hari Kristus Disalibkan (Yohanes 19:28)

Yesus diserahkan

Kita akan melihat belasan nubuat yang khusus berkata tentang kematian-Nya. Nubuat kematian Kristus yang terjadi di Golgota, dari sejak Yudas menjual Dia sampai Kristus mengembuskan napas terakhir, di dalam beberapa jam itu saja Allah memerlukan waktu kira-kira seribu tahun untuk menubuatkan hal-hal itu. Melalui mulut Daud, Yesaya maupun pemazmur dan penulis lain, Allah telah dengan begitu limpah dan lengkap menubuatkan tentang kematian Yesus Kristus. Nubuat-nubuat yang terjadi selama seribu tahun digenapi dalam satu hari. Nubuat sepanjang seribu tahun, dikonsentrasikan di dalam satu Oknum di dalam satu hari. Jika Yesus bukan Kristus, siapakah Dia? Jika apa yang terjadi pada-Nya bukan menurut rencana Allah, maka itu terjadi menurut rencana siapa? Yohanes 19:28 berkata: "Karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu sudah terjadi ... lalu Dia berteriak: "Aku haus!" Apakah arti ayat ini? Istilah "segala sesuatu sudah terjadi", meliputi sepuluh hal yang sudah digenapkan pada hari itu juga.

Dia dijual oleh kawan-Nya sendiri (Mazmur 55:13-15), digenapi dalam Matius 26:47-56. Melalui pemazmur, Tuhan berkata bahwa jikalau musuh yang menjual-Nya, itu masih wajar. Akan tetapi, yang menjual Kristus adalah kawan yang dekat, yang dipercaya. Yesus tidak dijual oleh orang Farisi, tetapi justru dijual oleh Yudas, yang siang malam selama tiga setengah tahun ada bersama dengan Dia.

Dia akan dijual dengan tiga puluh keping perak (Zakharia 11:12), digenapi dalam Matius 26:15-16. Yudas telah menjual Yesus dengan upah tiga puluh keping perak. Yudas sudah menerima pikiran dari Iblis dan menetapkan hatinya untuk berbuat kejahatan serta menjual Yesus Kristus. Yudas sudah mengambil tekad yang tidak akan berubah.

Penggembala harus dibunuh dan domba-dombanya akan bercerai-berai (Zakharia 13:7), digenapi dalam Matius 26:56. Siapakah Yesus Kristus? Dia adalah Gembala. Gembala yang besar, Gembala yang sulung. Akan tetapi, Alkitab berkata bahwa Gembala itu akan dibunuh dan domba-domba-Nya akan bercerai-berai ke sana-kemari. Pada waktu Yesus Kristus ditangkap, murid-murid-Nya pergi ke sana kemari. Pada waktu dipaku di atas kayu salib, Dia tahu bahwa Dia akan menggembalakan domba-domba-Nya. Dan, domba-domba di luar kandang akan dibawa-Nya kembali untuk bersatu dengan domba-domba yang sudah ada di dalam kandang (Yohanes 10:16). "Akulah Gembala yang baik, Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya" (Yohanes 10:11). Yesus tahu bahwa diri-Nya adalah Gembala yang dipukul, yang dilukai. Waktu dipaku di atas kayu salib, baik Petrus, Andreas maupun murid-murid-Nya yang lain yang biasanya melayani Dia dengan giat kini tidak ada. Orang-orang Kristen yang biasanya sibuk melayani di dalam persekutuan kini tidak kelihatan lagi bahkan bayang-bayangnya sekalipun tidak. Karena apa? Karena sudah dinubuatkan bahwa domba-domba-Nya akan berkeliaran ke sana-sini dan tersesat. Gembala yang baik sudah dipukul. Yesus tahu bahwa nubuat ini sudah tergenapi.

Mesias akan dituduh dan difitnah oleh saksi-saksi dusta. Tuduhan-tuduhan itu akan menjadi penodaan bagi-Nya, tetapi Dia tidak berbicara apa-apa karena Dia rela menerima tanpa membalas segala perkataan jahat yang ditimpakan kepada-Nya. Ini dinubuatkan oleh Tuhan melalui nabi-Nya dalam Mazmur 109:2-5 dan penggenapannya berada dalam Matius 27:12. Pada waktu disalib, Dia melihat bahwa hal ini sudah terjadi. Semua tuduhan orang Yahudi yang ditimpakan kepada Yesus, didengarkan oleh Pilatus. Sebagai orang Romawi, tuduhan bahwa Kristus melakukan penghujatan terhadap Allah tidaklah penting bagi Pilatus. Akan tetapi, bagi orang Yahudi, hal itu sebaliknya. Bagi orang Yahudi, Yesus yang berani menyebut diri sebagai Anak Allah yaitu Kristus, adalah seorang penghujat. Itu adalah dosa besar! Satu-satunya manusia yang di hadapan umum berani mengatakan bahwa diri-Nya mengampuni dosa orang lain (Matius 9:1-3, Markus 2:6-7) dan di hadapan umum berani mengatakan bahwa diri-Nya adalah Yesus Kristus Anak Allah (Yohanes 5:17-18).

Tuduhan menghujat Allah yang didengar oleh Pilatus, tidaklah penting. Baginya, Yesus itu Anak Allah atau bukan, tidaklah penting. Yesus itu Kristus atau bukan, tidaklah penting. Akan tetapi, kalau Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah Raja orang Yahudi, maka tuduhan itu menjadi penting bagi Pilatus, karena saat itu orang Yahudi ada di bawah jajahan orang Romawi. Pilatus adalah salah satu gubernur Romawi. Bagaimana jika ternyata Yesus adalah raja baru bagi orang Yahudi? Apakah Dia akan mengganti kedudukan Herodes? Bukankah Herodes adalah raja boneka orang Yahudi yang ditunjuk dan dikuasai oleh pemerintah Romawi? Bukankah Yesus ingin mengadakan suatu pemberontakan politis? Bukankah Yesus ingin mengadakan revolusi? Karena itu, Pilatus bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" (Lukas 23:3). Yesus Kristus menjawab Pilatus: "Aku dilahirkan dalam dunia sebagai Raja dan Aku bersaksi tentang kebenaran" (lihat Yohanes 18:37-38). Pilatus bertanya lagi kepada Yesus: "Apakah kebenaran itu?"

Sepuluh nubuat yang besar tentang kematian Kristus sudah tergenapi dalam satu hari. Sepanjang seribu tahun sebelum Kristus lahir ke dunia, sudah ada nubuat-nubuat tentang bagaimana Dia akan mati.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Pilatus bertanya demikian karena dia mempunyai satu dasar atau tradisi pengenalan kebenaran a la Romawi yang dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani. Istilah "kebenaran" (Yunani = aletheia) adalah satu istilah yang maknanya terus dicari oleh filsuf-filsuf Yunani seperti Protagoras, Georgias, Sokrates, Plato, Aristoteles, orang-orang Stoik, orang-orang Epikurian dan sampai Pilatus. Mungkin Pilatus pernah menerima pengaruh dari Seneca atau pemikir Yunani yang lain. Jika orang-orang Romawi sudah dipengaruhi oleh filsafat Yunani yang begitu dalam menyelidiki tentang kebenaran, maka kebenaran macam apakah yang Yesus berani katakan, demikian pikir Pilatus. Bukankah Yesus berkata bahwa kedatangan-Nya adalah untuk bersaksi tentang kebenaran? Apakah kebenaran? Pilatus hanya bertanya dan tidak menantikan jawabannya. Inilah sikap manusia yang tidak menghormati Tuhan. Dan, Tuhan Yesus juga tidak menjawab Pilatus. Kini di atas kayu salib, semua umpatan-umpatan, fitnahan-fitnahan maupun segala olokan sudah terlewati. Nubuat keempat sudah lewat.

Orang-orang akan mencambuk, memukuli, melukai serta meludahi muka-Nya. Berapa kali Kristus menerima segala penghinaan, dera dan fitnahan? Pada waktu Kristus dihadapkan kepada Herodes, Herodes mengharapkan agar Dia mengadakan mukjizat di hadapannya (Lukas 23:8). Akan tetapi, di hadapan tentara Herodes, tidak ada satu mukjizat pun yang akan diadakan-Nya untuk pamer ataupun untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Herodes adalah manusia yang ingin mengetahui mukjizat dan menyuruh Allah melayani dia. Herodes ingin supaya Yesus Kristus mendemonstrasikan dan memamerkan kuasa-Nya kepada dia. Di atas Golgota, tidak ada hal ini. Di atas sengsara Kristus, tidak ada hal ini. Pada waktu Yesus Kristus mendengarkan perkataan Herodes, Dia diam dan tidak menjawabnya. Dia memutar tubuh-Nya. Pukulan dan cambukan datang menghantam tubuh-Nya. Dia menerima segala pukulan dan cambukan yang merobek-robek daging dan kulit-Nya. Dia tetap membiarkan mereka. Nubuat sudah mengatakan bahwa Mesias akan membiarkan mereka memukul Dia dan membiarkan supaya badan-Nya dicambuk (Mikha 5:1, Yesaya 50:6). Dengan bilur-Nya, Anda dan saya disembuhkan (Yesaya 53:3-8). Di dalam bilur-Nya ada keselamatan yang lengkap bagi kita. Penderitaan Kristus sudah dinubuatkan kira-kira tujuh ratus tahun sebelumnya dan itu digenapkan dalam Matius 26:67-68; 27:30. Inilah nubuat kelima yang sudah tergenapi.

Dia akan dihukum beserta dengan perampok-perampok. Kristus akan dihukum dengan para kriminal. Bahasa asli Ibrani menunjukkan bahwa Mesias akan mati di antara orang-orang (bentuk jamak) kriminal. Nubuat ini ada tujuh ratus tahun sebelum Yesus disalibkan (Yesaya 53:9, 12) dan digenapi dalam Markus 15:7, 28.

Nubuat salib

Tangan dan kaki Mesias akan ditusuk. Orang-orang tidak akan mengerti bagaimana cara Mesias akan mati meskipun Perjanjian Lama sudah jelas mengatakan hal ini. Sampai pada suatu hari Kristus mati, barulah kita mengetahui bagaimana Kristus akan mati. Kristus mati dengan tangan dan kaki tertembus paku. Masa, cara mati Kristus juga dinubuatkan dalam Alkitab? Ya, memang dinubuatkan. "Kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku" (Mazmur 22:16-17). Mazmur ini ditulis kira-kira seribu tahun sebelum Yesus dipakukan di atas kayu salib. Orang akan menusuk tangan dan kaki-Nya. Nubuat tentang penderitaan Mesias yang paling penting terdapat dalam Mazmur 22. Lalu, di manakah ayat-ayat yang menggenapi hal ini? Di dalam ketiga Injil sinopsis (Matius, Markus, Lukas) tidak dikatakan bahwa tangan Yesus ditusuk. Akan tetapi, Injil Yohanes mencatat bahwa setelah Yesus bangkit dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, maka salah satu dari murid yang bernama Tomas tidak percaya hal ini. Akhirnya, Tomas bertemu dengan Tuhan Yesus dan melihat dengan jelas bekas paku di tangan dan bekas tusukan tombak di lambung-Nya (Yohanes 20:25-29). Tomas tidak ada pada hari pertama kebangkitan Yesus. Tetapi, pada hari ke delapan dari kebangkitan-Nya, Ia menemui Tomas dan menunjukkan kepadanya bekas tusukan paku.

Pakaian-Nya akan direbut dan dibagi-bagi di antara orang-orang yang menyalibkan Dia (Mazmur 22:18), hal ini digenapi dalam Yohanes 19:23-24.

Dia berdoa untuk orang-orang kriminal yang disalibkan bersama-sama Dia (Yesaya 53:12). Ini digenapi dalam Lukas 23:34: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."

Kegelapan menudungi Kristus (Amos 8:9), ini tergenapi dalam Matius 27:45.

Sepuluh nubuat yang besar tentang kematian Kristus sudah tergenapi dalam satu hari. Sepanjang seribu tahun sebelum Kristus lahir ke dunia, sudah ada nubuat-nubuat tentang bagaimana Dia akan mati. Semua nubuatan itu terkonsentrasi pada satu Orang. Dan, kini Kristus menggenapi semua nubuat itu. Apakah ini suatu kebetulan? Tidak. Ini semua menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias. Selain sepuluh nubuat di atas, masih ada tujuh nubuat yang penting tentang kematian Kristus. Satu nubuat yang sedang terjadi kini adalah kehausan. "Aku haus!" Pada waktu Alkitab mengatakan, "Pada waktu Yesus mengetahui bahwa segala hal ini sudah terjadi, berkatalah Ia supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: `Aku haus!`"

Audio: Sepuluh Nubuatan pada Hari Kristus Disalibkan

Sumber: 

Diambil dan diedit seperlunya dari:

Judul buku :7 Perkataan Salib
Judul bab :Aku Haus!
Penulis :Dr. Stephen Tong
Penerbit :Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta 1995
Halaman :94 -- 99

Gratis! Alkitab Mp3 Audio

Apakah Anda rindu mendengarkan firman Tuhan setiap hari? Dapatkan Alkitab MP3 Audio sekarang juga!

Alkitab MP3 Audio adalah rekaman teks Alkitab yang disuarakan/dibacakan dalam format MP3. Tersedia dalam 20+ versi bahasa Indonesia, bahasa-bahasa suku di Indonesia, dan bahasa-bahasa asing lain. Bisa didapatkan dengan "kualitas CD" (650 MB) atau "kualitas HP" yang lebih kecil (200 MB) dalam bentuk CD, DVD, USB, HP, atau online streaming/download -- GRATIS! selengkapnya...»

Pemeliharaan Selamanya

Editorial: 

Dear e-Reformed Netters,

Senang sekali bisa berjumpa Anda di akhir bulan Februari ini. Semoga Anda dan keluarga dalam keadaan sehat walafiat.

Perjumpaan dengan edisi e-Reformed bulan ini akan membawa Anda pada sebuah artikel yang ditulis dengan sangat sederhana tentang doktrin Providensia Allah. Namun, walaupun kelihatannya sederhana, di dalamnya kita bisa belajar banyak hal tentang sifat-sifat Allah dengan cara yang sangat praktis.

Dalam artikel ini berkali-kali ditegaskan bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu. Kehidupan yang dialami manusia bagaikan wadah tempat manusia belajar bagaimana memandang Allah dengan cara yang benar. Manusia sering mengambil cara pintas untuk mengerti bagaimana Allah bekerja. Pada saat mengalami keberhasilan, dan hidup terasa mudah dan lancar, manusia berpikir bahwa Tuhan sedang bekerja. Namun, pada waktu menghadapi masalah yang tak terpecahkan, manusia berpikir bahwa Tuhan sudah meninggalkannya dan tidak lagi mau menolong. Melalui artikel ini biarlah mata rohani kita dibukakan untuk belajar mempercayai siapakah Tuhan yang sesungguhnya, tentang karakter-Nya yang dapat kita andalkan dan kesetiaan-Nya yang tidak pernah luntur, walaupun manusia sering mengecewakan-Nya. Kiranya artikel ini dapat membawa perenungan yang dalam dan mendorong Anda untuk semakin menganggumi kasih-Nya yang tak berkesudahan terhadap anak-anak-Nya.

Selamat membaca dan merenungkan.

Staf Redaksi e-Reformed,
Yonathan Sigit
< http://reformed.sabda.org >

Penulis: 
Warren W. Wiersbe
Edisi: 
125/Februari 2012
Tanggal: 
1 Maret 2012
Isi: 
Pemeliharaan Selamanya

Pemeliharaan Selamanya

Teman saya mengirimkan kepada saya sepotong syair sederhana tetapi menguatkan.

Kemarin Tuhan menolong saya.
Hari ini Dia akan berbuat yang sama.
Berapa lama ini akan berjalan?
Selamanya -- pujilah nama-Nya!

Ya, Allah yang sama, yang telah menolong kita kemarin dan sedang menolong kita hari ini, akan terus menolong kita sepanjang hari esok kita dan sampai akhir zaman. Dalam Mazmur 54:6, Daud menulis, "Sesungguhnya, Allah adalah Penolongku!"

cahaya harapan

Satu masalah yang kita hadapi sebagai manusia adalah kelirunya fungsi ingatan. Terlalu sering kita ingat hal yang seharusnya kita lupakan, dan kita melupakan apa yang sebenarnya harus kita ingat. Allah berkata: "Dosa-dosamu dan kejahatan-kejahatanmu tidak Aku ingat lagi." Akan tetapi, banyak orang Kristen hidup tertekan karena mengingat dosa-dosa yang sudah Allah lupakan. Paulus berkata: "Lupakan semua hal yang di belakang kita", akan tetapi begitu banyak orang yang saya jumpai masih terikat pada kegagalan dan kesalahan dalam waktu yang lampau. Mintalah kepada Allah ingatan yang lemah, kalau itu mengenai dosa di waktu yang lalu yang sudah Allah ampuni, kubur, dan lupakan.

Sebaliknya, mintalah kepada Allah ingatan yang kuat, mengenai pertolongan yang telah Dia berikan kepada Anda pada tahun-tahun yang lalu dalam hidup Anda. Karena alasan-alasan tertentu, kita melupakan kemurahan dan berkat masa lalu; dan oleh sebab itu, kita merasa kurang gairah pada masa sekarang dan menjadi takut pada masa depan. Allah telah memelihara Anda sampai saat ini dan Ia tidak akan pernah meninggalkan Anda!

Pertolongan Allah dan pemeliharaan-Nya adalah pokok pembicaraan dalam Kitab Ulangan. Musa sedang mempersiapkan bani Israel untuk masuk Tanah Perjanjian. Bagaimana dia melakukannya? Dia mengingatkan mereka bahwa selama 40 tahun Allah telah memelihara mereka, dan pemeliharaan Allah tidak akan berhenti kalau mereka menyeberangi sungai. Musa berkata: "Engkau harus ingat semua jalan di mana Tuhan telah memimpinmu ...." Engkau lapar, Allah memberimu makan; engkau dahaga Allah memberimu minum. Engkau diserang musuh, Allah memberimu kemenangan; engkau berdosa, Tuhan mengampunimu. Tidak ada satu keadaan yang terlalu sulit bagi Allah.

Seorang filsuf terkenal pernah berkata, "Mereka yang tidak ingat masa lalu akan dihukum supaya mengulangi hal yang sama." Itu sebabnya, Musa memerintahkan kaum ayah di Israel untuk memberikan pelajaran kepada anak-anak mereka tentang firman Tuhan, dan mengingatkan kepada mereka hal-hal yang besar, yang telah Allah perbuat kepada bangsa Israel.

Kemarin Allah telah menolong kita, sebab kalau tidak, kita tidak berada di sini. Seperti Nabi Samuel, kita dapat mendirikan mazbah peringatan tentang kesetiaan Allah. Samuel menamakan batu peringatan itu EBENHAEZAR -- sampai di sini Tuhan telah menolong kita. Dan, seperti Abraham, kita dapat memandang ke depan dan mengetahui bahwa Allah akan terus menolong kita. Abraham menamakan batu peringatannya JEHOVAH JIREH -- Tuhan akan memerhatikan kita.

Jadi, Anda dan saya tidak perlu menyusahkan diri tentang waktu yang lalu dan cemas tentang hari yang akan datang, sebab Allah adalah Penolong kita yang tak pernah gagal.

Pemeliharaan Allah terhadap milik-Nya bukan hanya sewaktu-waktu, tetapi terus menerus. Allah bukan seperti seorang dokter yang datang kepada kita bila ada persoalan. Dia selalu berjalan bersama kita dan mengawasi kita. Bila kita harus melalui api, Dia beserta seperti halnya Dia menyertai tiga anak Ibrani di Babilon. Kalau kita harus melalui air, Dia beserta kita seperti Dia menyertai murid-murid-Nya di tasik Galilea. Ya, kalau kita harus melalui bayangan maut sekalipun, Dia akan beserta kita. "Aku tidak akan pernah membiarkan engkau atau meninggalkan engkau", janji-Nya pasti.

Musuh menginginkan kita berpendapat bahwa Allah tidak memerhatikan kita, atau bahwa Allah telah meninggalkan kita. Apabila jalan kehidupan menjadi sulit, musuh berkata: "Jika Allah betul-betul mengasihi engkau, hal ini tidak akan terjadi." Berapa kali iblis mencoba membuat kita bimbang pada waktu kita sakit atau sedih terhadap kasih dan kesetiaan Allah. Sering kali kita mempunyai gambaran bahwa Allah beserta kita bila jalan kehidupan mudah, tetapi apabila itu menjadi berat, Allah telah meninggalkan kita. Akan tetapi, yang benar adalah justru sebaliknya. Betapa seringnya kita lupa kepada Allah bila jalan hidup kita mudah, dan mulailah kita bersandar kepada kepandaian dan kekuatan kita sendiri. Bila jalan hidup menjadi berat, barulah kita benar-benar mengetahui betapa dekatnya Allah dengan anak-anak-Nya yang perlu pertolongan.

Ada pepatah yang penuh hikmat berkata: "Jangan sekali-kali bimbang di dalam kegelapan tentang apa yang telah Allah katakan kepada Anda di dalam terang." Firman Tuhan menyatakan dengan jelas bahwa Allah memerhatikan milik-Nya. Tuhan tidak menjanjikan jalan yang senang, tetapi Dia berjanji untuk menolong kita dan membawa kita keluar dari persoalan. Tuhan tidak membuang batu-batu dari jalan kita, tetapi Dia akan memerintahkan para malaikat-Nya untuk memastikan bahwa kita tidak akan terantuk pada batu-batu itu. Kita adalah anak-anak Allah, dan Bapa surgawi yang penuh kasih itu sekali-kali tidak akan meninggalkan kita pada musuh kita. Sekalipun iman kita goyah, Allah tetap setia dan firman-Nya tidak pernah berubah.

Mengapa Allah mau menolong kita? Apakah kita berhak atas itu? Tentu tidak! Bila Allah memberikan sesuatu yang kita berhak atasnya, maka sekarang ini kita berada di dalam kegelapan penghukuman. Tuhan menolong kita sebab Dia mencintai kita. Seperti ayah di dunia ini memelihara anak-anaknya, demikian Bapa surgawi memelihara kita. Sebab oleh kemurahan-Nya kita diselamatkan. Allah telah mencurahkan kepada kita kekayaan-Nya dalam kemurahan dan kasih-Nya. Kita adalah milik-Nya dan Dia tidak akan membiarkan kita jatuh.

Banyak orang mengira bahwa kehidupan orang Kristen dimulai dengan iman dalam Kristus, tetapi dilanjutkan berdasarkan kekuatan kita sendiri. Hal ini tidak benar. Kita telah diselamatkan karena iman dan kita akan hidup di dalam iman. Jika Kristus dapat melakukan yang terberat yakni menyelamatkan jiwa kita dari penghukuman, maka tentulah Dia dapat melakukan hal-hal yang lebih mudah, misalnya memelihara kita dan menyediakan kebutuhan kita tiap hari.

Kita telah diselamatkan karena iman dan kita akan hidup di dalam iman.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Dalam pelayanan, sering saya harus pergi ke kota lain. Setelah saya memasuki pesawat dan mengenakan sabuk pengaman, maka saya santai dan menyerahkan seluruh penerbangan itu kepada Allah dan pilot. Saya tidak akan mencoba untuk menerbangkan pesawat itu sendiri. Semua kekhawatiran dan ketakutan saya tidak akan dapat mengubah apa pun dalam pesawat itu. Kehidupan kita juga seperti itu. Anda telah percaya Kristus sebagai Juru Selamat dan Anda telah menjadi milik-Nya. Istirahatlah dalam Dia. Jangan mencoba menerbangkan pesawat -- serahkan saja kepada Kristus dan biarkan kasih setia-Nya menaungi Anda.

Pada hakikatnya, Tuhan tidak dapat meninggalkan kita. Bila Dia gagal, maka segala sesuatu akan hancur. Allah harus benar terhadap Diri sendiri dan terhadap firman-Nya. Allah tidak dapat berdusta. Semua janji-Nya tetap dan pasti. Bila Allah satu kali gagal memelihara salah seorang anak-Nya, Dia akan kehilangan jauh lebih banyak dari kita. Kepribadian-Nya dipertaruhkan. Dia telah berjanji untuk memelihara kita, dan kalau Dia tidak memegang janji-Nya maka Dia berhenti menjadi Allah. Anda dapat pastikan bahwa hal ini tidak akan terjadi.

Pada saat-saat kita berpikir bahwa Tuhan meninggalkan kita, maka justru pada saat itulah Dia sedang mengadakan sesuatu yang mengherankan untuk kepentingan kita. Yakub mengira Yusuf telah mati, tetapi sebenarnya dia sedang menyediakan tempat tinggal di Mesir. "Semua perkara ini melawan aku!" keluh Yakub, ketika sebenarnya segala sesuatu berjalan bersama untuk kebaikannya.

Kemarin Tuhan menolong saya,
Hari ini Dia akan berbuat yang sama.
Berapa lama ini akan berjalan?
Selamanya -- Puji Nama-Nya!

Audio: Pemeliharaan Selamanya

Sumber: 

Diambil dari:

Judul asli buku :The Bumps are What You Climb On
Judul buku :Kekuatan untuk Menghadapi Masa Sukar
Penulis :Warren W. Wiersbe
penerjemah :Andreas Haryanto
Penerbit :Yayasan ANDI, Yogyakarta 1986
Halaman :31 -- 37

Pendaftaran Kelas PESTA Paskah 2012

Apakah Anda ingin merayakan Paskah dengan lebih bermakna? Menjelang peringatan perayaan Paskah 2012, Yayasan Lembaga SABDA melalui PESTA (Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) < http://pesta.org > membuka kelas khusus Paskah, yang akan mempelajari pokok-pokok penting tentang karya penebusan Kristus. Kami berharap melalui kelas diskusi ini peserta semakin memahami makna Paskah yang sejati, sehingga perayaannya tidak hanya sekadar tradisi saja.

Komentar


Syndicate content