JAWABAN TERHADAP EMPAT ALASAN UMUM YANG SERING DIPAKAI OLEH DOKTRIN PENEBUSAN UNIVERSAL
Alasan 1.
Terdapat ayat-ayat Alkitab yang berbicara mengenai apa yang dicapai Kristus melalui kematian-Nya dengan istilah-istilah yang sangat umum dan tidak jelas. Oleh karena itu timbul pendapat bahwa kematian-Nya bukanlah bagi tujuan tertentu atau terbatas.
Sebagai contoh, Alkitab berbicara mengenai nilai kematian Kristus yang tak terbatas. Di mana dikatakan mengenai pengucuran "darah Anak-Nya sendiri" (Kis. 20:28). Kematian Kristus dikatakan sebagai suatu persembahan "tanpa cacat" yang dipersembahkan oleh "Roh yang kekal" (Ibr. 9:14). Darah Kristus dikatakan "mahal", lebih mahal dari perak atau emas (lPtr. 1:18). Jika kematian Anak Allah memiliki nilai yang begitu nyata dan tak terbatas, mungkinkah itu tidak cukup untuk menebus semua manusia?
Kita tidak menyangkal bahwa kematian Kristus adalah pembayaran yang cukup untuk menebus semua manusia. Apa yang kita tekankan ialah Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa kematian Kristus tidak dimaksudkan untuk menjadi tebusan bagi setiap manusia. Sebagian orang mungkin keberatan: Jika Kristus tidak mati untuk semua manusia, maka tidak ada gunanya untuk memberitakan Injil kepada semua orang, seperti yang diperintahkan kepada kita (Mat. 28:19). Saya menjawab:
- Terdapat sejumlah orang yang akan diselamatkan dari setiap bangsa. Hal ini tidak dapat terlaksana tanpa pengabaran Injil kepada seluruh bangsa.
- Karena sekarang tidak ada lagi perlakuan khusus untuk Bangsa Yahudi, maka Injil harus diberitakan kepada semua bangsa tanpa pembedaan.
- Panggilan kepada manusia untuk percaya, pertama-tama bukanlah panggilan untuk percaya bahwa Kristus telah mati secara khusus bagi mereka, tetapi panggilan untuk percaya bahwa di luar Kristus tidak ada yang dapat membawa keselamatan.
- Para Pendeta tidak pernah dapat mengetahui siapa di antara jemaatnya yang adalah orang-orang pilihan Allah. Karena itu, mereka harus memanggil semuanya untuk percaya, dan meyakinkan bahwa semua yang percaya akan diselamatkan karena kematian Kristus cukup untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya.
Pembahasan tersebut seharusnya sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Injil harus diberitakan kepada semua orang, meskipun tidak semua orang diselamatkan.
(Uraian panjang lebar penggunaan istilah-istilah "dunia" dan "semua manusia" akan di bahas di dua artikel selanjutnya)
Alasan 2.
Alkitab terkadang memberikan kesan bahwa sebagian orang yang untuknya Kristus mati tidak benar-benar diselamatkan. Hal ini berarti bahwa Kristus pasti telah mati untuk semua orang, tetapi hanya beberapa orang saja yang berhasil memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
Kita perlu memahami bahwa Alkitab sering menggambarkan manusia dengan penampilan luarnya dan bukan keadaan sebenarnya di dalam dirinya. Contohnya, Yerusalem disebut "kota kudus" (Mat. 27:53). Bukan berarti kita harus berpikir bahwa Yerusalem sungguh-sungguh kudus.
Demikian juga, Alkitab seringkali menggambarkan orang-orang sebagai "kudus" atau "orang-orang suci" atau bahkan sebagai "pilihan" karena mereka secara lahiriah berkaitan dengan komunitas orang percaya. Paulus berkata mengenai orang-orang percaya di Filipi: "Memang sudah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua" (Fil. 1:7). Dari perkataan tersebut, tidak dapat disimpulkan bahwa semua penerima surat Paulus adalah orang percaya. Paulus menilai mereka berdasarkan pengenalan terbaik yang dimilikinya mengenai mereka. Jadi jika beberapa orang gagal diselamatkan, kita tidak boleh mengatakan bahwa Allah berniat untuk menyelamatkan semua tetapi hanya beberapa yang terjangkau. Barangsiapa gagal, sebenarnya tidak pernah sungguh-sungguh menjadi orang percaya, meskipun dari luar tampak seperti orang percaya.
Alasan 3.
Alkitab terkadang mengesankan bahwa keselamatan ditawarkan secara umum kepada semua orang, asal saja mereka mau percaya akan diselamatkan. Dengan demikian, disimpulkan bahwa Kristus pasti mati untuk semua orang.
Dalam Alkitab, memang iman dan keselamatan selalu berkaitan. Orang yang percaya akan diselamatkan. Tetapi ini tidak lebih dari berarti bahwa semua orang percaya pasti akan diselamatkan. Ini tidak berarti bahwa Allah bermaksud untuk menyelamatkan semua orang jika mereka mau percaya. Alasannya:
- Kenyataan Allah tidak menawarkan hidup kekal pada semua manusia. Sebagian besar umat manusia tidak pernah mendengar Injil.
- Perintah umum Allah tidak memberitahukan kita akan maksud-maksud khusus-Nya. Secara umum, Allah memerintahkan manusia untuk taat kepada-Nya. Tetapi dalam contoh kasus Firaun, maksud Allah berbeda dengan perintah-Nya, karena Ia mengeraskan hati Firaun (Kel. 4:21), sementara itu juga memerintahkannya untuk taat.
- Janji Injil mengajarkan kepada kita hubungan yang tak terpisahkan antara iman dan keselamatan. Tetapi ini tidak berarti Allah menghendaki semua orang bertobat dan percaya, karena jika demikian mengapa ada pemilihan ilahi? Jika Ia bermaksud menyelamatkan semua orang, mengapa hanya memilih sebagian? Dan bagaimanapun juga, jika Ia bermaksud untuk menyelamatkan semua orang, mengapa Ia gagal untuk mencapai maksud-Nya? (Tidak ada gunanya untuk berpendapat bahwa Ia gagal karena manusia tidak mau percaya; Ia seharusnya sudah mengetahui sebelumnya bahwa mereka tidak akan percaya; lalu mengapa Ia merencanakan sesuatu yang Ia sudah tahu tidak akan terlaksana?)
Juga fakta bahwa orang percaya dan yang tidak percaya hidup campur bersama, dan para pendeta tidak dapat memastikan siapa yang dipilih dan siapa yang tidak dipilih Allah, berarti ia harus berkhotbah secara umum bagi semua orang. Ini tidak berarti bahwa janji Injil diperuntukkan bagi semua orang secara umum, melainkan ia hanya dikabarkan kepada semua orang. Karena Kristus hanya diterima berdasarkan iman, dan iman merupakan pemberian Allah bagi mereka yang dikehendaki-Nya, maka jelas bahwa Ia tidak mungkin merencanakan keselamatan mereka yang tidak diberi-Nya iman.
Alasan 4.
Jika Kristus tidak mati untuk semua orang, bukankah seruan Alkitab kepada semua orang bahwa mereka harus percaya tidak ada gunanya?
Perlu dipahami bahwa iman yang dibicarakan dalam Alkitab memiliki berbagai tahap pertumbuhan dan urutan penggunaan yang logis. Kita tidak boleh berpikir seruan Alkitab untuk percaya secara pasti akan menjadikan setiap orang percaya Kristus mati untuknya secara khusus. Ada hal-hal lain yang dipercayai, yang dapat diterima oleh semua manusia. Tak seorang pun yang diperintahkan untuk mempercayai sesuatu yang tidak memiliki cukup bukti. Sebagai contoh:
- Hal pertama yang harus dipercayai oleh manusia adalah bahwa mereka tidak dapat menyelamatkan diri mereka sendiri, karena mereka adalah orang berdosa. Setiap manusia mempunyai bukti mengenai hal ini di dalam dirinya sebagaimana yang ditunjukkan Paulus dalam Roma 1-3. Berapa banyak orang yang tidak mau mempercayai hal ini meskipun mereka mempunyai banyak bukti untuknya!
- Injil memanggil orang-orang berdosa untuk percaya bahwa Allah telah menyediakan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus. Berjuta-juta orang telah mendengarnya tetapi menolak untuk menerima hal itu meskipun ada banyak bukti untuknya.
- Injil memanggil orang-orang berdosa untuk percaya bahwa tidak ada Juruselamat yang lain selain Yesus Kristus. Hal ini merupakan hal yang paling ditolak orang Yahudi. Mereka malah menganggap Kristus sebagai musuh Allah!
Panggilan umum ini dilakukan bukan karena Kristus mati untuk semua orang, tetapi karena kebenaran-kebenaran ini merupakan bukti untuk semua orang. Dan hanya setelah penjelasan ini diberikan, orang baru dipanggil untuk percaya bahwa Yesus mati untuknya secara khusus. Sebagian orang telah memperhatikan bahwa Pengakuan Iman Rasuli (Ringkasan kuno agama Kristen) menempatkan frasa "pengampunan dosa dan hidup yang kekal" di bagian akhir. Hal ini mengisyaratkan bahwa sebelum kita sampai pada pengampunan dosa dan hidup yang kekal, ada hal-hal lain yang harus dipercayai dulu; dan telah ada banyak bukti bagi hal itu.
PENJELASAN PENDAHULUAN MENGENAI AYAT-AYAT YANG MENGGUNAKAN KATA "DUNIA"
Sebenarnya saya enggan untuk menyebutkan pasal-pasal Alkitab yang telah digunakan untuk mendukung pendapat bahwa Kristus mati untuk semua manusia. Bukan karena ayat-ayat tersebut sulit saya jelaskan, tetapi karena saya tidak ingin menyinggung ketidakbenaran ini. Saya menduga bahwa ayat-ayat tersebut telah disampaikan kepada para pembaca oleh mereka yang meyakini kesalahan tersebut. Jadi sekarang saya harus memberikan jawaban kepada Anda untuk menjawab mereka.
Jangan terbawa oleh kelogisan kata-kata semata. Ingatlah selalu apa yang menjadi garis besar pengajaran Alkitab, dan jangan pernah menafsirkan satu ayat bertentangan dengan garis besar tersebut. Sebagai contoh, kata "dunia" dalam suatu ayat dapat diartikan berdasarkan ayat-ayat di sekitarnya; ada 5 penggunaan yang berbeda dari kata "dunia":
- Alam semesta atau bumi sebagai tempat tinggal
[Ayub 34:13
Matius 13:38
Kisah Para Rasul 17:24
Efesus 1:4
dan banyak ayat lainnya]
- Penduduk dunia:
Semua orang tanpa terkecuali
[Roma 3:6
Semua tanpa perbedaan
Yohanes 7:4
Banyak orang Kebanyakan orang
Matius 18:7
Kerajaan Roma
Roma 1:8
Orang-orang yang baik
Lukas 2:1
Yohanes 6:33
Orang-orang yang jahat
Yohanes 14:17
dan banyak ayat lainnya]
- Dunia sebagai sistim yang rusak
[Galatia 6:14]
dan banyak ayat lainnya
- Pemerintahan manusia
[Yohanes 18:36
dan banyak ayat lainnya]
- Kerajaan setan
[Yohanes 14:30
dan banyak ayat lainnya]
Sebagian orang mungkin mengajukan keberatan bahwa sebuah kata harus selalu mempunyai makna yang sama di manapun letaknya dalam Alkitab. Saya menjawab: Hal itu tidak benar, karena ada beberapa bagian di mana Alkitab menggunakan arti yang berbeda untuk kata yang sama dalam kalimat yang sama. Dalam Mat. 8:22, kata "mati" yang pertama berarti kematian rohani dan yang kedua berarti kematian jasmani. Dalam Yoh 1:10, kata "dunia" yang pertama berarti bumi tempat tinggal, sedangkan yang kedua berarti planet bumi, dan ketiga berarti sebagian manusia di atas bumi.
Demikianlah, jika kata "dunia" kadangkala digunakan untuk mengartikan sebagian manusia, maka kata ini tidak boleh dipaksakan harus selalu berarti semua manusia. Dan ada beberapa bagian di mana kata tersebut secara jelas tidak mengacu pada semua manusia.
Lukas 2:1 - "seluruh dunia". Ini jelas mengacu pada Kerajaan Romawi. Tidak mungkin mengacu pada setiap orang di dunia.
Yohanes 1:10 - "dunia tidak mengenal-Nya". Tetapi sebagian manusia mengenal-Nya. Oleh karena itu kata "dunia" di sini tidak dapat diartikan setiap orang.
Yohanes 8:26 - "Kukatakan kepada dunia". Tetapi hanya beberapa orang Yahudi yang mendengarNya berbicara. Kata "dunia" tidak dapat diartikan setiap orang.
Yohanes 12:19 - "seluruh dunia datang mengikuti Dia". Ini hanya dapat diartikan sebagian besar bangsa Yahudi datang mengikuti Dia. Tidak dapat diartikan setiap orang.
1 Yohanes 5:19 - "seluruh dunia". Tetapi ada banyak orang percaya dalam dunia ini yang tidak berada dalam kuasa si jahat. Kata "dunia" tidak dapat diartikan setiap orang.
Jadi secara umum kata "dunia" hanya mengacu pada sebagian orang di dunia. Saya tidak tahu mengapa kata tersebut diartikan lain pada bagian-bagian di atas dalam hubungannya dengan keselamatan.
Setelah pengamatan-pengamatan umum ini, marilah kita melihat beberapa ayat Alkitab yang menggunakan istilah "dunia", antara lain Yoh. 1:29; 3:16; 4:42; 6:51; 2Kor. 5:19 dan 1 Yoh. 2:2. Dengan menggunakan ayat- ayat tersebut, beberapa orang berpendapat:
- Dunia meliputi semua dan setiap manusia.
- Kristus dikatakan mati untuk dunia.
- Jadi Kristus mati untuk semua dan setiap manusia.
Logika semacam ini salah karena kata "dunia" digunakan dalam dua pengertian yang berbeda. Dalam pernyataan pertama, "dunia" mengacu pada bumi sebagai planet. Dalam pernyataan kedua, kata ini mengacu pada orang-orang di dalam dunia. Tidak ada titik temu di antara kedua pernyataan tersebut. Jadi kesimpulan yang dihasilkan juga salah (kecuali Anda ingin mengatakan bahwa Kristus mati untuk planet bumi).
Beberapa orang berusaha untuk merumuskan kembali argumen tersebut secara demikian:
- Di dalam beberapa bagian Alkitab, "dunia" mengacu pada semua dan setiap manusia.
- Kristus dikatakan mati untuk dunia.
- Jadi Kristus mati untuk semua dan setiap manusia.
Argumen ini juga salah, karena Anda tidak dapat menarik suatu kesimpulan umum jika pernyataan pertama hanya mengacu pada makna sempit dari sebuah kata atau frasa, seperti kata "beberapa bagian". Juga saya harus menegaskan bahwa pada banyak bagian, kematian Kristus hanya dikaitkan pada "domba-domba-Nya" atau "jemaat-Nya".
Jadi argumentasi tersebut harus ditulis ulang, seperti ini:
- Pada beberapa bagian Alkitab kata "dunia" berarti semua dan setiap manusia.
- Pada beberapa bagian Alkitab, Kristus dikatakan mati untuk seluruh dunia.
- Jadi Kristus mati untuk semua dan setiap manusia.
Jelas bagi siapa pun, argumentasi ini tampak menggelikan! Harus ditunjukkan bahwa "beberapa bagian" dari pernyataan pertama adalah sama dengan "beberapa bagian" pada pernyataan kedua. Bila tidak, argumentasi tersebut tidak membuktikan apa-apa. Dan dalam kasus apapun, sebuah kesimpulan umum tidak dapat diambil dari pernyataan pertama yang terbatas, seperti yang telah kita lihat sebelumnya.
Jadi sebagai pembukaan, saya kira saya telah memaparkan kesalahan dari argumen-argumen yang didasarkan pada penggunaan kata "dunia". Saya berani mengatakan bahwa argumen-argumen lemah tersebut tidak pernah dipakai oleh orang-orang yang berpikir baik-baik! Tinggalkanlah argumen-argumen itu, marilah kita kembali kepada Alkitab itu sendiri.
- Penting untuk dipahami di sini bahwa tidak ada suatu ketidaksempurnaan apa pun yang dapat dikatakan mengenai Allah.
Pekerjaan-Nya adalah sempurna. Tetapi jika dikatakan bahwa Ia mempunyai kerinduan alamiah untuk menyelamatkan semua orang, maka kegagalan bagi semua orang untuk diselamatkan mengesankan bahwa keinginan-Nya lemah, dan kebahagiaan-Nya tidak lengkap. Demikian juga, tidak ada bagian Alkitab yang mengajarkan kerinduan alamiah Allah bagi "kebaikan" (baca: keselamatan - ed.) semua orang. Sebaliknya, justru dikatakan bahwa Allah secara bebas dan berdaulat menyatakan belas kasihan kepada siapa Ia ingin menaruh belas kasih- Nya. Kasih-Nya merupakan tindakan bebas dari kehendak-Nya, bukan sebuah emosi yang muncul di dalam diri-Nya karena keadaan kita yang menderita. (Jika penderitaanlah yang menimbulkan keinginan alamiah Allah untuk menolong maka Ia harus berbelaskasih pada Iblis dan orang- orang terkutuk!)
Kasih yang digambarkan di sini adalah tindakan khusus dan berdaulat dari kehendak Allah, dan diarahkan secara khusus kepada orang-orang percaya. Kata-kata "begitu" dan "supaya" menekankan pada tindakan luar biasa dari kasih ini, dan tujuan yang jelas bagi penyelamatan orang- orang percaya dari kebinasaan. Oleh karena itu, kasih ini tidak mungkin merupakan perasaan kasih-sayang yang umum terhadap semua orang yang sebagian darinya akan binasa.
Ayat-ayat Alkitab yang lain juga membenarkan bahwa kasih Allah ini merupakan sebuah tindakan agung, yang ditujukan secara khusus bagi orang-orang percaya, contohnya Rm. 5:8 atau 1 Yoh. 4:9-10. Orang tidak akan berbicara mengenai kecenderungan alamiah bagi kebaikan semua orang dengan ayat-ayat yang begitu tegas seperti ini.
Adalah jelas bahwa Allah menginginkan kebaikan bagi mereka yang Ia kasihi .... [Kasih yang khusus] inilah yang menyebabkan Ia memberikan Kristus, dan semua hal lain yang mereka butuhkan. "Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Rm. 8:32). Karena itu, kasih Allah yang khusus ini hanya mungkin dialami oleh orang-orang yang kepadanya diberikan anugerah dan kemuliaan.
Sekarang Anda harus menentukan; mungkinkah kasih Allah, yang telah memberikan Anak-Nya ini dimengerti sebagai sebuah keinginan baik Allah yang bersifat umum kepada semua orang? Tidakkah ini lebih merupakan kasih Allah yang khusus untuk orang-orang percaya pilihan-Nya?
- Selanjutnya, kita akan menyelidiki siapakah penerima kasih Allah, yang disebut "dunia" itu.
Sebagian orang mengatakan: ini pasti berarti semua dan setiap manusia. Saya tidak mengerti bagaimana bisa berarti demikian. Di depan, kita telah diperlihatkan pengertian-pengertian yang berbeda dari kata "dunia" dalam Alkitab. Dan dalam Yoh. 3:16, kasih disebutkan di bagian awal, dan tujuan kasih itu di bagian akhir, tidak mungkin sesuai dengan pengertian "semua dan setiap manusia" yang oleh sebagian orang diselipkan pada kata "dunia" di tengah-tengah ayat ini! Bagi kita, kata "dunia" ini dipahami sebagai orang-orang pilihan Allah yang tersebar di seluruh dunia dari antara segala bangsa. Bukan sebagai anugerah khusus Allah yang ditujukan hanya bagi orang Yahudi saja. Pengertiannya adalah, "Allah, begitu mengasihi orang-orang pilihan-Nya yang ada di seluruh dunia, sehingga Ia memberikan Anak-Nya dengan tujuan supaya oleh-Nya orang-orang percaya dapat diselamatkan". Ada beberapa alasan untuk mendukung pandangan ini.
Sifat kasih Allah, sebagaimana yang telah kita bahas di sini, tidak mungkin dapat dipikirkan sebagai pemberian kepada semua dan setiap manusia. Kata "dunia", dalam ayat ini harus mengacu pada suatu dunia yang menerima hidup kekal. Hal ini ditegaskan oleh ayat berikutnya - Yoh. 3:17 - di mana, untuk ketiga kalinya kata "dunia" disebutkan. Dikatakan bahwa tujuan Allah dalam mengirimkan Kristus adalah "supaya dunia diselamatkan". Jika "dunia" di sini diartikan selain orang-orang percaya yang dipilih, maka Allah telah gagal mencapai tujuannya, kita tidak dapat membenarkan penjelasan seperti ini.
Dalam kenyataannya, bukan hal yang aneh kalau orang percaya disebut dengan istilah-istilah semacam "dunia", "seluruh manusia", "seluruh bangsa" dan "seluruh keluarga di atas bumi". Sebagai contoh, dalam Yoh. 4:42, Kristus dikatakan sebagai Juruselamat dunia. Juruselamat orang yang tidak diselamatkan akan merupakan suatu pertentangan istilah. Jadi, mereka yang disebut di sini sebagai "dunia" harus merupakan mereka yang diselamatkan.
Ada beberapa alasan mengapa orang-orang percaya disebut "dunia". Alasannya adalah untuk membedakan mereka dari malaikat-malaikat; untuk menolak orang-orang Yahudi sombong yang menganggap hanya mereka yang merupakan umat Allah; untuk mengajarkan perbedaan antara Kovenan Lama yang dibuat dengan satu bangsa, dengan Kovenan Baru - di mana seluruh bagian dunia dijadikan taat kepada Kristus; dan untuk memperlihatkan kondisi orang percaya sebenarnya, sebagai ciptaan yang hidup di atas bumi, di dalam dunia.
Jika tetap bersikeras bahwa kata "dunia" di sini mempunyai pengertian seluruh dan setiap manusia sebagai penerima kasih Allah, maka mengapa Allah tidak menyatakan Yesus kepada setiap orang yang begitu Ia kasihi? Sungguh aneh, jika dikatakan Allah memberikan Anak-Nya kepada mereka, namun Ia tidak pernah memberitahu mereka mengenai kasih-Nya - berjuta-juta orang tidak pernah mendengar berita Injil! Bagaimana mungkin Ia dikatakan mengasihi setiap manusia [dalam arti khusus], jika ketetapan-Nya ini tidak diketahui oleh setiap orang?
Akhirnya, kata "dunia" tidak mungkin berarti seluruh dan setiap manusia kecuali Anda siap untuk menerima bahwa:
Kasih Allah kepada sebagian orang adalah sia-sia,
karena mereka binasa.
Kristus diberikan kepada berjuta-juta orang yang tidak pernah
mengenal-Nya.
Kristus diberikan kepada berjuta-juta orang yang tidak
dapat mempercayai-Nya.
Allah merubah kasih-Nya, dengan mengabaikan mereka yang binasa (atau
sebaliknya, Ia tetap mengasihi mereka dalam neraka).
Allah gagal untuk memberikan segala sesuatu kepada orang-orang yang
baginya Ia telah memberikan Kristus.
Allah sebelumnya tidak mengetahui siapa yang akan percaya dan
diselamatkan.
Kemustahilan-kemustahilan semacam ini tidak dapat kita terima; Kata "dunia" hanya berarti orang-orang pilihan yang tersebar di seluruh dunia.
- Cara supaya orang pilihan Allah menerima hidup yang ada di dalam Anak-Nya adalah dengan percaya. Dikatakan "Setiap orang yang percaya tidak akan binasa".[*]
Jika dikatakan bahwa Kristus mati untuk seluruh dan setiap manusia, dan kita tahu bahwa hanya orang-orang percaya saja yang akan diselamatkan, lalu apa perbedaan antara orang-orang percaya dengan orang-orang yang tidak percaya? Mereka tidak mungkin membuat perbedaan itu sendiri (lihat 1Kor. 4:7). Maka pasti Allah yang membuat perbedaan antara mereka. Tetapi jika Allah yang membuat mereka berbeda, maka bagaimana mungkin Ia dapat memberikan Kristus kepada mereka semua?
Ayat tersebut menyatakan maksud Allah bahwa orang-orang percaya akan diselamatkan. Hal itu berarti bahwa Allah tidak memberikan Anak-Nya untuk mereka yang tidak percaya. Bagaimana mungkin Ia memberikan Anak- Nya bagi orang-orang yang kepadanya Ia tidak berikan anugerah untuk percaya?
Sekarang silakan pembaca menimbang semua ini, pertama-tama dan khususnya, mengenai kasih Allah, dan dengan serius menanyakan apakah mungkin itu merupakan kasih kepada semua orang, yang membiarkan kebinasaan begitu banyak orang yang dikasihi-Nya? Ataukah kasih ini lebih baik dimengerti sebagai kasih yang unik dan khusus dari Bapa untuk anak-anak-Nya yang percaya, yang menjamin masa depan mereka? Maka Anda akan mendapatkan jawaban mengenai apakah Alkitab mengajarkan bahwa Kristus mati sebagai tebusan umum - tidak berguna bagi sebagian orang yang seharusnya telah ditebus - atau sebagai penebusan khusus yang berlaku bagi setiap orang percaya secara berkemenangan. Dan ingatlah ayat ini, Yoh. 3:16, yang begitu sering digunakan untuk mendukung pendapat bahwa Kristus mati untuk setiap manusia - meskipun, seperti yang telah saya jelaskan, sangat tidak sesuai dengan pendapat demikian!
Ket. [*]:
Tidak ada gunanya mendukung penebusan universal dengan berpendapat bahwa "barangsiapa" berarti "setiap orang", secara tidak definit.