Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Kebangkitan KristusPenulis_artikel:
Pdt. Dr. Stephen Tong
Tanggal_artikel:
7 Maret 2019
Isi_artikel:
Kebangkitan KristusKita bersyukur pada Tuhan karena Dia adalah Tuhan yang hidup. Kita melihat dalam 1 Korintus 15 dengan panjang lebar Paulus memaparkan kebenaran bahwa Yesus Tuhan adalah Tuhan yang sudah bangkit. Bahkan, tak ada satu agama yang besar di dalam dunia mempunyai konsep kebangkitan sebelum Yesus datang ke dalam dunia, baik dalam Konfusiusme, Taoisme, Budhisme, Hinduisme, Soroasterisme dsb. Jangankan fakta, konsep mengenai kebangkitan itu pun tidak ada dalam agama-agama tersebut. Namun sebenarnya, kebangkitan bukan dongeng atau mitos yang diketemukan oleh Kekristenan. Kebangkitan merupakan janji Allah kepada manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa dan yang sudah diikat oleh kuasa kematian. Yesus Kristus bangkit dari antara orang mati. Paulus menegaskan pada waktu orang-orang Korintus dilanda oleh semacam rasionalisme yang tidak bertangggung jawab. Mereka mengatakan, "Tidak mungkin ada orang yang mati dapat bangkit kembali." Maka Paulus berkata, "Jikalau Yesus Kristus tidak bangkit, sia-sialah kepercayaanku. Jikalau Yesus Kristus tidak bangkit percumalah pemberitaanku." Di dalam kalimatnya Paulus menegaskan, betapa pentingnya keharusan orang Kristen percaya Yesus Kristus bangkit. Yesus Kristus bangkit bukan suatu kepercayaan yang dipaksakan karena perlu akan hal ini. Yesus Kristus bangkit bukan sesuatu mitos orang kafir yang dialihkan ke dalam kekristenan. Yesus Kristus bangkit bukan satu kemauan manusia, yang menginginkan suatu penerobosan untuk mengalahkan kuasa kematian. Yesus Kristus bangkit merupakan rencana Allah sebelum dunia diciptakan. Percaya kepada kebangkitan merupakan suatu sistem iman kepercayaan yang tidak ada di dalam agama yang tidak diwahyukan. Sistem keagamaan dan iman tentang kebangkitan merupakan suatu pewahyuan yang khusus dari Tuhan Allah sendiri. Di luar Kekristenan, hanya ada konsep kebangkitan dari wahyu umum yang samar-samar, yang pernah terlintas dalam pikiran manusia. Kebudayaan Mesir membuktikan hal ini. Karena mummi-mummi yang dibuat di Mesir, melambangkan suatu pengharapan bahwa setelah manusia mati tidak berarti habis; sebuah konsep immortalitas. The concept of immortality is very well express in the manifacture of the mummi. Orang-orang Mesir setelah menemukan bahwa orang yang dikasihi itu meninggal, mencari obat-obat untuk mengawetkan tubuh yang sudah mati itu dengan puluhan kilo obat-obat yang berbau wangi yang bisa menghindarkan atau mencegah kerusakan dari tubuh manusia yang telah mati itu, lalu dibungkus dengan kain yang begitu banyak. Kalau Saudara menuju ke kota Paris di Loever, Saudara menuju ke Chicago; di Chicago Museum, saudara menuju ke New York, museum di Leningrad, museum di British Museum; museum-museum yang penting di seluruh dunia, negara-negara yang maju, Engkau akan menemukan satu atau dua mummi dari orang-orang Mesir. Ada yang sampai sekarang masih ada, dan pada waktu diperiksa dengan rontgen maka ada kulit yang masih baik sehingga tubuh itu masih dalam kondisi baik. Karena orang Mesir mempunyai konsep bahwa manusia tidak hidup di dalam dunia hanya untuk beberapa puluh tahun saja. Setelah mati, mereka masih menantikan suatu hari kebangkitan. Kebudayaan Mesir merupakan kebudayaan yang agung sekali. Kebudayaan Mesir telah menangkap sesuatu unsur yang tidak ada pada kebudayaan-kebudayaan lain. Di dalam pembagian jenis kebudayaan, Prof. Dr. Sorokin, seorang sosiolog yang besar, telah memberikan pemisahan dan pengklasifikasian dari kebudayaan. Dan, bagi saya sendiri kebudayaan Mesir harus dipisahkan dari kebudayaan-kebudayaan yang lain. Karena dalam kebudayaan Mesir telah menangkap suatu konsep, meskipun samar sekali, yaitu tentang kebangkitan manusia, tetapi konsep ini tidak pernah muncul di dalam agama-agama yang lain. Konsep kebangkitan sebagai suatu pencetusan kepada immortalitas, the immortality, ketidakrusakan. Istilah immortalitas lebih tepat diterjemahkan ketidakrusakan daripada diterjemahkan sebagai kekekalan. Eternity itu kekekalan; immortality itu ketidakrusakan, dan ketidakrusakan itu merupakan sifat Allah. Satu-satunya oknum yang belum pernah mengalami kerusakan yaitu Allah sendiri. Alkitab mengatakan bahwa Dia adalah satu-satunya yang tidak rusak, yaitu Allah sendiri. Pada waktu Allah menciptakan manusia menurut peta dan teladan-Nya sendiri, maka manusia diberikan kekekalan. Manusia mempunyai kekekalan tetapi tidak mempunyai ketidakrusakan seperti Allah sendiri. We have the eternity but we do not have immortality like God Himself . Kalau kita mempunyai ketidakrusakan, maka itu adalah ketidakrusakan yang tidak sama dengan kualitas ketidakrusakan dari Allah. Manusia boleh tidak mempunyai ketidakrusakan sesudah manusia memiliki tebusan dari Yesus Kristus melalui kuasa kebangkitan. Kita memasuki hal yang besar, begitu penting karena iman orang Kristen lain dengan orang dunia yang hanya mencari hiburan di dalam agama. Iman Kristen merupakan suatu perjuangan, suatu substansi yang tidak ada di dalam kebudayaan manusia. Jikalau orang Mesir mempunyai konsep yang samar, konsep yang kurang jelas tentang kebangkitan tetapi mereka belum pernah bisa mencegah kerusakan. Sebelum mayat manusia dimummikan, kerusakan sudah terjadi. Pada tahun 1693, ada satu majalah Life di Amerika yang di dalamnya memuat satu penemuan dari Raamses 11 dari mumminya. Raamses 11 merupakan seorang Firaun, di mana waktu itu orang Israel keluar dari Mesir. Zaman-zaman itu Firaun mempunyai kuasa yang luar biasa, satu otoritas mengakibatkan ratusan ribu orang mati di bawah pemerintahannya. Maka dalam keadaan yang demikian, bila dia mau membangun piramid yang besar, atau mau membangun kota-kota yang baru, dia hanya memberikan perintah, maka orang Israel akan menjadi budak seperti yang diperintahkan oleh Firaun. Akan tetapi, Firaun yang seperti Raamses 11 yang berotoritas demikian tinggi, apakah dia memiliki hidup yang sangat bahagia? Tidak! Pada abad ke-20 ilmu kedokteran dengan rontgen membuktikan bahwa dia mempunyai sakit gigi yang luar biasa hebatnya. Rontgen membuktikan bahwa ia pernah hidup susah sekali. Pada waktu mummi-mummi diperiksa kembali, kita melihat kerusakan sudah terjadi sebelum mati, apalagi kerusakan yang melanda sesudah kematian lebih hebat. Sekarang kalau kita pergi ke Paris, ke Amerika, di museumnya kita akan menemukan mummi-mummi yang telah begitu rusak, begitu menakutkan. Itulah kebudayaan. Kebudayaan yang agung, kebudayaan yang besar, kebudayaan yang mempunyai konsep yang tinggi-tinggi, toh tetap tidak bisa memberikan jaminan yang sesungguhnya kepada manusia. Sampai pada hadirnya Anak Allah dalam sejarah dan berpartisipasi dalam hidup manusia. Yesus Kristus lahir ke dalam dunia, mengalami pencobaan, mati menggantikan kita dan bangkit dari kematian dan naik ke sorga. Kelima hal ini, (1) inkarnasi, (2) kemenangan atas pencobaan, (3) kematian untuk menggantikan kita, (4) kebangkitan-Nya dari kematian dan (5) kenaikan-Nya ke sorga; kelima hal ini harus kita percayai dan harus betul-betul kita mengerti sebagai fakta sejarah. Mengapa saya harus menegaskan fakta, historical facts? Saya tegaskan sekali lagi, kita harus terima sebagai fakta-fakta sejarah, karena memang fakta-fakta yang terjadi di dalam sejarah. Karena teolog-teolog yang tidak bertanggung jawab mengatakan bahwa semua ini belum pernah terjadi. Yesus Kristus, kalau tidak pernah terjadi, dilahirkan melalui anak dara Maria, maka Yesus adalah seorang anak yang biasa, keturunan akibat dari persetubuhan antara seorang pria dan wanita. Jika Yesus Kristus sungguh-sungguh belum pernah terjadi mengalahkan pencobaan dari setan dan berdosa seperti saya dan Engkau, hanya moral-Nya lebih tinggi daripada kita; jikalau Yesus Kristus belum pernah mati menggantikan kita; jikalau kematian-Nya bukan sebagai pengganti atau suatu kematian yang menggantikan kita, to repay, to subtitute, maka kematian-Nya hanya menjadi seorang yang begitu hebat, yang begitu bermoral, yang begitu tinggi nilainya yang akhirnya mengorbankan diri-Nya agar menjadi contoh bagi Engkau dan saya saja. Jikalau Yesus Kristus tidak bangkit dari antara orang mati, maka Yesus Kristus hanya seorang penipu dan belum pernah Dia mempunyai cukup kuasa untuk menyelamatkan Engkau dan saya. Jikalau Yesus Kristus tidak bangkit dan naik ke sorga, tidak mungkin ada pengharapan kekal bagi Engkau dan saya. Jangan Saudara mempersamakan semua agama dan jangan mempersamakan semua agama yang lain dengan kekristenan. Di sini terletak perbedaan, di sini terletak kualitas kekristenan yang tidak ada bandingnya. Kristus dilahirkan di dalam sejarah, Kristus naik ke sorga sebagai fakta sejarah di antara inkarnasi dan kenaikan ke sorga sebagai klimaks dari wahyu Allah kepada manusia. Everything happen in Christ life is climax of God revelation for human being. Di dalam keadaan manusiawi kita memerlukan pengertian mengenai pengharapan yang sejati, berdasarkan tindakan Tuhan Allah sendiri. Ada perbedaan antara the virgin womb dan empty tomb. Virgin womb berarti rahim anak dara dan empty tomb berarti kubur yang kosong. Kedua hal ini mempunyai arti yang penting. Jika Yesus lahir seperti orang biasa dan jika Yesus mati juga seperti orang biasa maka tidak ada kekristenan yang sejati. Jika Yesus lahir bukan dari seorang anak dara, dan jika Yesus mati dan tidak bangkit dari kematian, sehingga kubur tetap terisi maka kita tidak mempunyai pengharapan menjadi orang Kristen. Roh Kudus yang memungkinkan yang kosong diisi dan juga Roh Kudus yang memungkinkan yang diisi menjadi kosong. Rahim seorang anak dara tidak boleh dan tidak mungkin diisi tetapi Allah yang memungkinkan. Jika kuburan yang telah penuh dengan mayat tidak seharusnya menjadi kosong dengan sendirinya, tetapi Roh Kudus telah mengosongkannya. Kubur dari pendiri-pendiri agama masih terisi dan pengikut mereka tetap kosong. Akan tetapi, kuburan Yesus sudah kosong dan pengikutnya yang diisi. Pada waktu Yesus Kristus bangkit terjadi gempa bumi yang hebat. Prajurit-prajurit Romawi yang begitu berani terpaksa menjadi takut. Batu penutup kubur yang paling sedikit membutuhkan lima sampai enam orang untuk menggulingkannya sekarang terguling sendiri. Pada waktu itu beberapa orang wanita datang ke kubur Yesus. Ada lukisan yang menggambarkan tiga perempuan yang datang ke kubur Yesus. Pelukisnya menggambarkan kubur itu dari dalam lubang yang melihat ke luar. Keadaannya gelap tetapi di pintu kubur ada cahaya yang masuk. Dan, karena cahaya dari luar itu terlihat sayap dari malaikat yang sedang berkata-kata. Dua orang perempuan melihat malaikat itu, masuk ke kubur dan menjadi tercengang. Akan tetapi, satu perempuan yang lambat baru tiba di depan kubur itu dalam raut wajah yang sedih sekali. Pelukis ini berusaha untuk melukiskan ekspresi manusia sebelum dan sesudah mengerti kebangkitan Yesus. Yang sudah mengerti mempunyai pengharapan besar. Waktu mereka datang ke kuburan tidak menyangka ada malaikat di sana. Malaikat ini bukan untuk menjaga kuburan dan bukan menjaga mayat Yesus. Akan tetapi, menunggu orang datang dan mengabarkan berita kebangkitan. "Ia tidak ada di sini. Dia sudah bangkit." Ini adalah kalimat yang penting di dalam Alkitab yang pernah dikatakan oleh malaikat. Mengapa mencari orang-orang hidup di tengah-tengah orang mati? Manusia yang mencari Tuhan selalu menganggap ada Tuhan di dalam agama mereka. Kong Hu Cu akhirnya meninggal dan Budha juga mati, akhirnya pengikut-pengikutnya pun mati. Pendiri-pendiri agama lain adalah juga manusia yang berdosa yang akan mati termasuk semua pengikutnya. Akan tetapi, ketika Engkau mengikut Yesus dan waktu mengikut Dia sampai ke kuburan, Engkau menemukan kalimat, "Mengapa engkau mencari orang yang hidup di tengah-tengah orang yang mati?" Perkataan ini memberikan pengharapan dengan kualitas yang berbeda, karena di dalam kubur Yesus ada kalimat yang mengatakan Ia tidak di sini. Yesus tidak bisa ditemukan di kuburan. Yang ke kuburan tidak bisa menemukan Yesus, yang ke kuburan bertemu dengan tengkorak, tengkorak Plato, Heraklitos, Herodotus, tengkorak dari orang-orang yang paling besar dalam sejarah. Tulang belulang dari Hitler, Napoleon, Jenghis Khan, Hanibal, Mao Tze Tung, Stalin, dan nanti tulang kita semua ada di kuburan, tetapi saudara tidak akan menemukan tulang Yesus! Di Vatikan, ada beberapa paku yang memaku Yesus tetapi tidak terdapat tulang Yesus. Banyak relief-relief di gereja terdapat dari tulang belulang orang-orang orang suci di Sindhikia, seperti Golen, demikian pula tempat-tempat yang lain yang menyatakan peninggalan dari orang- orang lain yang berkenaan dengan kain tipis yang menutupi tubuh Yesus, hanya kain itu yang tersisa di Turino. Lalu, orang Amerika, Inggris dengan metode sinar X dan perhitungan yang lama akhirnya membuktikan kain itu palsu adanya, bukan kain yang menutupi tubuh Yesus. Banyak orang Katolik menyembah kain itu karena mereka mengira kain itu membungkus tubuh Yesus dan dari sinar X terlihat ada satu wajah yang seram, matanya tertutup, karena ada suatu cairan dari mayat itu yang membekas dan dari situ orang bisa melihat wajah Yesus, yang berbeda dari wajah yang pernah dilukis. Akan tetapi, itu pun sudah dibuktikan palsu. Iman kita tidak boleh didasarkan pada suatu bekas peninggalan Yesus. Iman kita didasarkan kepada kebangkitan Yesus Kristus. Kalau Yesus Kristus tidak bangkit, iman itu sia-sia. Pengabaran Injil sia-sia, kegiatan rasul Paulus sia-sia. Iman kepercayaan, pemberitaan dan kebangkitan tidak bisa dipisahkan. Kebangkitan Yesus Kristus menjadi fondasi iman, yang menentukan hasil kepercayaan kita dan fungsi pemberitaan kita. Jika Yesus tidak bangkit tidak perlu menjadi orang Kristen. Jika Yesus tidak bangkit, tidak perlu mengabarkan Injil. Sejarah akan terus menerus membuktikan satu hal bahwa gereja yang tidak percaya akan kebangkitan Yesus Kristus tidak akan mempunyai iman yang sejati dan tidak mempunyai iman yang dapat diberitakan. Gereja yang hanya menganggap Yesus sebagai revolusioner, sebagai moralis yang besar, perombak sistem masyarakat, psikolog dan konselor terbesar adalah gereja yang lumpuh yang tidak mempunyai kekuatan. Puji Tuhan! Yesus Kristus bangkit dan Paulus berkata, kebangkitan menjadi jaminan iman, jaminan pemberitaan, dan jaminan kehidupan Kristen. Paulus berkata, "Jikalau Yesus Kristus tidak bangkit maka kita adalah orang-orang yang paling malang." Mengapa kebangkitan Yesus menjadikan Kekristenan tidak sia-sia? Waktu Paulus menulis surat Korintus ini, sudah banyak orang Kristen dianiaya, dipenjarakan dan dibunuh. Orang Kristen tidak mempunyai hak apa-apa lagi. Orang Romawi memfitnah orang Kristen dengan alasan yang tidak jujur untuk menghancurkan kekristenan. Mereka dibuang ke lubang singa, dimakan di tengah-tengah arena yang besar oleh singa yang sengaja dibuat kelaparan. Ada seorang di antara beratus ribu penonton yang kemudian menjadi sejarawan besar mengatakan, "Saya heran berkali-kali melihat orang dimakan singa dengan berteriak dan ada yang jatuh pingsan. Akan tetapi, kali ini saya melihat orang Kristen mempunyai iman yang aneh dan menganggap seseorang yang sudah mati itu bangkit. Orang biasa itu adalah Yesus Kristus yang mereka anggap sebagai Allah. Para pengikut itu dilempar ke dekat mulut singa tetap bernyanyi memuji Tuhan." Pemuda ini akhirnya menjadi sejarahwan yang menulis tentang orang Israel khususnya sebelum dan sesudah kematian Yesus Kristus. Ketika Paulus menulis ayat ini, ia tahu apa yang pernah terjadi dan dia tahu akan penganiayaan yang akan datang. Jika Yesus tidak bangkit maka kita adalah orang yang paling malang karena kita mengikut Dia tanpa hasil. Jika Yesus tidak bangkit, apa yang kita perjuangkan menjadi hampa, keadaan dunia makin lama makin gawat. Karena kalau orang yang sebaik Yesus pun ajal-Nya begitu menakutkan, apalagi manusia yang lain. Jikalau Yesus tidak bangkit dunia tidak mempunyai jawaban bagi persoalan yang paling sulit dan yang paling lama yaitu mengapa orang benar menderita? Orang fasik menjadi makmur sedang orang jujur harus kelaparan; orang yang berdusta menjadi kaya, orang jahat berumur panjang sedangkan orang baik bermoral tinggi umurnya pendek. Di manakah keadilan, kuasa, penyertaan, dan berkat Tuhan? Di manakah keberadaan Tuhan? Bukankah demikian juga pada waktu Yesus dicaci? Pada waktu Yesus dipaku di atas kayu salib terlihat gelap menutupi. Yang jahat mengalahkan yang baik, ketidakadilan berkuasa atas keadilan; yang suci dihukum oleh yang tidak suci. Dalam dunia ini seluruhnya terbalik tidak ada norma/nilai yang beres. Seluruh dunia mempunyai keadilan yang tidak benar. Dunia sudah tidak lagi mengenai kebenaran, kesucian, keadilan, kebajikan. Yesus dengan kedua tangan-Nya menyembuhkan orang, sekarang tangan itu harus dipaku. Yesus dengan kedua kaki-Nya pergi memberitakan Injil, sekarang kaki itu ditusuk. Yesus mempunyai hati yang penuh cinta, yang merangkul seluruh dunia, sekarang ditusuk sehingga darah dan air yang keluar. Di manakah keadilan dan kebenaran? Tidak ada jawaban. Jawabannya hanya ada pada kebangkitan Yesus Kristus. Karena Yesus Kristus bangkit, Paulus berkata, "Pemberitaanku tidak sia-sia." Karena Yesus bangkit kita bukan orang yang paling malang melainkan orang yang paling berpengharapan di dalam Dia. Kebangkitan Yesus Kristus adalah jaminan yang paling besar bagi mereka yang berjuang dalam sejarah. Oleh karena itu berjuanglah untuk hidup walau harus mengalami kesulitan dan perlakuan tidak adil. Karena Yesus Kristus bangkit secara vertikal kita berdamai dengan Tuhan Allah. Dosa kita diampuni, jiwa kita diselamatkan, dan mengalami hidup yang baru di dalam Tuhan. Secara horizontal, kita berjuang di dalam dunia menjadi saksi kebangkitan Kristus. Sumber Artikel:
Sumber:
Komentar |
Publikasi e-Reformed |