Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Katekismus Jenewa (1542)Perkataan 'katekismus' berkaitan dengan kata kerja Yunani katekhein, 'memberitahukan dari atas (panggung, mimbar) ke bawah', dari situ juga 'mengajarkan'. Mulai abad pertama (Luk 1:4, Kis 18:25, Gal 6:6) katekhein menjadi istilah baku yang mengacu ke kegiatan membimbing masuk anggota baru ke dalam iman Kristen, apakah mereka orang dewasa yang baru menjadi percaya, atau anak-anak yang telah dibaptis tetapi masih perlu menerima pengajaran. Pengajaran itu diberikan secara lisan. Memang ada pembimbing tertulis (a.l. kitab 'Didache', yang ditulis sekitar tahun 100, dan 'pengajaran pertama kepada para calon anggota Gereja' karangan Augustinus), tetapi tulisan itu tidak mendapat status resmi. Luther yang pertama kali menerbitkan katekismus dalam arti buku pelajaran yang membahas pokok-pokok iman Kristen yang dengan sistematis, dan yang umum dipakai sebagai pedoman dalam pengajaran iman. Katekismus Besar dan Kecil karangan Luther menjadi buku katekisasi di seluruh Gereja Lutheran. Akan tetapi, karena Reformasi beraneka ragam, dan menekankan pemakaian bahasa nasional, maka muncullah sejumlah besar katekismus lain. Katekismus Jenewa (Katekismus Calvin, 1573/1542) diterima umum di gereja-gereja Calvinis berbahasa Perancis. Katekismus Anglikan (1549) ditujukan kepada Gereja Nasional Kerajaan Inggris. Katekismus Heidelberg(1563) menjadi pedoman pengajaran agama dan kitab pengakuan iman dalam gereja-gereja Calvinis berbahasa Jerman dan Belanda. Dan Katekismus Westminster, yang Besar dan yang Kecil (1647), sampai sekarang berwibawa besar dalam Gereja-gereja Calvinis berbahasa Inggris. Gereja Katolik Roma pun pada zaman itu menerbitkan katekismus resmi sendiri, yaitu Catechismus Romanus (1566), yang merupakan buku pedoman untuk kaum klerus. Katekismus Jenewa merupakan karya Yohanes Calvin. Pada tahun 1541 Calvin dipanggil pulang dari kota Straatsburg ke Jenewa. Pemerintah kota telah mengusir dia tiga tahun sebelumnya, karena perselisihan paham mengenai cara melaksanakan reformasi agama di kota itu. Setibanya di Jenewa Calvin cepat-cepat menyusun tiga dokumen pokok, yakni tata gereja, tata kebaktian (lihat di depan, no. 12 dan 15), dan kitab katekismus. Calvin hanya bersedia kembali mengemban pelayanan pendeta di 'kota seram' itu kalau tata gereja dan katekismus itu ditandatangani oleh pemerintah kota. Memang itulah yang terjadi. Sementara ia menulisnya, pesuruh percetakan sudah datang mengambil lembar-lembarnya satu-satu. Meskipun Katekismus Jenewa disusun tergesa-gesa. Calvin tidak sempat merevisi naskahnya. Maka naskah di bawah ini merupakan terjemahan katekismus yang ditulis Calvin pada bulan Desember 1541/Januari 1542 itu. Hanya, dalam edisi asli pertanyaan/jawaban belum memakai nomor urutan; nomor itu baru disisipkan dalam edisi tahun 1551. Di Jenewa, Katekismus Calvin merupakan bahan pelajaran dalam kegiatan katekisasi yang berlangsung tiap-tiap hari Minggu pukul 12 dalam gedung-gedung gereja. Isinya diperkenalkan kepada anak-anak berumur 10 sampai 15 tahun, sebagai persiapan upacara sidi (lihat Tata Gereja Jenewa, pasal 40 dan 141, di depan no. 9). Pada saat melakukan sidi, anak-anak harus melafalkan isi pokoknya. Di samping pemakaiannya sebagai bahan katekisasi, Katekismus Jenewa berfungsi juga sebagai semacam pengakuan iman atau rumus keesaan. Sebab, pasal 7 Tata Gereja Jenewa menetapkan,'untuk menghindari seluruh bahaya kalau-kalau orang [yaitu pendeta] yang mau diterima memegang pendapat yang salah, wajiblah ia menyatakan berpegang pada ajaran yang telah diterima resmi dalam Gereja, terutama sesuai dengan isi Katekismus'. Dengan perkataan lain, para pendeta wajib menandatangani Katekismus Calvin. Tiga tahun kemudian (1545), Calvin menerbitkan terjemahan Katekismusnya ke dalam bahasa Latin. Dengan demikian, isinya bisa juga digunakan oleh kaum teolog yang tidak menguasai bahasa Perancis. Tidak lama kemudian menyusullah edisi-edisi dalam bahasa Yunani dan Ibrani (terjemahan ke dalam bahasa Ibrani dibuat oleh seorang Kristen asal Yahudi bernama Immanuel Tremellius), Italia dan Spanyol, Inggris dan Jerman. Kristen kepada anak-anak, yang disusun dengan memakai pola dialog: Pelayan mengajukan pertanyaan, dan anak menjawab. Oleh Yohanes Calvin
Anak: Tujuannya yang utama ialah mengenai Allah. A. Sebab Dia telah menciptakan kita dan menempatkan kita dalam dunia ini dengan maksud supaya Dia dimuliakan di dalam kita. Memang wajarlah kita mengarahkan hidup kita ke kemuliaan-Nya, sebab Dia awal mulanya. A. Itu juga. A. Tanpa itu keadaan kita lebih celaka daripada keadaan binatang dungu. A. Benar A. Bahwa orang mengenal Dia untuk menghormati Dia. A. Cara yang benar ialah dengan menaruh kepercayaan penuh kepada-Nya melayani Dia seraya mematuhi kehendak-Nya; mengajukan permintaan kepada-Nya dalam semua kebutuhan kita seraya mencari keselamatan dan semua harta dalam Dia; mengaku dalam hati dan dengan mulut bahwa semua harta berasal dari Dia sendiri. A. Bahwa kita menaruh kepercayaan kepada Allah. A. Pertama, dengan mengenal Dia sebagai Yang Mahakuasa dan Yang Mahabaik. A. Tidak. A. Sebab kita tidak layak, sehingga tidak patut Dia menunjukkan kuasa-Nya untuk menolong kita, atau memakai kebaikan-Nya terhadap kita. A. Kita harus yakin Dia mengasihi kita dan mau menjadi Bapa dan Penyelamat kita. A. Melalui Firman-Nya. Dalam Firman itu Dia menyatakan kepada kita kemurahan-Nya dalam Yesus Kristus, dan memberi kita kepastian tentang cinta kasih-Nya kepada kita. A. Benar. A. Pengetahuan itu tercantum dalam pengakuan iman, yang diikrarkan semua orang Kristen. Biasanya orang menyebut pengakuan iman itu 'Pengakuan Iman Rasuli', sebab pengakuan itu merupakan ikhtisar kepercayaan yang benar, yang senantiasa dianut di kalangan orang Kristen, dan yang disimpulkan dari ajaran rasuli yang murni. A. Aku percaya kepada Allah Bapa, Yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Aku percaya kepada Roh Kudus. Aku percaya adanya Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan daging dan hidup yang kekal. A. Atas empat bagian utama. A. Bagian pertama mengenai Allah Bapa. Yang kedua mengenai Anak-Nya Yesus Kristus; dalam bagian itu dituturkan seluruh sejarah penebusan kita. Yang ketiga mengenai Roh Kudus. Yang keempat mengenai Gereja dan mengenai karunia-karunia yang Allah anugerahkan kepadanya. A. Sebab dalam satu Hakikat ilahi yang tunggal kita harus memperhatikan Bapa sebagai awal dan asal, atau sebab pertama segala sesuatu; sesudah itu Anak-Nya, yang adalah hikmat kekal; dan Roh Kudus, yang adalah kekuatan dan kuasa-Nya, yang tersebar dalam seluruh ciptaan, namun tetap berdiam dalam Dia. A. Begitulah. A. 'Aku percaya kepada Allah Bapa, Yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi.' A. Dengan memperhatikan Yesus Kristus, yang adalah Firman kekal, yang diperanakkan dari-Nya sebelum segala abad, kemudian, setelah tampil ke dalam dunia, diteguhkan dan dinyatakan sebagai Anak-Nya. Tetapi, karena Allah adalah Bapa Yesus Kristus, maka Dia adalah juga Bapa kita. A. Hal itu tidak hanya berarti bahwa Dia memiliki kuasa, namun tidak mempergunakannya. Sebaliknya, seluruh ciptaan berada di tangan-Nya dan tunduk pada-Nya; Dia mengatur semua hal melalui pemeliharaan-Nya, memerintah dunia melalui kehendak-Nya, dan mengendalikan segala kejadian sekehendak hati-Nya. A. Begitulah. A. Karena Dia telah menampakkan diri kepada kita melalui karya-Nya maka kita perlu mencari Dia di dalamnya ( A. Sudah tentu. Tetapi semua itu tercakup dalam kedua perkataan itu, sebab semua itu termasuk langit atau bumi. A. Perkataan itu tidak hanya mengandung arti, bahwa Dia telah menjadikan karya-karya-Nya sekaligus, dengan maksud kemudian membiarkannya dan tidak mempedulikannya lagi. Sebaliknya, inilah paham yang harus kita pegang: sebagaimana dunia telah dijadikan oleh-Nya pada mulanya, begitu pula sekarang Dia menjaga supaya dunia itu tetap utuh, begitu rupa, sehingga langit, bumi, dan semua makhluk hanya dapat ada terus karena kekuatan- Nya. Lagi pula, sebab dengan demikian semua hal berada di tangan-Nya, maka Dia memegang pemerintahnya dan Dialah Tuhannya. Demikianlah, karena Dia adalah Khalik langit dan bumi, maka Dialah yang melalui kebaikan-Nya, kekuatan-Nya, dan hikmat-Nya mengendalikan seluruh tatanan alam; Dia- lah yang mengirim hujan dan kemarau, hujan es, angin badai dan cuaca cerah, kesuburan dan kemandulan, kesehatan dan penyakit. Pendeknya, Dia memegang pimpinan segala hal, dan menggunakannya sekehendak hati-Nya. A. Meskipun Dia tidak membimbing mereka dengan Roh Kudus-Nya, namun Dia mengekang mereka, begitu rupa, sehingga mereka tidak dapat berkuti kalau Dia tidak mengizinkannya. Dia bahkan memaksa mereka melaksanakan kehendak-Nya kendati berlawanan dengan maksud dan rencana mereka. A. Gunanya besar sekali, sebab sangat buruklah jika setan-setan dan orang jahat sanggup berbuat sesuatu bertentangan dengan kemauan Allah. Seandainya demikian, nurani kita sama sekali tidak dapat tenang lagi, sebab kita selalu terancam bahaya dari pihak mereka. Sebaiknya, bila kita mengetahui bahwa Allah mengekang mereka erat-erat sehingga mereka tidak dapat berbuat apa-apa kecuali dengan seizin-Nya maka kenyataan itu membuat kita tenang dan bersukacita, sebab Allah berjanji menjadi Pelindung kita dan membela kita. A. 'Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, dst.' A. Bahwa kita mengenal Anak Allah sebagai Juruselamat kita, dan cara Dia melepaskan kita dari maut dan memperoleh keselamatan bagi kita. A. Artinya 'Juruselamat'. Atas perintah Allah, nama itu diberikan kepada-Nya oleh malaikat ( A. Sudah tentu! Allah menghendaki supaya Dia diberi nama itu, maka perlu Dia benar-benar JuruselaMat A. Oleh gelar itu jabatan-Nya dinyatakan dengan lebih jelas lagi. Dia telah diurapi oleh Bapa sorgawi untuk menetapkan-Nya sebagai Raja, Imam atau tokok yang bertugas mempersembahkan korban, dan Nabi. A. Menurut Alkitab pengurapan harus dipakai untuk ketiga jabatan itu. Dan berkali-kali juga Dia dikatakan menyandang jabatan-jabatan itu. A. Bukan minyak kasatmata yang dipakai, seperti dalam hal para raja, imam, dan nabi dulu. Sebaliknya, Dia telah diurapi dengan karunia-karunia Roh Kudus. Karunia itulah kenyataan yang diungkapkan oleh pengurapan lahiriah yang diselenggarakan pada zaman dahulu ( A. Kerajaan itu bersifat rohani, dan terdiri dari Firman dan Roh Allah, yang mengandung kebenaran dan kehidupan. A. Sebab dengan turun ke dunia ( A. Semua itu berguna bagi kita. Sebab Yesus Kristus telah menerima segala pemberian itu dengan maksdu memberi kita mengambil bagian di dalamnya, supaya kita semua menerima dari kepenuhan-Nya ( A. Dia telah menerima Roh Kudus bersama semua karunia-Nya dengan sempurna, untuk menghadiahkan dan membagikannya kepada kita, yaitu masing-masing menurut ukuran dan jatah yang Allah tahu cocok baginya ( Dengan demikian kita menimba dari Dia, bagaikan dari sumber semua harta rohani yang kita miliki. A. Oleh Dia hati nurani kita dijadikan bebas dan kita dipenuhi kekayaan rohani-Nya, agar kita hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Dengan demikian kita memiliki juga kekuatan yang perlu untuk mengalahkan iblis, dosa, daging, dan dunia, yang menjadi musuh jiwa kita. A. Pertama, bahwa Dia adalah Pengantara bagi kita, untuk mendamaikan kita dengan Allah Bapa-Nya. Selanjutnya, bahwa melalui Dia kita dapat menghampiri Allah dan menghadap Dia dan mempersembahkan korban yaitu diri kita sendiri bersama dengan segala sesuatu yang kita hasilkan. Dalam hal itu kita ikut mengambil bagian dalam Imamat-Nya ( A. Jabatan itu diberikan kepada Tuhan Yesus agar Dia menjadi Guru dan Pengajar semua orang milik-Nya. Tujuannya ialah supaya kita dibimbing ke pengetahuan sejati tentang Bapa dan kebenaran-Nya, begitu rupa sehingga kita menjadi murid dan anggota keluarga Allah. A. Benar. A. Kita anak-anak Allah bukan menurut kodrat kita, melainkan hanya melalui pengangkatan dan oleh rahmat, yaitu karena Allah mau menganggap kita demikian ( A. Itulah. Karena itulah, dengan memandang ke pemberian itu, di tempat lain Dia disebut Yang sulung di antara banyak saudara ( A. Kata-kata itu menjelaskan cara Anak Allah diurapi oleh Bapa agar Dia menjadi Juruselamat kita. Yaitu, dengan menerima daging kita yang menusiawi, dan menggenapkan hal-hal yang diperlukan untuk penebusan kita, sebagaimana dituturkan di sini. A. Dia telah dibentuk dalam kandungan anak dara Maria, dari zatnya sendiri, supaya Dia adalah keturunan Daud, sebagaimana telah dinubuatkan ( A. Perlu. Sebab ketidaktaatan manusia terhadap Allah perlu di benahi dalam kodrat manusia ( A. Benar. Sebab di dalam diri-Nya kita perlu memperoleh segala sesuatu yang kurang dalam diri kita sendiri. hal itu tidak mungkin terjadi dengan cara lain. A. Karena benih manusia sendiri rusak maka perlulah kekuatan Roh Kudus turun tangan dalam peristiwa mengandung ini, untuk mencegah Tuhan kita kena kerusakan apa pun dan untuk memenuhi Dia dengan kekudusan. A. Demikianlah pengertianku. A. Dia ditetapkan oleh Bapa untuk memegang pemerintah atas kita, supaya Dia menyelenggarakan Kerajaan dan Ketuhanan Allah, di sorga dan dibumi, dan menjadi Kepala para malaikat serta orang percaya ( A. Karena yang dibicarakan di sini hany apa yang termasuk pokok penebusan kita. A. Tidak hanya untuk memberi kita kepastian bahwa peristiwa itu benar-benar historis, tetapi juga untuk menjelaskan bahwa kematian-Nya disertai penghukuman. A. Dia telah mati untuk menanggung hukuman yang seharusnya kami terima dan untuk dengan cara itu membebaskan kita dari hukuman itu. Dan sebab kita bersalah di hadapan pengadilan Allah, karena kita telah berbuat jahat, maka untuk mewakili kita Dia mau menghadap takhta seorang hakim duniawi dan menerima hukuman yang diucapkan olehnya, dengan maksud menyatakan kita tidak bersalah di hadapan Takhta Hakim sorgawi. A. Ada dua segi. Dia memang dibenarkan melalui kesaksian hakim itu supaya terbukti Dia tidak menderita karena kesalahan-Nya sendiri, tetapi karena kesalahan kita. Namun, Dia dihukum dengan resmi, dengan hukuman yang diucapkan oleh hakim itu juga, untuk menunjukkan bahwa Dia benar-benar menjadi penanggung bagi kita, yang menerima penghukuman sebagai ganti kita supaya kita dibebaskan dari hukuman itu. A. Demikianlah pengertianku. A. Ya. Rasul pun menegaskannya, ketika ia berkata bahwa Dia digantung di kayu salib untuk mengalihkan kutuk kita kepada diri-Nya, agar kita dibebaskan dari kutuk itu ( A. Sama sekali tidak. Sebab, ketika Dia menerima kutuk itu, Dia meniadakannya, oleh kekuatan-Nya begitu rupa, sehingga Dia tetap direstui Allah agar kita dipenuhi-Nya dengan restu itu. A. Kematian merupakan kutuk, yang menimpa manusia karena dosa. Oleh sebab itu, Yesus Kristus telah menanggung kematian itu dan sambil menanggungnya Dia mengalahkannya. Dan untuk menunjukkan bahwa kematian-Nya benar-benar kematian, Dia mau diletakkan dalam kuburan, sama seperti manusia selebihnya. A. Kenyataan itu tidak menghalangi adanya hasil. Sebabl kini kematian orang percaya tidak lain ialah peralihan, yang membuat mereka memasuki kehidupan yang lebih jelas. A. Begitulah. A. Dia tidak hanya mengalami kematian kodrat, yaitu pemisahan antara jiwa dan raga. Juga jiwa-Nya diliputi kegelisahan luar biasa, yang oleh Petrus disebut 'sengsara maut' ( A. Agar Dia menghadap Allah untuk melakukan pelunasan atas nama orang berdosa, perlulah Dia merasakan kecemasan yang mengerikan itu dalam nurani-Nya, seolah-olah Dia ditinggallkan oleh Allah, bahkan seolah-olah Allah memurkai diri-Nya. Ketika berada dalam jurang itu, Dia berseru, 'Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' ( A. Tidak. Kendati demikian, perlulah Allah membuat Dia sengsara begitu, agar genaplah nubuat Yesaya, 'Dia diremukkan oleh tangan Bapa oleh karena dosa-dosa kita, dan Dia telah memikul kejahatan kita' ( A. Hal itu harus dipahami sebagai berikut. Dia berada dala keadaan yang melampaui batas itu menurut tabiat kemanusiaa-Nya. Untuk itu, selama beberapa waktu keallahan-Nya seakan-akan bersembunyi, artinya, tidak menyatakan kekuatannya. A. Dia tidak tertimpa olehnya untuk seterusnya. Sebab, serangan rasa ngeri tersebut tadi begitu rupa, sehingga Dia tidak tertindas olehnya. Sebaliknya, Dia bertempur melawan kuasa neraka, untuk mematahkan dan menghancurkannya. A. Itulah. Sebab di tengah kecemasan yang begitu besar, Yesus Kristus tetap menaruh harapan pada Allah. Sebaliknya, orang berdosa yang kena hukuman Allah menjadi putus asa dan mendongkol kepada-Nya sampai-sampai menghujat Dia. A. Dapat. Pertama, kita melihat bahwa kematian itu adalah persembahan korban. Melaluinya Dia melakukan pelunasan bagi kita dalam penghukuman Allah, dan dengan cara itu Dia telah meredakan murka Allah terhadap kita dan mendamaikan kita dengan Dia. Kedua, darah-Nya adalah pembasuhan yang olehnya jiwa kita dibersihkan sehingga tidak tinggal noda satu pun. Akhirnya, oleh kematian itu dosa-dosa kita dihapuskan, sehingga Allah sama sekali tidak mengingatnya lagi dan surat utang yang mendakwa kita ditiadakan. A. Sudah tentu. Jika kita benar-benar anggota Kristus, manusia lama kita disalibkan, daging kita dimatikan, supaya nafsu-nafsu jahat tidak lagi berkuasa dalam diri kita. A. Pada hari ketiga Dia bangkit. Dengan perbuatan itu Dia menunjukkan kemenangan-Nya atas maut dan dosa. Sebab oleh kebangkitan-Nya Dia telah menelan maut, mematahkan belenggu iblis, dan menghancurkan seluruh kuasanya ( A. Pertama, di dalamnya diperoleh kebenaran sepenuhnya bagi kita ( Kedua, kebangkitan itu menjadi jaminan yang pasti bagi kita bahwa kita pun pada suatu waktu akan bangkit dalam ketidakfanaan yang mulia ( A. 'Dia naik ke sorga' A. Benar. Sebab Dia telah melaksanakan segala sesuatu yang diperintahkan kepada-Nya oleh Bapa-Nya dan yang diperlukan demi keselamatan kita, maka tidak perlu lagi Dia tinggal di dunia ini. A. Kenaikan itu bermanfaat ganda. Karena Yesus Kristus telah masuk ke sorga atas nama kita, sebagaimana Dia telah turun meninggalkan sorga demi kita, dia membukakan kita jalan masuk dan meyakinkan kita bahwa pintu yang telah tertutup bagi kita karena dosa kita kini terbuka bagi kita ( A. Tidak. Hal itu bertentangan dengan ucapan-Nya, bahwa Dia akan menyertai kita hingga akhir zaman ( A. Tidak. Sebab lain tubuh-Nya, yang telah terangkat ( A. Dia telah diberi kuasa sebagai Tuhan sorga dan bumi, agar Dia memerintah dan mengendalikan segala sesuatu ( A. Kata-kata itu merupakan kiasan, yang diambil dari contoh raja-raja di bumi, yang mendudukkan di sebelah kanannya mereka yang ditetapkannya sebagai wakilnya, untuk memerintah atas namanya. A. Tidak. A. 'Dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.' Artinya, pada suatu kelak Dia akan tampil dari sorga untuk menghakimi, dengan cara yang sama seperti orang melihat Dia naik ke sorga ( A. Rasul Paulus menjawab pertanyaan ini dengan berkata bahwa mereka yang pada waktu itu masih hidup akan diubah dalam sekejap mata, supaya kefanaan mereka ditiadakan dan tubuh mereka dibarui menjadi tidak dapat binasa ( A. Itulah. A. Penghiburan yang luar biasa. Sebab kita yakin bahwa Dia akan tampil hanya demi keselamatan kita. A. Tidak. Sebab kita tidak usah menghadap seorang hakim selain Dia yang juga adalah Pembela kita dan yang telah menangani perkara kita untuk memperjuangkannya. A. Itu mengenai percaya kepada Roh Kudus. A. Supaya kita memahami bahwa, sama seperti Allah telah membeli dan menyelamatkan kita di dalam Yesus Kristus, begitu pula oleh Roh Kudus-Nya Dia membuat kita mengambil bagian dalam penebusan dan keselamatan itu. A. Sebagaimana cara Yesus Kristus merupakan pembasuhan kita, begitu pula perlu Roh Kudus memerciki hati nurani kita dengannya supaya nurani itu dibasuh ( A. Artinya bahwa Roh Kudus, yangdiam dalam hati kita, membuat kita merasakan kekuatan Tuhan kita Yesus ( A. Bagian keempat. Di sana dikatakan bahwa kita percaya adanya gereja yang am. A. Gereja Am itu adalah perhimpunan orang-orang percaya yang ditetapkan dan dipilih Allah akan menerima hidup kekal. A. Tentu. Kalau tidak, kita menjadikan kematian Yesus Kristus sia-sia, bersama segala sesuatu yang telah dituturkan di atas, sebab buah yang dihasilkan olehnya ialah Gereja. A. Begitulah. A. Bahwa Allah membenarkan dan menyucikan mereka yang telah dipilih-Nya, agar mereka kudus dan tak bersalah, supaya kemuliaan-Nya bercahaya dalam diri mereka ( A. Perkataan itu berarti bahwa, sebagaimana hanya ada satu Kepala orang- orang percaya ( A. Tidak, selama Gereja itu masih berjuang di tengah dunia ini. Sebab masih tetap ada sisa-sisa kelemahan, yang tidak akan dihilangkan sampai Gereja itu disatukan sepenuhnya dengan Kepala nya, Yesus Kristus, yang telah menguduskannya. A. Memang ada Gereja Allah yang kelihatan, yang tanda pengenalnya telah diberitahukan-Nya kepada kita. Tetapi di sini yang menjadi pokok pembicaraan ialah perhimpunan orang yang terpilih oleh Allah untuk menyelamatkan mereka. Gereja itu tidak dapat sepenuh- nya dilihat dengan mata. A. 'Aku percaya pengampunan dosa.' A. Allah, karena kebaikan-Nya yang cuma-cuma, mengampuni dan menghapuskan kesalahan orang-orang percaya milik-Nya, sehingga kesalahan itu sama sekali tidak diperhitungkan lagi di depan pengadilan-Nya untuk menghukum mereka karenanya. A. Benar. Sebab Tuhan Yesus Kristus telah melakukan pembayaran untuknya dan menanggung hukuman atasnya. Adapun kita tidak dapat membawa imbalan apa pun, tetapi kita perlu mendapat pengampunan semua dosa kita oleh kemurahan Allah semata-mata. A. Sebab, tidak seorang pun memperoleh pengampunan dosanya kecuali kalau sebelumnya ia dimasukkan menjadi anggota umat Allah, menekuni persatuan serta persekutuan dengan tubuh Kristus, dan dengan cara itu benar-benar menjadi anggota Gereja. A. Sudah pasti begitu. Sebab semua orang yang memisahkan dari persekutuan orang percaya untuk mendirikan bidat tersendiri, tidak dapat mengharapkan keselamatan selama mereka hidup terpisah. A. 'Kebangkitan daging, dan hidup yang kekal.' A. Pasal ini dibubuhkan dengan maksud menunjukkan kepada kita bahwa kebagahiaan kita tidak terletak di bumi ini. Hal ini bertujuan ganda. Pertama, agar kita belajar berjalan melewati dunia ini bagaikan negeri asing sambil menganggap remeh semua perkara di bumi dan tidak menaruh perhatian padanya. Selanjutnya juga, supaya, meski hasil anugerah yang telah Tuhan sediakan bagi kita dalam Yesus Kristus belum tampak oleh kita, kita tidak patah semangat, tetapi menantikannya dengan sabar, hingga waktu penyataannya. A. Mereka yang telah meninggal dunia sebelumnya akan mengenakan kembali tubuh mereka, kendati tubuh itu akan bersifat lain, yaitu tidak tunduk lagi pada kefanaan dan kebinasaan, meski zatnya tetap sama. Dan mereka yang masih hidup akan dibangkitkan Allah dengan cara ajaib, dengan perubahan mendadak yang telah disebut di atas (1Ko 15:52). A. Benar, tetapi dalam keadaan yang jauh beda. Sebab kelompok yang satu akan bangkit untuk menerima keselamatan dan kesukaan, sedangkan yang lain untuk menerima hukuman dan kematian (Yoh 5:29; Mat 25:46). A. Sebab dalam iktisar ini hanya dicantumkan apa yang termasuk hal-hal yang secara khusus menghibur nurani orang percaya; di dalamnya hanya dituturkan kebaikan-kebaikan yang Allah berikan kepada para hamba-Nya. Maka orang-orang fasik, yang tidak boleh masuk ke dalam Kerajaan-Nya, tidak disebut-sebut di sini. A. Bisa. Yakni, pengetahuan yang pasti dan kokok tentang kasih Allah terhadap kita, sebagaimana melalui Injil-Nya Dia menyata- kan diri sebagai Bapa dan Penyelamat kita dengan perantaraan Yesus Kristus. A. Alkitab mengajar kepada kita bahwa iman merupakan karunia khusus Roh Kudus. Hal itu juga dibuktikan oleh pengalaman. A. Sebab daya paham kita begitu lemah, sehingga tidak sanggup memahami hikmat rohani Allah yang dinyatakan kepada kita oleh iman, dan hati kita cenderung tidak percaya, atau percaya secara keliru yaitu menaruh kepercayaan pada diri kita sendiri atau pada makhluk-makhLuk Sebaliknya, Roh Kudus menerangi kita untuk menjadikan kita sanggup memahami apa yang tidak dapat kita mengerti dengan cara lain. Dan Dia membuat keyakinan kita semakin kokoh, dengan memeteraikan dan menerakan janji-janji keselamatan di dalam hati kita. A. Iman itu menjadikan kita benar di hadapan Allah, sehingga kita memperoleh hidup yang kekal. A. Seandainya terdapat seseorang yang begitu sempurna, sesungguhnyalah ia boleh disebut benar. Tetapi karena kita semua orang berdosa yang malang, kita perlu mencari di tempat lain sesuatu yang membuat kita layak, agar kita sanggup memberi pertanggungjawaban di depan pengadilan Allah. A. Pertama, semua perbuatan yang kita lakukan dari kodrat kita sendiri bersifat bejat, dan karena itu tidak dapat berkenan kepada Allah; sebaliknya, semuanya dihukum oleh-Nya. A. Begitulah. Meski perbuatan kita tampak bagus dari luar, namun jahat adanya, sebab hari buruk, dan hati itulah yang dilihat Allah. A. Benar. Namun, saya berkata bahwa tidak kemurahan-Nya dan kebaikan hati-Nya, tanpa memperhatikan perbuatan kita dengan cara apa pun, dia menyenangi kita dalam Yesus Kristus sambil memperhitungkan kebenaran- Nya kepada kita dan tidak menanggungkan kesalahan kita kepada kita ( A. Bahwa dengan jalan percaya dan menerima janji-janji Injil dengan sepenuh hati, kita menjadi pemilik kebenaran itu. A. Ya. A. Benar, sebab Dia menerimanya dengan penuh kemurahan, bukan karena perbuatan itu sendiri layak diterima. A. Tidak. Sebab perbuatan itu selalu dihinggapi salah satu kelemahan daging kita, yang mengotorinya. A. Jika perbuatan itu dilakukan dalam iman. Artinya, orang yang melakukannya harus yakin dalam nuraninya bahwa Allah tidak akan memeriksanya dengan ketat, tetapi akan memandangnya sempurna sebab Dia menutupi ketidaksempurnaan dan nodanya dengan kesucian Yesus Kristus. A. Tidak. Sebaliknya, ada tertulis bahwa tidak seorang pun yang benar di hadapan-Nya ( A. Tidak. Sebab Allah berjanji hendak memberi imbalan yang berlimpah, bauk di dunia ini maupun dalam Firdaus. Tetapi semua it berpangkal pada yang ini: Dia mengasihi kita meski tidak ada alasan dalam diri kita, dan menguburkan semua kesalahan kita, untuk tidak mengingatnya lagi. A. Hal itu mustahil. Sebab percaya kepada Yesus Kristus berarti, menerima Dia sebagaimana Dia memberikan diri-Nya kepada kita. Tetapi Dia tidak hanya berjanji akan membebaskan kita dari maut dan membuat kita mendapat kembali anugerah Allah, Bapa-Nya, karena Dia bebas dari segala kesalahan, tetapi juga akan melahirkan kita kembali oleh Roh-Nya, untuk membuat kita hidup suci. A. Begitulah. Dan karena itu ajaran Injil tercantum dalam kedua hal ini, yakni iman dan pertobatan. A. Pertobatan adalah rasa benci terhadap kejahatan dan cinta akan kebaikan, yang berasal dari takut akan Allah dan yang mendorong kita untuk mematikan daging kita, supaya kita diperintah oleh Roh Kudus dan dibimbing oleh-Nya menuju ke pengapdian kepada Allah. A. Benar, dan kami telah berkata bahwa pengabdian yang benar dan sah ialah mematuhi kehendak-Nya. A. Karena Dia mau dilayani bukan dengan cara yang kita rekakan, melainkan dengan cara yang berkenan kepada-Nya. HUKUM ALLAH A. Hukum-Nya. A. Hukum itu terbagi dua. Dalam bagian pertama tercantum empat perintah, dalam yang kedua enam; maka jumlahnya sepuluh. A. Allah sendiri. Dia telah memberikan hukum itu secara tertulis kepada Musa, terbagi atas dua loh batu, dan Dia menyatakan bahwa isinya terdiri dari sepuluh firman ( A. Loh pertama itu menyangkut cara yang benar menghormati Allah. A. Bagaimana seharusnya kita bergaul dengan sesama kita dan apa kewajiban kita terhadap mereka. A. 'Dengarlah Israel, Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku.' ( A. Permulaannya seakan-akan merupakan mukadimah seluruh Hukum. Sebab dengan menyebut nama-Nya, TUHAN' dan Pencipta dunia, Dia menuntut wewenang memerintah; sesudah itu Dia berkata bahwa Dia Allah kita, untuk membuat kita mengasihi hukum-Nya. Sebab, jika Dia adalah Penyelamat kita, pantaslah kita menjadi umat-Nya yang patuh. A. Benar, kalau diartikan secara harfiah. Tetapi hal itu juga menyangkut kita semua secara umum, sebab Dia telah membebaskan jiwa kita dari tahanan rohani dalam dosa, dan dari kuasa lalim si iblis. A. Untuk memperingatkan kita bahwa kita wajib mengikuti kehendakNya, dan bahwa kita sangat tidak tahu berterima kasih bila kita berbuat yang berlawanan dengannya. A. Agar kita memberi penghormatan yang pantas diberikan kepada-Nya hanya kepada Dia, dan tidak mengalihkannya ke sesuatu yang lain. A. Menyembah Dia saja, berseru kepada-Nya, menaruh kepercayaan kita pada- Nya, dan hal-hal serupa yang sesuai dengan keagungan-Nya. A. Sebab, Dia melihat dan mengetahui segala sesuatu, dan menilai pikiran manusia yang rahasia pun. Artinya, Dia mau diakui sebagai Allah, tidak hanya dengan pengakuan lahiriah, tetapi juga dengan hati yang ikhlas dan penuh kasih. A. 'Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air dibawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya.' A. Tidak. Tetapi Dia melarang membuat patung apa pun untuk menggambarkan Allah, atau untuk disembah. 168 (V) Katekismus Jenewa A. Sebab sama sekali tidak ada kesesuaian antara Dia, Roh Abadi, yang tidak terpahami, dengan bahan jasmani, mati, yang dapat binasa, dan kelihatan ( A. Benar. A. Berdiri di hadapan sebuah gambar untuk memanjatkan doa, berlutut di depannya, atau memberi tanda penghormatan yang lain, seolah-olah di tempat itu Allah memperlihatkan diri-Nya kepada kita. A. Begitulah. A. Dalam hukum pertama, Allah telah menyatakan bahwa hanya Dialah yang harus disembah, dan bukan allah lain. Begitu pula di sini Dia menunjukkan caranya yang tepat, untuk menjauhkan kita dari segala macam takhayul dan cara-cara daging. A. Dia menambahkan ancaman: bahwa Dia, TUHAN, Allah kita, kuat, cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Dia. A. Untuk menyatakan bahwa Dia sanggup mempertahankan kemuliaanNya. A. Bahwa Dia tidak mau disekutukan. Dia telah memberikan diri-Nya kepada kita karena kebaikan-Nya yang tak terhingga, maka Dia menghendaki agar kita seluruhnya milik Dia. Mengabdikan diri kepada Dia, berbakti kepada- Nya, itulah kesucian jiwa kita. Di pihak lain, berpaling ke salah satu takhayul adalah perzinaan rohani. A. Untuk membuat kita lebih takut, Dia berkata, Dia tidak hanya akan membalas dendan kepada mereka yang menyakiti hati-Nya, tetapi keturunan mereka akan terkutuk pula. A. Bila kita memperhatikan keadaan umat manusia, persoalan ini segera selesai. Sebab, menurut kodrat kita, kita semua terkutuk, dan kita tidak boleh mengeluh tentang Allah sekiranya Dia membiarkan kita tetap dalam keadaan kita sekarang. Maka, sebagaimana Dia menunjukkan rahmat-Nya dan kasih-Nya kepada para pelayan-Nya dengan memberkati anak-anak mereka, begitu pula Dia memperlihatkan dendam-Nya terhadap orang jahat bila keturunan mereka dibiarkan-Nya dalam keadaan terkutuk. A. Untuk merangsang kita juga dengan kelembutan, Dia berkata bahwa Dia menunjukkan kasih setia kepada seribu angkatan, yaitu mereka yang mengasihi Dia dan yang berpegang pada perintah-perintah-Nya. A. Tidak. Akan tetapi, Dia akan membentangkan kebaikan-Nya kepada orang percaya begitu jauh, sehingga karena kasih setia-Nya terhadap mereka Dia akan memperkenalkan diri kepada anak-anak mereka, dan tidak hanya menyejahterakan mereka secara jasmani, tetapi juga menguduskan mereka oleh Roh Kudus-Nya, untuk membuat mereka patuh pada kehendak-Nya. A. Memang tidak untuk selamanya. Sebagaimana Tuhan tetap mempertahankan kebebasan-Nya untuk berbelas kasihan kepada anak-anak orang jahat, begitu pula di pihak lain Dia tetap dapat memilih atau menolak orang- orang tertentu di antara keturunan orang percaya sekehendak hatiNya ( A. Untuk menunjukkan bahwa Dia lebih condong memakai kebaikan dan kelembutan daripada kekerasan dan kekejaman, sesuai dengan pernyataan- Nya bahwa Dia cenderung menunjukkan kebaikan dan tidak cepat murka ( A. 'Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan.' A. Hukum itu melarang kita menyalahgunakan nama Allah, baik dalam sumpah palsu maupun dengan mengucapkan sumpah yang tidak perlu dan sia-sia. A. Boleh, yaitu dalam sumpah yang memang dibutuhkan, artinya, untuk menegakkan kebenaran bilamana perlu, dan untuk memelihara kasih dan persekutuan antara kita. A. Melalui satu contoh, hukum ini mengajar kita secara umum agar kita tidak pernah mengemukakan nama Allah selain dengan rasa takut dan rendah hati, dengan maksud memuliakan Dia. Sebab Dia kudus dan agung, kita harus menjaga jangan sampai kita mengucapkannya dengan cara yang membuat orang mengira kita memandangnya remeh atau memberi alasan untuk menistanya. A. Bila kita tidak memakai nama Allah dalam pikiran atau perkataan kita, dan tidak berpikir atau berbicara mengenai perbuatan-Nya selain dengan hormat dan untuk memuji Dia. A. Menyusullah ancaman, yaitu bahwa Dia akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. A. Dengan cara ini Dia hendak memberitahukan betapa Dia anggap penting kemuliaan nama-Nya dihormati, sambil mengatakan dengan tegas bahwa Dia tidak akan membiarkan orang menghinanya, supaya kita lebih rajin menaruh hormat kepadanya. A. 'Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu: maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki- laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Dia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.' A. Perintah itu tidak bersifat mutlak. Tetapi sementara Dia mengizinkan orang bekerja selama enam hari, Dia menyisihkan yang ketujuh; pada hari itu orang tidak boleh berusaha. A. Dalam arti tertentu, hukum ini bersifat khusus. Sebab, kepatuhan terhadap perintah beristirahat itu termasuk upacara-upacara hukum larva. Oleh karena itu, pada waktu kedatangan Yesus Kristus perintah itu dihapuskan. A. Benar, sejauh hukum ini bersifat upacara. A. Hukum ini diberikan karena tiga alasan. A. Untuk melambangkan istirahat rohani, demi tata tertib gerejawi, dan untuk menghibur para hamba.' A. Berhenti berkarya sendiri, supaya Tuhan berkarya dalam diri kita. A. Dengan mematikan daging kita, artinya, menyangkal kodrat kita supaya Allah memerintah kita oleh Roh-Nya. A. Hal itu perlu dilakukan terus-menerus. Sebab setelah kita memulainya, kita perlu meneruskan sepanjang hidup. A. Lambang itu tidak perlu seluruhnya sama dengan kenyataan; cukuplah kalau agak mirip.' A. Dalam Alkitab, angka tujuh mengandung arti kesempurnaan. Maka angka itu cocok untuk mengungkapkan kelanggengan. Juga, olehnya kita diperingatkan bahwa selama hidup sekarang ini istirahat rohani kita baru mulai dan tidak akan sempurna sebelum kita meninggalkan dunia ini. A. Setelah menciptakan semua karya-Nya dalam enam hari, Dia mengkhususkan yang ketujuh untuk menyimaknya. Dan agar kita lebih terdorong untuk berbuat begitu, Dia menyebut contoh-Nya sendiri. Sebab yang paling perlu kita inginkan ialah menjadi serupa dengan Dia. A. Hal itu harus dilakukan tiap-tiap hari. Tetapi karena kelemahan kita ditetapkan satu hari secara khusus. Itulah tata tertib yang kusebut tadi.(2) A. Bahwa umat berkumpul untuk diberi pelajaran mengenai kebenaran Allah, melakukan doa-doa bersama, dan mengikrarkan pengakuan iman serta agamanya. A. Untuk memberikan kesempatan bersantai sebentar kepada mereka yang berada di bawah kuasa orang lain. Dan hal ini berguna juga bagi ketertiban umum. Sebab jika ada satu hari istirahat maka tiap-tiap orang membiasakan diri untuk bekerja pada waktu yang lain.' A. Sejauh menyangkut upacaranya, hukum ini telah dihapuskan ( A. Manusia lama kita telah disalibkan oleh kekuatan kematian-Nya, dan oleh kebangkitan-Nya kita bangkit dalam hidup yang baru ( A. Bahwa kita mematuhi aturan yang telah ditetapkan di dalam gereja, untuk mendengarkan Firman Tuhan, turut melakukan doa-doa bersama dan merayakan sakramen-sakramen. Dan bahwa kita tidak bertindak berlawanan dengan ketertiban rohani yang berlaku dalam lingkungan orang-orang percaya. A. Benar begitu. Sebab kita harus kembali dari lambang itu ke kenyataan yang diungkapkan olehnya, yaitu bahwa sebagai anggota sejati tubuh Kristus kita meninggalkan perbuatan kita sendiri dan menyerahkan diri kita kepada-Nya agar Dia memerintah kita. A. 'Hormatilah ayahmu dan ibumu.' A. Bahwa anak-anak bersifat sopan dan taat pada ayah dan ibu mereka, menaruh hormat dan takzim kepada mereka, membantu mereka, dan mematuhi perintah-perintah mereka, sebagaimana sepatutnya mereka lakukan. A. Pada hukum ini Allah membubuhkan janji, dengan mengatakan, 'supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu'. A. Bahwa Allah akan memberikan umur panjang kepada mereka yang menghormati ayah dan ibu mereka sebagaimana mestinya. A. Semalang apa pun kehidupan di bumi ini, hidup ini merupakan pemberian Allah kepada orang yang setia. Salah satu sebabnya ialah, dengan memelihara dia sehingga hidup terus, Allah memperlihatkan kepadanya kasih-Nya sebagai seorang bapa. A. Tidak. Bahkan, kadang-kadang Tuhan mengambil lebih cepat dari dunia ini mereka yang paling dikasihi-Nya. A. Segala janji Allah berhubung dengan harta duniawi barns kita anggap bersyarat, yaitu berlaku sejauh berguna bagi keselamatan rohani kita. Sebab kurang baiklah sekiranya keselamatan itu tidak diutamakan terus. A. Allah akan menghukum mereka pada hari penghakiman, tetapi Dia akan membalaskannya juga kepada kehidupan jasmani mereka, dengan membuat mereka mati sebelum usia mereka genap, atau dengan cara yang nista, atau dengan salah satu cara lain. A. Ya, sejauh halnya menyangkut bani Israel. Tetapi dewasa ini kita harus mengartikan perkataan ini secara lebih umum. Sebab apa pun negeri kediaman kita, Dialah yang empunya bumi, dan di bumi itu diberikanNya kepada kita tempat pemukiman kita ( A. Kendati yang disebut hanya ayah dan ibu, itu harus diartikan sebagai 'semua atasan', sebab alasannya sama. A. Bahwa Allah telah mengangkat mereka ke tempat keutamaan. Sebab tidak ada kekuasaan, apakah itu kekuasaan ayah atau raja atau atasan apa pun yang lain, yang tidak ditetapkan oleh Allah ( A. 'Jangan membunuh.' A. Benar begitu. Allahlah yang berfirman, maka hukum yang Dia berikan itu berlaku tidak hanya berkenaan dengan perbuatan kita yang lahiriah, tetapi terutama juga dengan perasaan hati kita. A. Benar, yaitu kebencian dan kedengkian, dan hasrat merugikan sesama kita. A. Tidak. Sebab, dengan menghukum kebencian, Allah menjelaskan bahwa Dia menuntut supaya kita mengasihi sesama kita dan berupaya demi keselamatan mereka, dan supaya kita melakukan semua itu dengan hati yang ikhlas, tanpa berpura-pura. A. 'Jangan berzina.' A. Bahwa Allah mengutuk segala perbuatan zina; karena itu kita harus menghindari perbuatan itu agar kita tidak membangkitkan murka-Nya terhadap diri kita. A. Kita harus senantiasa memperhatikan sifat Pemberi Hukum. Dia tidak hanya melihat perbuatan lahiriah, tetapi meminta pula perasaan hati. A. Badan dan jiwa kita adalah Bait Roh Kudus ( A. 'Jangan mencuri'. A. Hukum ini mencakup semua praktik jahat dan cara tidak wajar merebut harta milik sesama kita, apakah dengan kekerasan, atau dengan tipu daya, atau dengan cara lain apa pun yang tidak dibenarkan oleh Allah. A. Kita barus selalu kembali ke pedoman ini: sebab Pemberi Hukum bersifat rohani, perkataan-Nya tidak hanya menyangkut pencurian lahiriah, tetapi juga upaya, kemauan, dan pertimbangan yang bermaksud hendak memperkaya diri kita dengan mengorbankan kepentingan sesama kita. A. Berupaya supaya tiap orang tetap memegang harta miliknya sendiri. A. 'Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu'. A. Dengan memberi contoh, hukum ini mengemukakan ajaran umum, yaitu bahwa kita tidak boleh mengata-ngatai sesama kita dengan tak berdasar, dan tidak boleh merusak harta milik serta nama baiknya dengan fitnahan dan dusta kita. A. Agar kita lebih menjijikkan kejahatan mengata-ngatai dan memfitnah itu. Sebab dengan cara ini Dia menunjukkan bahwa barang siapa membiasakan diri memfitnah dan menjelek-jelekkan sesamanya segera juga akan mengucapkan sumpah palsu dipengadilan. A. Baik yang satu maupun yang lain, sesuai dengan pedoman tersebut di atas. Sebab, apa yang buruk kalau kita melakukannya di depan manusia, buruk juga kalau kita menghendakinya di depan Allah. A. Hukum ini mengajarkan kepada kita tidak mudah menilai negatif atau, fitnah sesama kita, tetapi lebih suka menghargai sesama kita sejauh hal itu sesuai dengan kebenaran, dan melindungi nama baik mereka dalam bicara kita. A. 'Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu'. A. Melalui hukum-hukum lain Tuhan hendak mengendalikan perasaan dan kemauan kita. Di sini Dia hendak mengekang juga pikiran kita yang memang membawa serta keinginan dan hasrat yang tertentu, namun belum sampai menjadi niat hati. A. Sudah pasti bahwa semua pikiran jahat berasal dari kelemahan daging kita, kendati tidak disetujui. Tetapi kukatakan bahwa yang dimaksud hukum ini ialah keinginan-keinginan yang menggelitik dan merangsang hati manusia meski tidak sampai rencana yang matang. A. Begitulah. A. Bisa, dengan menyederhanakannya menjadi dua pasal. Yang pertama adalah, bahwa kita harus mengasihi Allah kita dengan segenap hati kita, dengan segenap jiwa kita, dan dengan segenap kekuatan kita. Dan yang lain, bahwa kita hams mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita sendiri. A. Bahwa kita mengasihi Dia sebagaimana mestinya Allah dikasihi, yaitu dengan menerima Dia sebagai Tuhan, Yang Empunya kita, Penyelamat, dan Bapa kita. Maka selain mengasihi Dia kita perlu takut akan Dia, berbakti kepada-Nya, menaruh kepercayaan kepada-Nya, dan menaati Dia. A. Artinya, dengan semangat dan kegairahan yang begitu besar, sehingga tidak tinggal dalam diri kita keinginan, kehendak, gerak hati, atau pikiran apa pun yang bertentangan dengan kasih itu. A. Menurut sifat asli kita, kita condong begitu mengasihi diri kita sendiri, sehingga perasaan itu lebih kuat daripada semua perasaan lain. Begitu pula, kasih kepada sesama kita manusia harus begitu berkuasa dalam hati kita, sehingga kasih itu mengendalikan dan membimbing kita dan merupakan kaidah seluruh pikiran dan perbuatan kita. A. Bukan hanya orangtua dan sahabat kita, atau kenalan kita, melainkan juga mereka yang tidak kita kenal, bahkan juga musuh kita. A. Hubungan seperti yang ditetapkan oleh Allah antara semua orang di muka bumi. Hubungan itu tidak boleh diganggu gugat dan tidak dapat diputuskan oleh maksud jahat seorang pun. A. Benar. A. Sudah tentu. Akan tetapi, semua orang mengidap kelemahan yang begitu parah, sehingga tidak seorang pun berhasil melaksanakannya dengan sempurna. A. Dia tidak menuntut apa pun yang bukan kewajiban kita. Namun, asalkan kita berupaya mengatur hidup kita menurut apa yang ditirmankan-Nya dalam Hukum-Nya, Dia tidak memperhitungkan kekurangannya kepada kita,sekalipun kita masih jauh dari tujuannya, yaitu kesempurnaan. A. Orang yang tidak dilahirkan kembali oleh Roh Allah, tidak sanggup mulai melaksanakan butirnya yang paling kecil pun. Lagi pula, andaipun terdapat satu orang yang melaksanakan salah satu bagiannya, ia belum juga bebas dari utang. Sebab, Tuhan kita menyatakan bahwa terkutuklah setiap orang yang tidak melakukan seluruh isinya dengan sempurna ( A. Benar. Sebab berhubung dengan orang tidak percaya, gunanya Hukum itu hanya untuk mendakwa mereka dan menyebabkan mereka semakin tidak dapat berdalih di hadapan Allah ( A. Pertama, Hukum itu menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak dapat memperoleh kebenaran melalui perbuatan. Lantaran Hukum itu, mereka rendah hati dan dengan demikian membuat mereka siap untuk mencari keselamatannya dalam Yesus Kristus ( A. Semua itu hanyalah penjelasan Hukum, dan tidak diberikan untuk membuat kita menyimpang dari jalan ketaatan padanya, tetapi untuk membimbing kita ke jalan itu. A. Hukum itu menyatakan bahwa kita harus memberikan kepada tiap-tiap orang apa yang menjadi haknya. Dari situ kita dapat menarik kesimpulan mengenai kewajiban-kewajiban yang melekat pada kedudukan kita, masing- masing di tempatnya sendiri. Lagi pula, sebagaimana dikatakan tadi, kita memiliki penjelasan-penjelasan yang diberikan di seluruh Alkitab. Sebab apa yang dirangkumkan oleh Tuhan di sini, itu diuraikan-Nya di berbagai tempat untuk memberi kita pelajaran lebih lanjut. A. Kita telah berkata bahwa cara ketiga itu ialah berseru kepada-Nya dalam semua kebutuhan kita. A. Ya. Demikianlah tuntutan-Nya, sebab itulah penghormatan yang patut kepada ke-Allahan-Nya. A. Kedua hal ini berbeda benar. Sebab kita berseru kepada Allah untuk menyatakan bahwa kita tidak mengharapkan kebaikan selain dari Dia, dan bahwa bagi kita tidak ada pertolongan lain. Dalam pada itu, kita mencari dari pihak manusia sejauh Dia mengizinkannya dan memberi mekemampuan dan sarana untuk membantu kita. A. Benar. Memang, semua kebaikan yang kita terima dari manusia harus anggap berasal dari Allah sendiri, sebab sesungguhnya Dia menda ya kepada kita melalui tangan mereka. A. Tentu saja kita harus tahu berterima kasih. Salah satu alasannya, karena Allah menghormati mereka dengan cara menyalurkan kebaikan-Nya da kita melalui tangan mereka. Sebab dengan demikian Dia membuat berutang budi kepada mereka, dan Dia menghendaki agar kita nginsafi hal itu. A. Benar. Sebab Allah tidak menugasi orang-orang kudus membantu kita memenuhi kebutuhan kita. Adapun para malaikat memang dipekerjakan -Nya untuk berupaya demi keselamatan kita; namun Dia tidak mau berseru kepada mereka atau meminta pertolongan dari mereka. A. Benar. Sebab jika, setelah menerima pemberian Tuhan, kita tidak puas, hal itu merupakan tanda jelas ketidakpercayaan kita. Lagi pula, jika kita meminta pertolongan mereka dan menaruh kepercayaan kita pada mereka, walau hanya untuk sebagian, alih-alih mencari tempat berlindung hanya pada Allah, sesuai dengan perintah-Nya, maka hal itu merupakan penyembahan berhala, sebab kita mengalihkan kepada mereka apa yang Allah simpan bagi diri-Nya. A. Mulut tidak selalu perlu. Tetapi orang harus selalu berdoa dengan sadar dan dengan perasaan hati. A. Allah Roh adanya. Karena itu, Dia senantiasa meminta hati manusia, khususnya dalam doa, yang merupakan sarana mengadakan hubungan dengan Dia. Kendati demikian, hanya kepada orang-orang yang berseru kepada-Nya dalam kebenaran Dia berjanji akan dekat pada mereka ( A. Doa itu tidak perlu, bahkan tidak menyenangkan Allah. A. Pertama, seharusnya kita merasakan kemalangan dan kemiskinan kita, dan perasaan itu menimbulkan dalam diri kita kesedihan serta kegelisahan. Selanjutnya, kita harus merindukan anugerah Allah, dan kerinduan itu harus membuat hati kita bernyala-nyala dan menghasilkan dalam diri kita kegairahan berdoa. A. Hal itu perlu dikerjakan oleh Allah, sebab terlalu besar ketumpulan kits. Akan tetapi, Roh Allah mendorong kita mengeluarkan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan dan membentuk dalam hati kita perasaan dan semangat yang dituntut oleh Allah, sebagaimana dikatakan Rasu1 Paulus ( A. Tidak. Sebaliknya, bilamana kita tidak merasakan dalam diri kita suasana hati yang demikian, kita harus berdoa kepada Tuhan memohon agar Dia memberikannya, untuk menjadikan kita sanggup dan mampu untuk berdoa kepada-Nya dengan cara yang patut. A. Tidak. Kadang-kadang lidah itu membantu roh, dan menguatkannya supaya tetap terpikat, agar tidak cepat berbalik dari Allah. Selanjutnya, lidah dibentuk agar memuliakan Allah melebihi semua anggota badan lainnya; maka wajarlah Gdah itu berupaya memuliakan-Nya dengan bermacam-macam cara. Lagi pula, sering hati begitu berkobar semangat dan kegairahannya, sehingga lidah terdorong untuk berbicara tidak disengaja. A. Hal itu adalah mencemooh Allah dan kemunafikan yang busuk ( A. Inilah keyakinan yang senantiasa harus mendasari doa-doa kita, yaitu bahwa doa itu akan diterima oleh Allah dan bahwa kita akan memperoleh apa yang kita pinta, sejauh bermanfaat. Karena itulah Rasul Paulus mengatakan bahwa cara berseru yang benar datang dari iman ( A. Doa mereka sama sekali tidak bersungguh-sungguh, sebab tidak didukung janji apa pun. Sebab dikatakan bahwa kita harus meminta dengan penuh kepercayaan, dan permintaan itu akan dipenuhi ( A. Pertama, kita memiliki janji janji, yang seharusnya menjadi pegangan kita, tanpa memperhatikan layak tidaknya kita ( A. Memang demikianlah maksudku, sebab hal itu diperintahkan kepada kita dengan tegas. Dan kita diberi janji bahwa kalau kita berbuat demikian maka permintaan kita akan dikabulkan berkat kekuatan pengantaraan-Nya ( A. Bukan. Sebab kita seolah-olah berdoa melalui mulut-Nya, karena Dia membukakan kita jalan masuk dan membuat kita didengar, dan menjadi Jurusyafaat bagi kita ( A. Kalau kita mengikuti ulah hati kita, doa kita akan benar-benar semrawut. Sebab kita ini begitu bodoh, sehingga kita tidak sanggup menilai apa yang sebaiknya kita pinta; lagi pula keinginan kita begitu kacau, sehingga mestinya kita tidak mengendurkan tali kekangnya. A. Perlu Allah sendiri mengajar kita, dengan cara yang Dia tahu cocok bagi kita, dan seakan-akan menuntun kita, sedangkan kita hanya mengikut saja. A. Di seluruh Alkitab Dia telah memberikan pelajaran dengan panjang lebar. Tetapi, untuk mengarahkan kita ke tujuannya dengan lebih pasti maka Dia telah menyediakan rumus. Di dalamnya Dia telah mencantumkan semua hal yang boleh kita minta dan yang bennanfaat bagi kita. A. Ketika para murid-Nya meminta agar Tuhan kita Yesus mengajar mereka berdoa, Dia menjawab, 'Apabila kamu berdoa, katakanlah, Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah KerajaanMu, jadilah kehendak- Mu, di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami, dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi 4 paskanlah kami dari yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama- lamanya. Amin.' ( A. Enam. Ketiga yang pertama mengenai kemuliaan Allah, tanpa memperhatikan diri kita sendiri; yang lain-lain menyangkut kita dan berhubungan dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi kita. A. Memang benar, oleh kebaikan-Nya yang tak terhingga Dia menata dan mengatur segala hal begitu rupa, sehingga tidak ada yang memuliakan Nama- Nya kalau tidak juga bermanfaat bagi keselamatan kita. Maka bila nama- Nya dikuduskan, Dia membuat hal itu berguna demi pengudusan kita; bila kerajaan-Nya datang, kita bagaimanapun mengambil bagian di dalamnya. Akan tetapi, bila kita mengingini dan memohon hal-hal itu, seharusnya kita hanya memperhatikan kemuliaan-Nya, tanpa memikirkan kepentingan kita sendiri atau mencari keuntungan bagi diri kita sendiri dengan cara apa pun. A. Benar. Dan kendati ketiga yang terakhir rupanya dimasukkan dengan maksud mengingini apa yang bermanfaat bagi kita, namun di dalamnya pun kemuliaan Allah harus menjadi pokok perhatian kita, sehingga itulah yang menjadi tujuan seluruh keinginan kita. A. Perlulah nurani kita yakin benar bila sampai berdoa, maka bila Allah kita menyebut nama-Nya Dia memakai sebutan yang mengandung arti kelembutan dan kemanisan semata-mata. Dengan demikian Dia menghilangkan seluruh kebimbangan dan kebingungan kita serta membuat kata berani mendatangi Dia secara akrab. A. Boleh. Bahkan, kita melakukannya dengan keyakinan lebih besar lagi bahwa kita akan memperoleh apa yang kita pinta. Sebab kalau kita, yang jahat, tidak sanggup menolak permintaan anak kita agar diberi roti atau daging, apalagi Bapa kita yang di sorga tidak akan berbuat begitu. Sebab Dia tidak hanya baik; Dia adalah kebaikan tertinggi ( A. Sudah tentu, sebab Allah tidak mengakui kita selaku anak-Nya kecuali kalau kita adalah anggota tubuh Anak-Nya. A. Tiap-tiap orang percaya boleh saja menamakan Dia Bapanya secara khusus. Akan tetapi, dalam rumus doa ini Yesus Kristus mengajar kita berdoa bersama-sama, dengan maksud memperingatkan kita bahwa kita harus melakukan perbuatan kasih terhadap sesama kits dengan cara berdoa, dan tidak hanya memperhatikan urusan kita sendiri. A. Hal itu sama seperti menyebut Dia 'Tinggi', 'Berkuasa', 'Tidak, terpahami'. A. Maksudnya supaya dengan berseru kepada-Nya kita belajar mengangkat pikiran kita ke atas, agar kita sekali-kali tidak membayangkan Dia secara jasmani atau duniawi, dan tidak mengukur Dia dengan ukuran pehaman kita, dan tidak menundukkan Dia pada kehendak kita, tetapi me nyembah keagungan-Nya yang mulia dengan rendah hati, dan juga agar kita mempercayai-Nya dengan semakin teguh, sebab Dialah Yang Memerintah dan Yang Empunya segala sesuatu. A. Nama Allah adalah kemasyhuran-Nya, yang menjadi sebab Dia dipuji-puji di bumi manusia. Karma itu, kita ingin supaya kemuliaan-Nya diagungkan di mana-mana dan dalam segala hal. A. Bukan dalam dirinya sendiri. Artinya bahwa Nama itu dinyatakan sebagaimana seharusnya, dan bahwa, apa pun yang Allah lakukan, semua karya-Nya tampak mulia, sesuai dengan kenyataannya, sehingga Dia di muliakan dengan segala cara. A. Kerajaan Allah terutama terdiri dari dua hal. Dia membimbing orang-orang milik-Nya dan memerintah mereka melalui Roh-Nya; sebaliknya, menghajar dan membingungkan orang durhaka, yang tidak mau tunduk pada kekuasaan- Nya, agar tampak jelas bahwa tidak ada kuasa yang sanggup bertahan terhadap kuasa-Nya. A. Aku berdoa meminta supaya dari hari ke hari Tuhan membuat jumlah yang percaya kepada-Nya bertambah besar; supaya dari hari ke hari membuat anugerah-Nya atas mereka semakin berlimpah hingga Dia memenuhi mereka seluruhnya; supaya Dia juga membuat kebenaran-Nya semakin bercahaya; supaya Dia menyatakan keadilan-Nya yang menyebabkan iblis dan kerajaannya yang gelap dijungkirbalikkan; dan supaya, seluruh kefasikan dihancurkan dan ditiadakan. A. Memang, untuk sebagian. Tetapi kita ingin supaya Kerajaan-Nya ber terus- menerus dan maju hingga akhirnya mencapai kesempurnaan yaitu pada hari Penghukuman. Pada hari itu Allah sendiri yang ditinggikan, dan semua makhluk akan ditaklukkan pada kebesaran-Nya; bahkan, Dia akan menjadi semua di dalam semua ( A. Supaya semua makhluk takluk pada-Nya sehingga mematuhi Dia, dan sesuatu berlangsung menurut perkenan-Nya. A. Kita tidak hanya meminta agar segala hal dikendalikan-Nya sedemikian rupa, hingga terwujudlah apa yang telah ditetapkan-Nya dalam putusan- Nya, tetapi juga agar setiap pemberontakan dipadamkan dan tiap-tiap kehendak ditaklukkan-Nya pada kehendak-Nya sendiri. A. Begitulah. Dan dengan demikian kita tidak hanya meminta agar kehendak kita yang bertentangan dengan perkenan-Nya dijungkir-Nya sehingga Dia menjadikannya sia-sia dan hampa, tetapi juga agar diciptakanNya dalam diri kita roh baru dan hati yang baru, sehingga kita tidak menghendaki apa-apa dari kita sendiri, tetapi Roh-Nyalah yang menghendaki dalam diri kita, untuk membuat kita sepenuhnya seperasaan dengan Dia. A. Makhluk-Nya di sorga, yaitu malaikat-Nya, berdaya upaya hanya untuk mematuhi Dia dengan rela hati, tanpa perlawanan sedikit pun. Maka kita ingin supaya terjadi hal serupa di bumi, artinya, supaya semua orang takluk pada-Nya dalam kepatuhan sukarela. A. Semua hal yang berkaitan dengan kebutuhan tubuh kita secara umum, tidak hanya di bidang makanan dan pakaian, tetapi juga apa saja yang Allah tahu bermanfaat bagi kita, supaya kita dapat menyantap makanan kita dalam suasana damai. A. Kita memang harus bekerja untuk mencari nafkah. Meskipun demikian, yang membuat kita makan bukanlah kegiatan, kerajinan, dau semangat kita, melainkan hanya restu Allah atas tangan dan kegiatan kita, yang membuatnya membawa hasil. Lagi pula, kita harus mengerti bahwa bukan santapanlah yang memenuhi kebutuhan kita akan makanan, sekali. pun tersedia bagi kita dengan berlimpah, melainkan hanya kekuatan Tuhan, yang memakainya sebagai sarana ( A. Oleh kebaikan Allah-lah maka makanan itu dijadikan makanan kita, meski Dia sama sekali tidak wajib memberikannya kepada kita. Juga, dengan Cara itu kita diperingatkan agar tidak mengingini makanan orang lain, tetapi hanya makanan yang kita peroleh dengan cara yang sah, sesuai dengan perintah Allah. A. Agar kita belajar berpuas diri dan tidak menginginkan apa-apa melebihi kebutuhan kita. A. Seharusnya baik orang kaya maupun orang miskin memahami bahwa seluruh harta milik mereka tidak dapat berguna bagi mereka kecuali sejauh Tuhan memberikannya kepada mereka agar mereka pakai dan karena rahmat-Nya membuatnya berguna bagi kita. Maka kendati kita memiliki sesuatu, namun kita tidak memiliki apa-apa kecuali sejauh Dia memberikannya kepada kita. A. Agar Allah berkenan mengampuni dosa-dosa kita. A. Tidak. Sebab, Tuhan Yesus telah memberikan rumus ini kepada para Rasul- Nya untuk Gereja-Nya. Maka barang siapa menganggap diri bebas kewajiban memakainya, ia mundur dari persekutuan orang Kristen. Alkitab menyatakan kepada kita bahwa orang paling sempurna kalau hendak menunjuk ke satu hal untuk membenarkan diri dihadapan Allah, akan didapatkan bersalah dalam seribu hal ( A. Dengan cara yang ditunjukkan oleh perkataan Yesus Kristus sendiri. Yaitu, dosa itu bagaikan utang, yang menyebabkan kita mesti dihukum yaitu kematian kekal. Kita meminta agar Allah membebaskan kita karena kemurahan-Nya semata-mata. A. Benar. Sebab kita sama sekali tidak sanggup memberi pelunasan, untuk kesalahan kita yang paling kecil sekalipun, kecuali jika Allah ber tindak terhadap kita dengan kemurahan-Nya yang murni seraya mengampuni semua kesalaban kita. A. Dengan cara itu kita berkenan kepada-Nya seolah-olah kita benar dan tidak bersalah; dan hati nurani kita diyakinkan tentang kasih kebapaan Nya terhadap kita, yang mendatangkan keselamatan dan hidup. A. Tidak. Dalam hal itu, pengampunan tidak lagi dengan cuma-cuma, dan tidak lagi, sebagaimana seharusnya, berdasarkan pelunasan yang telah diberikan dalam kematian Yesus Kristus. Sebaliknya, permintaan itu berarti bahwa dengan melupakan pelanggaran orang terhadap kita, kita menipu kelembutan dan kemurahan-Nya dan dengan demikian memperlihatkan bahwa kita adalah anak-anakNya. Maka Dia memberi kita tanda ini untuk memberi kita kepastian. Di pihak lain, Dia menunjukkan kepada kita bahwa dalam penghukuman-Nya tidak ada yang dapat kita harapkan selain kekerasan dan penilaian yang sangat ketat, kalau kita tidak dentgan mudahn mengampuni dan berrnurah had terhadap orang-orang yang telah bersalah kepada kita. A. Benar. Dan juga supaya semua orang tabu bahwa ukuran yang mereka pakai untuk mengukur sesamanya akan diukurkan kepada mereka. A. 'Janganlah membawa kami ke dalarm pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.' A. Satu saja, sebab bagian kedua merupakan penjelasan bagian pertama A. Allah tidak membiarkan kita tersandung pada yang jahat dan dikalahkan oleh iblis serta nafsu jahat daging kita, yang berjuang melawan kita ( A. Bila oleh Roh-Nya Dia mengendalikan kita agar mencintai kebaikan dan membenci kejahatan, mengikuti kebenaran-Nya, dan menjauhi dosa. Sebab oleh kekuatan Roh Kudus kita mengatasi iblis, dosa dan daging. A. Sebab iblis mengincar kita terus-menerus bagaikan singa yang mangaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya ( A. Kelicikan dan tipu daya iblis, yang dipakainya untuk memergoki kita. Sebab akal budi kita mudah ditipu dan mudah menipu diri kita, sedangkan kemauan kita condong menyerahkan diri bukannya pada yang baik, melainkan pada yang jahat. A. Allah, karena belas kasihan-Nya, memelihara orang percaya milik-Nya dan tidak mengizinkan iblis menggodai mereka atau dosa mengalahkan mereka. Adapun orang-orang yang hendak Dia hukum tidak hanya ditinggalkan-Nya dengan mencabut anugerah-Nya,dari mereka, tetapi diserahkan-Nya juga kepada iblis agar mereka tunduk pada kekuasaannya yang lalim; mereka dibutakan-Nya, dan mereka dibuat-Nya berbudi jahat. A. Tambahan ini memperingatkan kita sekali lagi bahwa sesungguhnya doa-doa kita berdasarkan Allah dan kekuasaan serta kebaikan-Nya, bukan diri kita sendiri, yang tidak layak membuka mulut untuk mengajukan permintaan kepada-Nya. Juga agar kita belajar menutup semua doa kita dengan pujian kepada-Nya. A. Kite memang bebas memakai kata-kata lain dan bentuk serta cara lain. Kendati demikian, tidak ada doa yang berkenan kepada Allah selain yang berhubungan dengan doa ini, yang adalah satu-satunya kaidah berdoa dengan cara yang tepat. A. Kita telah berkata bahwa bagian keempat itu ialah mengetahui dalam had dan mengaku dengan mulut bahwa Dialah Pembuat segala sesuatu yang baik, untuk memuliakan Dia.' A. Seharusnya seluruh puji-pujian dan pemyataan syukur yang tercantum dalam Alkitab merupakan pedoman dan pelajaran bagi kita. A. Disinggung. Sebab, bila kita ingin agar Nama-Nya dikuduskan, kita ingin agar semua karya-Nya tampak penuh kemuliaan, sebagaimana adanya. Maka bila Dia menghukum, Dia harus dianggap adil; bila Dia mengampuni, Dia harus dianggap berbelas kasihan; bila Dia memenuhi janji janji-Nya, Dia harus dianggap setia. Pokoknya, tidak ada apa-apa yang tidak menampakkan cahaya kemuliaan-Nya. Itulah memperuntukkan kepada-Nya puji-pujian atas segala sesuatu yang baik adanya. A. Kesimpulan kita sama dengan kesaksian yang diberikan oleh Kebenaran dan yang telah disinggung pada awal, yaitu bahwa inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Allah yang sejati dan mengenal Yesus Kristus yang telah Dia utus ( A. Untuk itu telah ditinggalkan-Nya bagi kita Firman-Nya yang Kudus, yang seolah-olah membukakan kita pintu masuk ke Kerajaan-Nya di sorga. A. Firman itu tercantum bagi kita dalam Kitab Suci. A. Dengan menerimanya dengan nurani yang yakin sepenuhnya sebagai kebenaran yang berasal dari sorga; dengan tunduk padanya dalam kepatuhan yang patut; dengan mencintainya dengan perasaan yang tulus dan utuh; dengan membuatnya tertera dalam hati kita sehingga kita meuurutinya dan menyesuaikan diri dengannya. A. Sekali-kali tidak. Tetapi Allahlah yang bekerja dalam diri kita dengan cara itu, oleh Roh Kudus-Nya. A. Benar. Pertama, tiap-tiap orang harus berupaya sendiri. Dan terutama, kita harus rajin menghadiri ibadah pemberitaan Firman, sebab di dalamnya Firman itu dijelaskan di tengah kumpulan orang-orang Kristen. A. Pada hematku memang begitu, elama Allah memberi kesempatan. A. Sebab, Yesus Kristus telah menetapkan aturan ini di dalam GerejaNya ( A. Perlu. Dan perlu juga orang mendengarkan mereka dan dengan rendah hati menerima pengajaran Tuhan melalui mulut mereka. Maka barang siapa memandang remeh mereka dan tidak mau mendengarkan mereka, dia menolak Yesus Kristus dan memisahkan diri dari kumpulan orang-orang percaya ( A. Memulainya tidak ada artinya kalau orang tidak meneruskannya dengan tekun. Sebab sampai akhir kita harus senantiasa menjadi murid Yesus Kristus. Dan Dia telah menetapkan para pelayan Gereja untuk mengajar kita dalam nama-Nya. A. Dia telah menggabungkan Sakramen-sakramen dengan pemberitaan Firman-Nya. A. Sakramen itu adalah kesaksian lahiriah tentang rahmat Allah, yang melalui tanda kasatmata memperlihatkan kepada kita hal-hal rohani, dengan maksud menerakan janji-janji Allah dalam hati kita dengan lebih tegas dan membuat kita lebih yakin tentang janji-janji itu. A. Tanda itu tidak sanggup sendiri, tetapi sebab ditetapkan oleh Allah untuk maksud itu. A. Kedua hal itu berbeda jauh. Sebab sesungguhnyalah hanya Roh Allah yang dapat menyentuh dan menggugah hati kita, menerangi akal kita dan meyakinkan nurani kita; karena itu semua hal itu harus dianggap sebagai karya-Nya yang khusus, untuk memuji-muji Dia karenanya. Dalam pada itu, Tuhan memakai Sakramen-sakramen sebagai sarana-sarana lebih rendah, menurut perkenan-Nya, sedangkan kekuatan Roh-Nya sama sekali tidak dikurangi olehnya. A. Benar. Hal ini sesuai dengan cara yang Allah mau pakai bila Dia berkarya, yaitu melalui sarana-sarana yang telah ditetapkan-Nya, sedangkan cara itu tidak mengurangi kekuasaan-Nya. A. Dia berbuat begitu untuk menghibur kita ini yang lemah. Seandainya kodrat kita bersifat rohani, seperti halnya kodrat malaikat, kita sanggup memandangi baik Dia maupun karunia-karunia-Nya secara rohani. Tetapi karena kita diselubungi tubuh kita maka perlu dalam pergaulan dengan kita Dia memakai gambar-gambar untuk memperlihatkan hal-hal rohani dan sorgawi kepada kita, sebab tidak mungkin kita memahaminya dengan cara lain. Juga, bergunalah bagi kita kalau semua indera kita dilatih dalam hal janji-janji-Nya yang kudus, agar keyakinan kita tentangnya diteguhkan. A. Sudah tentu! Bahkan, barang siapa dengan sewenang-wenang menjauhi pemakaiannya, karena mengira tidak memerlukannya, dia menghina Yesus Kristus, menolak anugerah-Nya, dan memadamkan Roh Kudus-Nya. A. Memang orang tidak percaya dan jahat meniadakan anugerah yang ditawarkan kepada mereka melalui Sakramen-sakramen. Namun, hal ini tidak berakibat Sakramen-sakramen kehilangan sifat khusus yang digambarkan tadi. A. Bilamana orang memakai Sakramen-sakramen itu dalam iman, sambil mencari Yesus Kristus dan anugerah-Nya semata-mata. A. Untuk menegaskan bahwa kita tidak boleh hanya memperhatikan tanda lahiriah dan mencari keselamatan kita di sana. Begitu pula, kita tidak boleh membayangkan bahwa tanda itu mengandung sesuatu khasiat. Sebaliknya, kita perlu menganggap tanda itu sebagai alat pembantu yang membawa kita langsung kepada Tuhan Yesus, agar di dalam Dia kita mencari keselamatan dan segala kebaikan. A. Tidak cukup kalau iman itu pernah mulai ada dalam diri kita; perlulah iman itu dipupuk dan dipelihara, supaya bertumbuh tiap-tiap hari dan bertambah besar dalam diri kita. Maka Allah memberi kita Sakramen-sa kramen untuk memupuk iman itu, dan untuk menguatkannya serta membuatnya bertumbuh. Hal ini dicatat oleh Rasul Paulus ketika ia berkata bahwa kegunaannya ialah memeteraikan janji janji Allah dalam hati kita ( A. Kenyataan itu merupakan tanda iman kurang, dan lemah. Hal itu memang terdapat pada anak-anak Allah, namun mereka tetap orang percaya, kendati belum dengan sesempurna. Sebab selama kita hidup dalam dunia ini, tetap ada berbagai sisa ketidakpercayaan dalam daging kita; sekalipun demikian, kita harus maju dan bertumbuh terus. A. Hanya ada dua yang diterima umum, yang Tuhan Yesus tetapkan untuk seluruh perhimpunan orang percaya. A. Baptisan dan Perjamuanin Kudus. A. Baptisan bagi kita bagaikan pintu masuk ke dalam Gereja Allah. Sebab Baptisan itu menegaskan kepada kita bahwa Allah menerima kita sebagai anggota rumah tangga-Nya, padahal kita dulu terasing dari Dia. Perjamuan bagi kita merupakan kesaksian bahwa Allah hendak memberi kita makan dan mengenyangkan kita, sebagaimana seorang ayah yang baik berupaya memberi makan anggota rumah tangganya. A. Baptisan itu mempunyai dua bagian. Di dalamnya Tuhan memperlihatkan kepada kita pengampunan dosa kita ( A. Pengampunan dosa adalah semacam pembasuhan, yang menyebabkan jiwa kita disucikan sehingga tidak bernoda lagi, sama seperti kotoran tubuh dibersihkan oleh air. A. Pada awal kelahiran kembali kita, sifat kita yang asli dimatikan; pada akhirnya kita merupakan ciptaan baru oleh Roh Allah. Maka kepala kita diperciki air sebagai tanda kematian, tetapi sedemikian rupa, hingga kebangkitan pun digambarkan bagi kita dengan cara yang serupa, sebab hal itu hanya berlangsung sesaat, bukan dengan maksud menenggelamkan kita dalam air. A. Bukan. Sebab hal itu dikerjakan oleh darah Yesus Kristus semata-mata, yang telah ditumpahkan untuk menghapuskan seluruh kekotoran kita dan menjadikan kita suci dan tidak bercemar di hadapan Allah ( A. Air itu gambaran, tetapi sedemikian rupa, hingga kenyataan yang diungkapkannya dikaitkan dengannya. Janji-janji Allah tidak pernah sia-sia, maka pastilah pada waktu kita dibaptis pengampunan dosa ditawarkan kepada kita dan kita menerimanya. A. Tidak. Banyak orang meniadakannya karena kebejatan mereka. Kendati demikian, Sakramen tetap bersifat demikian, meski hanya orang-orang percayalah yang merasakan keampuhannya. A. Dari kematian dan kebangkitan Kristus. Sebab oleh kekuatan kematian-Nya manusia' lama kita disalibkan dan kodrat kita yang cacat bagaikan dikuburkan, sehingga tidak sanggup lagi berkuasa dalam diri kita. Dan kehidupan baru, yang membuat kita menuruti kebenaran Allah, berasal dari kebangkitan-Nya. A. Caranya, di dalamnya kita dibuat mengenakan Yesus Kristus dan menerima Roh-Nya, dengan syarat janganlah kita membuat diri kita tidak layak menerima janji janji yang diberikan kepada kita di dalamnya. A. Cara itu ialah dengan beriman dan bertobat. Artinya, kita yakin bahwa kesucian rohani kita terletak dalam diri Kristus, dan kita merasa dalam batin serta memperlihatkan kepada sesama kita dengan perbuatan, bahwa Roh Dia diam di dalam kita, untuk mematikan keinginan kita sendiri dan membuat kita menuruti kehendak Allah. A. Tidak dikatakan bahwa iman dan pertobatan hares selalu mendahului penerimaan Sakramen. Keduanya hanya harus ada dalam diri mereka yang sanggup. Maka cukuplah kalau anak-anak kecil itu menghasilkan dan memperlihatkan buah pembaptisan mereka setelah mereka akil balig. A. Sunat pun merupakan Sakramen pertobatan, sebagaimana dinyatakan oleh Musa dan para Nabi ( A. Tentu dapat, sebab janji janji yang dahulu kala Allah berikan kepada umat-Nya Israel kin diperluas ruang lingkupnya sehingga meliputi seluruh bumi. A. Begitulah, bila kita memperhatikannya baik-baik. Sebab Yesus Kristus tidak membuat kita turut menerima anugerah-Nya, yang sebelumnya diberikan kepada umat Israel, dengan maksud menguranginya dalam diri kita atau membuatnya kurang terang dibandingkan masa sebelumnya. Sebaliknya, Dia membuatnya bertambah terang dan besar. A. Betul. Dalam hal itu, kita tidak menerima tanda kebaikan dan belas kasihan Allah terhadap anak-anak kita, yang telah orang miliki pada zaman dahulu. Padahal, tanda itu berguna sekali untuk menghibur kita dan untuk mengukuhkan janji yang telah diberikan sejak awal mula. A. Benar. Lagi pula, sebab diketahui umum bahwa kekuatan dan hakikat baptisan berlaku pula untuk anak-anak kecil maka orang akan merugikan mereka sekiranya orang menolak memberi mereka tandanya, yang nilainya tidak sebesar itu.' A. Kita harus melayankan baptisan sebagai tanda dan kesaksian bahwa mereka itu ahli waris berkat Allah yang telah dijanjikan kepada keturunan orang- orang percaya, agar setelah dewasa mereka mengenal kenyataan yang diungkapkan oleh pembaptisannya dan menarik manfaat darinya. A. Tuhan kita telah menetapkannya dengan maksud hendak membuat kita yakin bahwa oleh pembagian tubuh dan darah-Nya jiwa kita diberi makan, agar kita memiliki pengharapan hidup yang kekal. A. Untuk menandakan bahwa sifat tubuh dan darah itu berhubung dengan Jiwa kita sama dengan sifat roti berhubung dengan tubuh kita. Sebagaimana roti mengenyangkan dan mengasuh tubuh kita dalam kehidupan fana ini, begitu tubuh-Nya memberi makan dan menghidupkan jiwa kita dengan cara rohani. Begitu pula, sebagaimana anggur menguatkan, memulihkan, dan menggembirakan manusia dengan cara jasmani, begitu darah-Nya adalah kegembiraan, pemulihan, dan kekuatan kita yang rohani. A. Pada hematku begitulah. Kepastian tentang keselamatan kita terletak seluruhnya dalam ketaatan-Nya kepada Allah, Bapa-Nya, sebab ketaatan itu diperhitungkan kepada kita seolah-olah merupakan milik kita. Maka kita harus memilikinya, karena harta milik-Nya bukanlah milik kita kecuali kalau Dia menyerahkan diri kepada kita dulu. A. Memang benar. Tetapi hal itu tidak mencukupi, kalau kita tidak menerima Dia agar kita merasakan dalam diri kita hasil dan keampuhan kematian dan sengsara-Nya. A. Benar. Dengan percaya, bukan hanya bahwa Dia telah mati dan bangkit untuk membebaskan kita dari kematian kekal dan memperoleh kehidupan bagi kita, tetapi juga bahwa Dia diam di dalam kita dan bersatu dengan kita bagaikan kepala dengan anggota-anggota tubuh, untuk melalui persatuan itu membuat kita ikut memiliki semua anugerah-Nya. A. Benar. Kita memilikinya juga oleh pemberitaan Injil, sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus ( A. Inilah, yaitu bahwa di dalamnya persekutuan itu diteguhkan lebih jauh dan seolah-olah diresmikan. Sebab, meski baik melalui Baptisan maupan melalui Injil Yesus Kristus sungguh-sungguh dibagikan kepada kita, hal itu hanya terjadi untuk sebagian, bukan sepenuhnya. A. Bahwa tubuh Tuhan Yesus, sebab pernah dipersembahkan satu kali sebagai korban untuk mendamaikan kita dengan Allah, kini diberikan kepada kita untuk meyakinkan kita bahwa kita mendapat bagian dalam pendamaian itu. A. Bahwa Tuhan Yesus memberi kita darah-Nya agar kita minum, sebab menumpahkannya satu kali sebagai harga tebusan untuk melunasi pelanggaran kita, agar kita tidak ragu-ragu tentang penerimaan hasilnya. A. Benar.Sebab, ketika itu telah dipersembahkan korban satu-satunya, dsku untuk seterusnya demi pelepasan kita; karena itu kita hanya tinggal menikmati hasilnya. A. Tidak. Hanya Dia yang memegang jabatan itu, sebab Dialah yang mempersembahkan korban untuk selama-lamanya ( A. Tuhan kita telah berbuat begitu karena kelemahan kita, dengan maksud memberitahukan kepada kita bahwa bagi jiwa kita Dia bukan hanya makanan melainkan juga minuman, agar hanya dalam Dialah kita mencari seluruh makanan kita, dan bukan di tempat lain. A. Semua sesuai dengan perintah Yesus Kristus, yang tidak boleh diganggu gugat. A. Sebab Yesus Kristus adalah kebenaran, tanpa ragu-ragu janji janji yang diberikan-Nya dalam Perjamuan dipenuhi juga di dalamnya, dan apa yang dilambangkan-Nya di dalamnya memang menjadi kenyataan di dalamnya. Maka, sesuai dengan janji dan gambaran yang diberikan-Nya aku tidak meragukan Dia membuat kita mengambil bagian dalam zat-Nya sendiri, untuk menyatukan kita dengan diri-Nya dalam satu kehidupan. A. Hal itu terjadi oleh kekuatan Roh-Nya yang tidak terpahami, yang menghubungkan hal-hal yang terpisah menurut tempatnya. A. Tidak. Bahkan sebaliknya, agar ldta beroleh kenyataan yang diungkapkan dalam Sakramen, perlu kita mengangkat hati ke atas, ke sorga. Di sana Yesus Kristus berada dalam kemuliaan Bapa-Nya, dan kita menantikan kedatangan-Nya dari sana untuk pelepasan kita. Maka kita tidak perlu mencari Dia dalam unsur-unsur fana ini. A. Benar. Tetapi sedemikian rupa, hingga bagi kita roti dan anggur itu merupakan kesaksian kebangkitan tubuh kita, bahkan panjarnya, sebab tubuh kita itu juga diberi bagian dalam tanda kehidupan itu. A. Dengan cara yang dinyatakan oleh Rasul Paulus. Yaitu, hendaklah tiap- tiap orang menguji diri dan baru sesudah itu mendekatinya ( A. Manusia harus menguji diri untuk mengetahui apakah dia benar-benar anggota Yesus Kristus. A. Kalau dia memiliki iman dan pertobatan yang sejati, serta sungguh- sungguh kepada sesama manusia, dan tidak tercemar oleh kebencian, kedengkian, dan pertikaian. A. Seharusnya baik iman maupun kasih kita tulus, tidak berpura-pura. Tetapi kesempurnaan yang tidak tercela, hal itu tidak dapat ditemukan ditengah umat manusia. Lagi pula, penetapan Perjamuan sia-sia kalau tidak seorang pun dapat menerimanya kecuali yang benar-benar sempurna. A. Bahkan sebaliknya; seandainya kita sempurna Perjamuan sama sekali tidak bermanfaat bagi kita. Sebab Perjamuan itu merupakan sarana pembantu dan penghiburan bagi kelemahan kita. A. Begitulah, sebab keduanya merupakan tanda dan cap pengakuan iman kita. Artinya, melaluinya ldta menyatakan bahwa kita termasuk umat Allah, dan mengaku sebagai orang Kristen. A. Seharusnya dia tidak dinilai sebagai seorang Kristen. Sebab dengan berbuat demikian dia tidak mau mengaku sebagai orang Kristen dan menyangkal Yesus Kristus. A. Baptisan ditetapkan agar diterima satu kali saja, dan tidak boleh diterima ulang. Tetapi, lain halnya Perjamuan. A. Sebab melalui Baptisan Allah membawa kita masuk dan menerima kita dalam gereja-Nya. Setelah menerima kita, melalui Perjamuan dijelaskan-Nya kepada kita bahwa Dia mau memberi makan kita terus-menerus. A. Mereka yang dengan resmi menanggung jabatan mengajar di dalam Gereja. Sebab memberitakan Firman dan membagikan Sakramen-sakra1erupakan dua hal yang berhubungan erat. A. Ada. Sebab Tuhan kita telah memberi tugas membaptis dan memberitakan Firman secara khusus kepada para Rasul-Nya ( A. Berhubung dengan Baptisan tidak ada alasan untuk membeda-bedakan, sebab dewasa ini Baptisan hanya dilayankan kepada anak-anak kecil. Sebaliknya, dalam hal Perjamuan, Pelayan harus memperhatikan jangan-jangan dia memberikannya kepada orang yang terkenal sama sekali tidak layak menerimanya. A. Sebab dengan demikian dia akan mencemari dan menghina Sakramen. A. Pada saat itu kejahatannya masih tersembunyi. Meski Tuhan kita mengetahuinya, hal itu belum diketahui orang banyak. A. Pelayan tidak dapat melarang mereka ikut sebab mereka tidak layak,tetapi harus menunggu sampai Tuhan menyatakan kejahatan mereka. A. Hal itu tidak memadai untuk melarang mereka ikut, kecuali kalau buktinya cukup dan Gereja telah menghukum mereka. A. Benar, jika Gereja diatur dengan baik. Artinya, orang harus memilih tokoh-tokoh yang bertugas mengawasi peristiwa-peristiwa menghebohkan yang mungkin terjadi. Bila ada orang yang sama sekali tidak dapat menerima Sakramen, mereka harus melarang orang itu ikut merayakannya, sebab Sakramen itu tidak mungkin diberikan kepada mereka tanpa menghina Allah dan mendirikan batu sentuhan bagi orang-orang percaya. Komentar |
Publikasi e-Reformed |