Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Anugerah Ditegaskan Melalui Perjanjian Lama
Editorial:
Dear e-Reformed Netters, Banyak orang Kristen yang tidak suka membaca kitab-kitab Perjanjian Lama dengan alasan bahwa Perjanjian Lama hanya untuk orang Israel. Oleh karena itu, orang Kristen hanya tahu tentang isi Perjanjian Baru dan tidak memperhatikan Perjanjian Lama. Alhasil, pemahaman orang Kristen terhadap keselamatan dalam Yesus Kristus menjadi sangat tidak lengkap, bahkan mungkin bisa salah. Seluruh dasar rencana keselamatan Allah justru didasarkan dari Perjanjian Lama, khususnya melalui hukum-hukum-Nya. Kalau tidak mempelajari Perjanjian Lama dengan baik, orang Kristen tidak melihat adanya konsep anugerah yang solid dalam Perjanjian Lama. Melalui hukum-hukum-Nya, terutama Hukum Taurat, kita bisa melihat sifat-sifat Allah yang sempurna. Mengapa bisa demikian? Silakan temukan jawabannya dalam artikel berikut ini. Saudara yang terkasih, mari kita belajar tentang anugerah Allah dalam Perjanjian Lama melalui sajian publikasi e-Reformed ini. Biarlah Allah yang Pribadi dan yang telah berinisiatif untuk melimpahkan anugerah-Nya berkenan menyatakan diri-Nya secara lengkap kepada kita. Soli Deo Gloria!
Edisi:
Edisi 192/September 2017
Isi:
ARTIKEL Anugerah Ditegaskan Melalui Perjanjian Lama Bacaan: Galatia 3:6-29 Pengantar Ulaslah perbedaan antara pesan Paulus dan penganut Yudaisme. Mengapa orang Yahudi begitu berhasil menyesatkan orang Kristen di Galatia? Sebagian dari jawabannya adalah karena sepertinya Perjanjian Lama sejalan dengan mereka dan bukan dengan Paulus. Perjanjian Lama memberi penekanan besar pada Hukum Allah. Empat dari lima kitab pertama di Perjanjian Lama berfokus pada Hukum Taurat, dan sebagian besar Perjanjian Lama lainnya berfokus pada bagaimana Allah memberkati Israel karena ketaatan mereka terhadap Hukum Taurat, atau menghukum mereka karena ketidaktaatan mereka. Mengapa Allah begitu menekankan hal ini jika mematuhi Hukum Allah tidak penting bagi keselamatan kita? Hukum Taurat sebenarnya menyatakan "Lakukan ini dan hiduplah" (Imamat 18:5) -- yang setidaknya menyiratkan bahwa kita dapat memperoleh penerimaan Allah dengan mematuhi Hukum-Nya. Jadi, Paulus harus menunjukkan dari Perjanjian Lama bahwa Tuhan selalu menerima orang oleh anugerah melalui iman saja dan bukan dengan perbuatan. Dan, dia harus menjelaskan mengapa Allah memberikan Hukum Taurat jika Dia tidak menginginkannya menjadi sarana untuk mendapatkan penerimaan-Nya. Inilah yang dilakukannya dalam Galatia 3:6-24. Ini adalah bagian yang sangat rumit -- dipenuhi dengan kutipan Perjanjian Lama dan kiasan mengenai prinsip-prinsip Perjanjian Lama yang tidak kita kenal. Kita tidak punya waktu untuk memeriksanya secara rinci -- tetapi kita bisa mendapatkan pokok-pokok argumen Paulus. Dia menjawab dua pertanyaan penting dalam bagian ini. 1. "Bagaimana orang mendapatkan penerimaan Allah di masa Perjanjian Lama?" (Galatia 3:6-14) Bacalah Galatia 3:6-14. Apakah Anda melihat apa yang tadi saya maksud dengan "rumit"? Namun, poin utamanya cukup mudah dimengerti. Allah selalu menerima orang melalui iman dan bukan perbuatan. Paulus membuktikan hal ini dengan dua cara:
Apa yang tersirat oleh teladan Abraham secara tegas dinyatakan oleh Allah melalui nabi Habakuk (Galatia 3:11; Habakuk 2:4) -- setiap orang dibenarkan di hadapan Allah oleh iman. Allah tidak pernah menerima siapa pun melalui perbuatan. Ya, Hukum Taurat mengajarkan "Lakukanlah ini (yaitu, melakukan Hukum Taurat) dan kamu akan hidup" (Galatia 3:12; Imamat 18:5). Namun, itu ternyata hanya sebuah kemungkinan teoritis -- bukan sesuatu yang bisa dicapai siapa pun. Mengapa? Sebab, Hukum Taurat itu sendiri menyatakan bahwa Allah menuntut ketaatan sempurna atas semua hukum-Nya, dan bahwa setiap ketidaktaatan menjadikan seseorang ada di bawah penghukuman/kutukan Allah (Galatia 3:10, 11a; Ulangan 27:26). Karena standar yang sempurna ini, satu-satunya hal yang diberikan Hukum Taurat kepada seseorang adalah kutukan Allah! Inilah sebabnya Yesus datang -- untuk menyelamatkan kita dari kutuk Hukum Taurat dengan mengutuk diri-Nya sendiri (Galatia 3:13). Ya, Hukum Taurat tersebut dengan tegas menyatakan bahwa penjahat besar (dilempari batu dan kemudian digantung) berada di bawah penghukuman Allah (Ulangan 21:23). Ya, fakta bahwa Yesus "digantung" membuktikan bahwa ia berada di bawah penghukuman Allah. Akan tetapi, Dia dikutuk oleh Tuhan bukan karena dosa-dosa-Nya sendiri, melainkan karena Dia dengan sukarela mengambil penghukuman kita untuk diri-Nya sendiri. Dengan melakukannya, Dia memenuhi sistem pengorbanan dalam Perjanjian Lama (di mana Allah menyediakan pengganti yang tidak bersalah, kematian-Nya membayar dosa-dosa kita) dan juga nubuat dalam Yesaya 53 (baca Yesaya 53:4b, 5a, 6b). Jadi, pesan Paulus sejalan -- tidak bertentangan -- dengan Perjanjian Lama! Orang-orang dalam Perjanjian Lama tidak pernah bisa mendapatkan penerimaan Allah dengan mematuhi Hukum Taurat-Nya. Sebaliknya, orang-orang di Perjanjian Lama mendapatkan penerimaan Allah dengan cara yang sama seperti sekarang -- dengan hanya memercayai janji Allah. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa mereka menaruh kepercayaan mereka pada janji Allah sebelum Dia memenuhinya melalui kematian Yesus (dibantu dengan keadaan dan nubuat), sementara kita menaruh kepercayaan kita kepada janji Allah setelah Dia memenuhinya dalam sejarah. 2. "Mengapa Tuhan memberikan Hukum Taurat?" (Galatia 3:15-24) Hal ini menimbulkan pertanyaan yang jelas, bukan? Jika Allah tidak memberikan Hukum Taurat sebagai sarana untuk memperoleh penerimaan-Nya, mengapa Ia memberikannya? Paulus menjawab pertanyaan ini dengan dua cara:
Dalam hukum Romawi, begitu seseorang menunjuk ahli warisnya sesuai kehendaknya dan mengesahkannya, hal itu tidak dapat diubah oleh kondisi apa pun. Mereka bisa masuk ke dalam pengaturan hukum lain dengan ahli warisnya untuk tujuan yang berbeda -- tetapi pengaturan itu tidak dapat mengubah warisan mereka. Dengan cara yang sama, Paulus mengatakan, Allah memberikan janji-Nya untuk menerima orang melalui iman jauh sebelum Dia memberikan Hukum Taurat (Kejadian 15:6). Oleh karena itu, apa pun tujuan-Nya atas Hukum Taurat, hal tersebut tidak mungkin dimaksudkan untuk mengubah landasan cara-Nya menerima orang -- karena janji Allah tidak dapat diubah. Ini sangat ironis. Kaum Yudaisme mengatakan bahwa pesan Paulus tidak mungkin benar karena itu berarti bahwa Tuhan berubah pikiran tentang bagaimana menerima orang. Sebenarnya, Paulus mengatakan, pesan Yudaismelah yang mengubah pikiran-Nya, bukan Tuhan! Lalu, mengapa Allah memberikan Hukum Taurat?
Masalah terbesar kita bukanlah dosa/pelanggaran kita -- Allah telah memberikan solusi untuk hal ini melalui Yesus. Masalahnya adalah kecenderungan terdalam kita untuk tidak mengakui bahwa kita membutuhkan solusi dari Allah. Ini seperti yang dokter sebut sebagai "penyangkalan". Seorang pasien sakit parah, tetapi dokter memiliki pengobatan untuk menyembuhkan pasien. Masalahnya, si pasien berada dalam penyangkalan. Jadi, sebelum pasien itu mau menerima pengobatan, dokter harus terlebih dahulu meyakinkannya bahwa dia membutuhkannya. Bagaimana dokter bisa melakukan ini? Dengan menunjukkan kepadanya bukti penyakitnya, dengan menunjukkan kepadanya kasus yang terjadi pada orang-orang yang menolak pengobatan, dst.. Dengan cara yang sama, Allah menggunakan Hukum Taurat untuk menerobos penyangkalan kita atas pelanggaran radikal kita sehingga kita mau menerima pengampunan-Nya melalui Yesus. Paulus menjelaskan bagaimana Hukum Taurat memenuhi tujuan ini (bagi Israel secara historis, dan bagi kita masing-masing) dalam tiga cara: 1. Hukum Taurat "menunjukkan kepada manusia dosa-dosa mereka" (Galatia 3:19). Hukum Taurat memberikan gambaran objektif tentang kebenaran sempurna Allah dan bagaimana kita melanggarnya. Hukum Taurat itu seperti X-Ray atau tes darah. Mereka tidak menyembuhkan kita -- mereka menyingkapkan masalah yang membutuhkan penyembuhan Kristus. 2. Hukum Taurat "menempatkan kita di bawah pengawasan sebagai tahanan" (Galatia 3:22, 23). Hukum Taurat tidak hanya mendakwa dosa dan kesalahan kita -- juga membuat kita tetap berada dalam tahanan sebagai terdakwa penjahat yang menunggu penghakiman Allah. 3. Hukum Taurat "adalah penjaga kita" (Galatia 3:24). Ini adalah terjemahan yang buruk. Seorang "penjaga" (paidagogos) adalah "pengawas-anak" -- seorang pendisiplin yang keras, seperti pengasuh super ketat, yang pergi ke mana-mana dengan anak-anak kecil dan menghukum mereka setiap kali mereka tidak taat. Hukum Taurat itu seperti pengasuh super ketat yang selalu menangkap kita dan mengeluarkan deklarasi baru atas kesalahan kita. Dipahami secara demikian, hukum sangatlah penting. Hukum tidak bisa menyembuhkan kita, tetapi bisa menerobos penyangkalan kita dan meyakinkan bahwa kita sakit dan perlu disembuhkan oleh dokter. Hukum tidak bisa menyelamatkan kita, tetapi bisa menerobos kebenaran diri sendiri dan meyakinkan kita bahwa kita membutuhkan keselamatan dari Allah. Apa yang terjadi bila Anda meletakkan iman Anda dalam Kristus? Begitu Hukum Taurat membawa Anda menuju iman dalam Kristus, lalu apa? Kemudian, Anda menjadi manusia baru! Paulus menjelaskan tiga perubahan besar yang terjadi saat Anda menerima Kristus.
Saya dapat mengatakan bahwa menaruh iman saya pada Kristus telah membawa ketiga perubahan ini dalam hidup saya. Saya diterima oleh Allah, yang memberi saya rasa aman yang mendalam. Saya memiliki kesetaraan dan persatuan yang nyata dengan saudara-saudari saya di dalam Kristus, yang memberi saya komunitas sesungguhnya. Dan, saya memiliki peranan unik dalam rencana Allah, yang mengisi hidup saya dengan hal yang benar-benar penting. Allah berkata, "Barangsiapa yang percaya kepada-Ku tidak akan kecewa." Saya telah mengalami pemenuhan janji itu. Dan Anda juga bisa. Sebenarnya, ada beberapa jawaban untuk pertanyaan ini. Allah memberikan Hukum Taurat untuk mengungkapkan karakter moral-Nya dan kehendak moral-Nya untuk hidup kita. Dia memberikannya untuk menyediakan gambaran tentang kematian penebusan Kristus di masa depan. Dia memberikannya untuk menyediakan kondisi bagi Israel untuk bisa tinggal di tanah Kanaan. Dia memberikannya untuk menyediakan sebuah pemerintahan sipil bagi orang Israel. Di sinilah Paulus menjelaskan tujuan Hukum Allah secara khusus sehubungan dengan bagaimana kita mendapatkan penerimaan-Nya. (t/Jing-Jing)
Komentar |
Kunjungi Situs Natalhttps://natal.sabda.org Publikasi e-Reformed |