Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Pengakuan Iman Gereja Prancis (1559)Dalam tahun 1550-an Reformasi Calvinis di Perancis mulai mantap. Para penganut Calvinisme membentuk jemaat-jemaat dan mulai mengembangkan bentuk tata gereja dan tata kebaktian sendiri. Kegiatan itu berlangsung di bawah pimpinan Calvin, yang dari kota Jenewa, dekat dengan perbatasan Perancis, memelihara hubungan erat dengan para penganut Reformasi di negeri asalnya. Pada tahun 1559 para utusan jemaat-jemaat Calvinis berkumpul di Paris. Sinode mereka yang pertama itu menerima pengakuan iman dan tata gereja tersendiri. Karena permusuhan para pemimpin Gereja Katolik bersama pemerintah Perancis, yang berupaya membasmi gerakan Protestan, semuanya harus berlangsung dengan serba rahasia. Akibatnya, tidak banyak diketahui mengenai asal usul pengakuan dan tata gereja tersebut. Sebab keduanya mencerminkan teologi Calvin, orang menduga Calvinlah yang merancangkannya. Mungkin juga seorang pendeta muda bernama Antonie de la Roche Chandieu yang menjadi pengarang pengakuan iman yang diterima di Sinode Paris tersebut. Dalam kepustakaan, pengakuan gereja Perancis sering diberi nama singkat, yaitu "Gallicana" (dari Latin Gallia = Perancis).
Allah yang Esa 1. Kita percaya dan mengaku bahwa ada satu Allah yang esa; satu Zat yang esa dan sederhana,[a] yang rohani,[b] kekal,[c] tidak kelihatan,[d] tidak berubah-ubah,[e] tidak terhingga,[f] tidak terpahami,[g] tidak terkatakan, yang dapat melakukan segala sesuatu, yang berhikmat sempurna,[h] mahabaik,[i] mahaadil,[j] dan mahamurah.[k] a. 2. Allah itu menyatakan diri demikian kepada manusia dengan cara ini. Pertama, melalui karya-karya-Nya,[a] yaitu baik oleh penciptaannya maupun oleh pemeliharaan dan pengendaliannya. Kedua, dengan lebih jelas, melalui Firman-Nya,[b] yang mula-mula diwahyukan dengan cara penyataan langsung,[1c] dan sesudahnya disusun secara tulisan[d] dalam kitab-kitab yang kita sebut Kitab Suci.[e] a. Kitab-kitab Kanonik 3. Seluruh Kitab Suci itu tercantum dalam buku-buku kanonik Perjanjian lama dan Perjanjian Baru. Inilah daftarnya: Kelima kitab Musa, yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. Begitu pula Yosua, Kitab Hakim-Hakim, Kitab Rut, Kitab Samuel yang pertama dan yang kedua, Kitab Raja-Raja yang pertama dan yang kedua, Kitab Tawarikh yang pertama dan yang kedua, yang disebut juga Paralipomenon,[2] Kitab Ezra yang pertama,[3] begitu pula Kitab Nehemia, Kitab Ester, Ayub, Mazmur Daud, Amsal atau kata-kata mutiara Salomo, Kitab Ekklesiastes yang disebut Pengkhotbah, Kidung Agung Salomo. Begitu pula Kitab-kitab Yesaya, Yeremia, Ratapan Yeremia, Yeheskiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi. Begitu pula surat-surat Rasul Paulus, yaitu satu kepada jemaat di Roma, dua kepada jemaat di Korintus, satu kepada jemaat di Galatia, satu kepada jemaat di Efesus, satu kepada jemaat di Filipi, satu kepada jemaat Kolose, dua kepada jemaat di Tesalonika, dua kepada Timotius, satu kepada Titus, satu kepada Filemon. Begitu pula Surat kepada orang Ibrani, Surat Yakobus, Surat Petrus yang pertama dan yang kedua, Surat Yohanes yang pertama, yang kedua, dan yang ketiga, Surat Yudas. Begitu pula Kitab Apokalips atau Wahyu kepada Yohanes. Dasar Kewibawaan Kitab Suci 4. Kita mengetahui bahwa kitab-kitab itu bersifat kanonik dan merupakan patokan yang amat pasti bagi iman kita;[a] tidak hanya karena kesepakatan dan persetujuan gereja, tetapi terutama karena Roh Kudus dan keyakinan batin yang berasal dari-Nya, yang menyebabkan kita membedakannya dari kitab-kitab lain yang terdapat dalam Gereja. Kitab-kitab ini (meski bermanfaat) tidak dapat dijadikan dasar satu pasal iman sekalipun. a. Kesempurnaan Kitab Suci sebagai Satu-satunya Patokan bagi Iman Kita 5. Kita percaya, bahwa Firman Allah yang tercantum dalam kitab-kitab itu berasal dari Allah.[a] Wibawanya diperolehnya hanya dari Dia,[b] bukan dari manusia. Dan karena Firman itu merupakan patokan seluruh kebenaran dan berisi segala sesuatu yang perlu untuk berbakti kepada Allah dan demi keselamatan kita,[c] maka manusia, bahkan malaikat pun, tidak diperbolehkan menambahi, mengurangi, dan mengubahnya.[d] Maka dari itu, ketuaan, atau kebiasaan, atau jumlah besar orang, atau hikmat manusia, atau penilaian para ahli, atau keputusan-keputusan, atau edik-edik, atau dekrit-dekrit, atau konsili-konsili, atau penglihatan-penglihatan, atau mukjizat-mukjizat, tidak boleh dipertentangkan dengan Kitab Suci.[e] Bahkan sebaliknya, semua hal harus diselidiki, diatur, dan dibarui seturut Kitab Suci itu.[f] Oleh sebab itu, kita menerima ketiga pengakuan iman, yaitu Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea, dan Pengakuan Iman Athanasius, Karena ketiganya sesuai dengan Firman Allah. a. Trinitas 6. Kitab Suci itu mengajar kepada kita bahwa Zat ilahi yang esa dan sederhana[a] yang telah menjadi pokok pengakuan iman kita, ada tiga Pribadi, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus.[b] bapa adalah sebab pertama, awal, dan asal segala hal. Anak adalah Firman-Nya dan Hikmat-Nya yang kekal. Roh Kudus adalah kekuatan-Nya, kuasa-Nya, dan keampuhan-Nya.Anak diperanakkan oleh Bapa secara kekal. Roh Kudus keluar dari Keduanya secara kekal. Ketiga Pribadi itu bukan tercampur, melainkan berbeda, namun bukan terbagi, melainkan se-Zat, sama-sama kekal, sama-sama berkuasa, dan sederajat. Dalam hal ini kita menerima ketetapan-ketetapan Konsili-konsili lama, dan kita menjijikkan semua bidat dan ajaran sesat yang telah ditolak oleh Guru-guru suci, seperti Hilarius,[1] Athanasius,[2] Ambrosius,[3] dan Cyrillus.[4]. a. Penciptaan Malaikat dan Iblis 7. Kita percaya, bahwa Allah, dalam tiga Pribadi yang bekerja sama, telah menciptakan segala sesuatu melalui kekuatan-Nya, hikmat-Nya, dan kebaikan-Nya yang tidak terpahami, baik langit dan bumi serta segala isinya maupun roh-roh yang tidak kelihatan.[1a] Di antara roh-roh ini, sebagian telah tersandung dan jatuh ke dalam kebinasaan,[b] sebagian lagi bertahan sehingga tetap taat.[c] Kita percaya bahwa yang pertama itu rusak, bergelimang kejahatan, sehingga mereka menjadi musuh segala kebaikan dan karena itu juga musuh seluruh Gereja.[d] Bagian kedua, yang dilindungi oleh anugerah Allah, menjadi hamba-hamba yang bertugas memuliakan nama Allah dan melayani orang pilihan demi keselamatan mereka.[e] a. Pemeliharaan Allah 8. Kita percaya, bahwa Dia tidak hanya telah menciptakan segala sesuatu, tetapi juga memerintah dan mengendalikannya,[a] sambil mengatur dan menetapkan sekehendak-Nya segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini.[b] Bukan seakan-akan Dia menjadikan apa yang jahat atau dapat dianggap bersalah atasnya,[c] sebab kehendak-Nya merupakan patokan berdaulat dan tidak mungkin bersalah untuk segala kebenaran dan keadilan.[d] Akan tetapi, Dia memiliki sarana-sarana yang mengagumkan untuk memperalatkan iblis dan orang jahat sedemikian rupa, hingga Dia tahu mengubah kejahatan yang mereka lakukan, dan yang menjadi kesalahan mereka, menjadi kebaikan.[e] Demikianlah, bila kita mengaku bahwa tidak terjadi apa-apa di luar pemeliharaan Allah, kita menyembah dengan rendah hati rahasia-rahasia yang tersembunyi bagi kita, tanpa mengusiknya dengan melewati batas ukuran kita. Sebaliknya, kita menerapkan pada keadaan kita sendiri apa yang ditunjukkan kepada kita dalam Kitab Suci, supaya kita tenteram dan terlindung dari bahaya.[f] Sebab, segala sesuatu tunduk kepada Allah, dan Dia menjaga kita, dan mengasuh kita laksana seorang bapak, begitu rupa, sehingga tak sehelai rambut kepala kita pun akan jatuh di luar kehendak-Nya.[g] Sementara itu, Dia mengekang setan-setan beserta semua musuh kita, sehingga mereka sama sekali tidak dapat merugikan kita di luar izin-Nya.[h] a. Manusia, Dosa, dan Kehendak Bebas 9. Kita percaya bahwa manusia, yang pernah diciptakan murni dan utuh serta serupa dengan gambar Allah, telah jatuh disebabkan kesalahannya sendiri, sehingga ia kehilangan karunia yang telah diperolehnya.[a] Dengan demikian manusia terasing dari Allah, sumber kebenaran dan segala kebaikan, begitu rupa, sehingga kodratnya sama sekali rusak. Dan karena rohnya menjadi buta dan hatinya bejat, manusia sama sekali kehilangan keutuhannya, sehingga tidak tersisa apa pun.[b] Dan kendati ia masih mampu sedikit banyak membedakan yang baik dari yang jahat,[c] kita mengatakan bahwa terang yang masih ada padanya berubah menjadi kegelapan kalau halnya mengenai mencari Allah, begitu rupa sehingga ia sama sekali tidak mampu mendekati-Nya melalui kecerdikan dan nalarnya.[d] Kendati ia memiliki kemauan yang mendorongnya untuk berbuat yang ini, atau yang itu, namun kemauan itu sama sekali dikuasai oleh dosa, sehingga ia tidak memiliki kebebasan untuk berbuat baik kecuali yang dianugerahkan kepadanya oleh Allah.[e] a. Dosa Turunan 10. Kita percaya, bahwa seluruh keturunan Adam terjangkit oleh penyakit menular, yaitu dosa asli dan cacat turunan, bukan hanya peniruan, sebagaimana hendak dinyatakan kaum pengikut Pelagius. Kita menjijikkan mereka ini karena ajaran sesat mereka, dan kita menganggap tidak perlu menyelidiki bagaimana cara dosa menjalar dari seorang manusia kepada manusia lain, sebab sudah cukuplah bahwa apa yang Allah kenakan kepadanya[1] dimaksud bukan hanya bagi dirinya saja, melainkan juga bagi seluruh keturunannya. Maka dalam dirinya kita telah kehilangan segala kebaikan dan tersandung sehingga kita bergelimang kemalangan dan kutuk.[a] a. 11. Kita percaya juga, bahwa cacat itu benar-benar dosa, yang cukup untuk membuat seluruh umat manusia layak dihukum, sampai-sampai anak-anak kecil sejak dalam kandungan ibunya, dan kita percaya bahwa cacat itu memang dianggap dosa oleh Allah.[a] Bahkan, sesudah pembaptisan pun hal itu tetap merupakan dosa, sejauh menyangkut kesalahannya, meski dalam hal anak-anak Allah penghukumannya ditiadakan sebab Dia, karena kebaikan-Nya yang cuma-cuma tidak memperhitungkannya kepada mereka.[b] Selain,itu, kita percaya bahwa cacat itu merupakan kebobrokan yang terus-menerus menghasilkan kejahatan dan kedurhakaan,[c] begitu rupa sehingga orang yang paling suci pun, kendati mereka mencoba melawan, tetap dinodai oleh berbagai kelemahan dan kesalahan selama mereka tinggal di dunia ini.[d] a.. Pemilihan Allah 12. Kita percaya, bahwa dari kerusakan dan penghukuman umum yang telah menimpa semua orang itu, Allah menarik mereka yang dalam putusan-Nya yang kekal dan tidak berubah-ubah telah dipilih-Nya, hanya karena kebaikan-Nya dan belas kasihan-Nya, dalam Tuhan kita Yesus Kristus, dengan tiada memperhatikan perbuatan-perbuatan mereka.[a] Tetapi yang lain-lain ditinggalkan-Nya dalam kerusakan dan penghukuman itu, agar dalam diri mereka ditunjukkan-Nya keadilan-Nya, sebagaimana dalam diri orang yang disebut pertama Dia membuat bercahaya kekayaan belas kasihan-Nya.[b] Sebab mereka yang disebut pertama itu sama sekali tidak lebih baik daripada yang lain, sampai Allah membeda-bedakan mereka mereka menurut rencana-Nya yang tidak berubah-ubah yang telah Dia tetapkan di dalam Yesus Kristus sebelum penciptaan dunia. Juga tidak seorang pun dapat meraih harta itu dengan kekuatan sendiri, sebab menurut kodrat kita sendiri tidak mungkin kita memiliki satu pun gerakan, perasaan, atau pikiran yang baik, sampai Allah mendahului kita dan membuat kita rela.[c] a. Seluruh Keselamatan Kita Tercantum dalam Diri Kristus 13. Kita percaya, bahwa dalam diri Yesus Kristus segala sesuatu yang diperlukan untuk keselamatan kita telah ditawarkan kepada kita dan dijadikan milik kita. Dia telah dianugerahkan kepada kita untuk keselamatan, dan telah dijadikan bagi kita hikmat, kebenaran, pengudusan, dan penebusan. Maka kalau orang berbalik dari Dia, orang menolak belas kasihan Sang Bapa, yang seharusnya menjadi satu-satunya tempat berlindung bagi kita.[a] a. Kedua Tabiat Kristus 14. Kita percaya, bahwa Yesus Kristus, yang adalah hikmat Allah dan Anak-Nya yang kekal, telah mengenakan daging kita, untuk menjadi Allah dan manusia dalam satu Pribadi.[a] Dia menjadi manusia yang serupa dengan kita, yang dapat menderita dalam tubuh dan jiwa. Hanya saja, Dia suci, tanpa noda apa pun.[b] Dan menurut kemanusiaan-Nya Dia benar-benar keturunan Abraham dan Daud,[c] meskipun Dia dikandung oleh kekuatan tersembunyi Roh Kudus.[d] Dalam hal ini kita menjijikkan semua ajaran sesat yang pada zaman dahulu telah mengganggu Gereja-gereja, dan terutama juga khayalan setani Servet, yang beranggapan bahwa Tuhan Yesus memiliki tabiat keallahan dongengan, sebab ia mengatakan bahwa Dia adalah gambaran dan pola segala hal, dan menyebut Dia Anak Allah yang didalamnya Pribadi Allah terwujud, atau dilambangkan,[1] dan akhirnya mereka-reka bagi-Nya tubuh yang terdiri dari tiga unsur yang tidak diciptakan, sehingga ia membaurkan dan merusak kedua tabiat itu. a. 15. Kita percaya, bahwa kedua tabiat itu digabungkan dan disatukan benar-benar dan secara tak terpisahkan dalam satu Pribadi yang tunggal, yaitu Yesus Kristus. Namun, masing-masing tetap memiliki sifatnya yang khas,' sehingga dalam gabungan itu tabiat keallahan tetap memiliki sifatnya sendiri dan tetap bersifat tidak diciptakan, tidak terhingga, dan memenuhi segala sesuatu; begitu pula tabiat kemanusiaan tetap bersifat berhingga dan memiliki bentuk, ukuran, dan sifatnya sendiri.b Dan kendati Yesus Kristus, ketika Dia bangkit, telah memberi tubuh-Nya ketidakfanaan, namun Dia tidak meniadakan keaslian tabiat-Nya. Maka kita memandang Dia dalam keilahian-Nya dengan cara yang tidak menanggalkan kemanusiaan-Nya. a. Dalam Kristus, Allah Menyatakan Kasih-Nya dan Kemurahan-Nya 16. Kita percaya, bahwa Allah, dengan mengutus Anak-Nya, ingin memperlihatkan kasih dan kebaikan-Nya yang tidak ternilai terhadap kita. Dia telah menyerahkan-Nya ke dalam kematian dan membangkitkan-Nya untuk menggenapkan seluruh kebenaran dan untuk memperoleh kehidupan surgawi bagi kita.a a. Pelunasan oleh Korban Yesus Kristus 17. Kita percaya, bahwa korban tunggal yang telah dipersembahkan oleh Tuhan Yesus di kayu salib' telah mendamaikan kita dengan Allah, sehingga kita dianggap sebagai orang benar di hadapan-Nya. Sebab, tidak mungkin kita berkenan kepada-Nya dan ikut mendapat bagian dalam pengangkatan menjadi anak Nya, kecuali kalau Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kita, dan menguburkannya. b Kita menyatakan pula bahwa Yesus Kristus adalah pembasuhan kita yang menyeluruh dan sempurna, bahwa dalam kematian-Nya kita memiliki pelunasan menyeluruh sehingga kita dinyatakan tidak bersalah berhubung dengan pelanggaran dan kejahatan kita, dan bahwa kita hanya dapat dibebaskan dengan cara itu.c a. Pembenaran Kita Berdasarkan Pengampunan Dosa Semata-mata 18. Kita percaya, bahwa seluruh kebenaran kita berdasarkan pengampunan dosa-dosa kita, dan bahwa di dalamnya terletak juga satu-satunya kebahagiaan kita, sebagaimana dikatakan oleh Daud.' Karena itu, kita menolak kemungkinan adanya sarana lain apa pun yang dapat membenarkan kita di hadapan Allah,' dan tanpa berangan-angan mengenai kebajikan atau jasa apa pun, kita hanya berpegang pada ketaatan Yesus Kristus, yang telah dibagikan kepada kita, baik untuk menutupi semua kesalahan kita maupun untuk memperoleh bagi kita anagerah di hadapan Allah. Dan kita sungguh-sungguh percaya bahwa, kalau kita menyimpang sedikit pun dari dasar ini, sama sekali tidak mungkin kita berteduh di tempat lain, tetapi kita terus menerus digoyangkan kegelisahan, karena kita tidak pernah akan berdamai dengan Allah sampai kita putus.niat un tuk dikasihi dalam Yesus Kristus, sebab dalam diri kita sendiri kita layak dibenci. a. Pengampunan Dosa Membuka pula Jalan kepada Allah bagi Kita 19. Kita percaya, bahwa melalui sarana itu kita mempunyai peluang dan berhak berseru kepada Allah dengan penuh kepercayaan bahwa Dia akan menyatakan did sebagai Bapa kita.' Sebab kita sama sekali tidak dapat datang kepada Bapa jika kita tidak dibimbing oleh Pengantara itu. Dan supaya kita didengar dalam nama-Nya, perlu kita menerima kehidupan kita dari Dia bagaikan dari Kepala kita. a. Kebenaran Hanya dapat Diperoleh Melalui Iman 20. Kita percaya, bahwa kita diberi bagian dalam kebenaran itu hanya oleh iman, sebab dikatakan bahwa Dia telah menderita sengsara untuk memperoleh keselamatan bagi kita, dengan maksud supaya setiap orang yang percaya ke pada-Nya tidak binasa.' Juga, bahwa hal itu terwujud sebab janji janji kehi dupan Yang diberikan kepada kita di dalam diri-Nya dijadikan milik kita untuk kita nikmati. Sambil menerimanya kita merasakan hasilnya, dengan tidak me ragukan bahwa kita tidak akan dikecewakan, sebab kita diberi kepastian dari mulut Allah sendiri.b Maka kebenaran yang kita peroleh melalui iman tergan tung pada janji janji yang diberikan dengan cuma-cuma, dan yang melaluinya Allah menyatakan dan membuktikan bahwa Dia mengasihi kita.[c] a. Iman itu adalah Pemberian Allah 21. Kita percaya, bahwa kita dianugerahi terang iman oleh karunia tersembunyi Roh Kudus, begitu rupa, sehingga hal itu merupakan pemberian yang cuma-cuma dan istimewa, yang Allah bagikan kepada orang-orang menurut kehendak-Nya. Demikianlah orang percaya sama sekali tidak mempunyai alasan untuk bermegah karenanya; sebaliknya, mereka berhutang ganda karena mereka dipilih di atas orang lain. [a] Kita percaya juga bahwa iman itu tidak hanya diberikan satu kali saja kepada orang terpilih untuk membuat mereka masuk ke jalan yang benar, tetapi juga untuk membuat mereka berjalan terus di jalan itu sampai akhirnya.[b] Sebab, sebagaimana Allah-lah yang mengerjakan permulaannya, begitu pula Dialah yang menyelesaikannya.[c] a. Iman dan Perbuatan Baik 22. Kita percaya, bahwa melalui iman itu kita dilahirkan kembali dalam kehidupan yang baru, sebab menurut kodrat kita, kita menjadi hamba dosa.[a] Maka melalui iman kita memperoleh anugerah ini: kita hidup suci dan dengan takut akan Allah, seraya menerima janji yang diberikan kepada kita melalui Injil, yaitu bahwa Allah akan mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepada kita. Dengan demikian, iman tidak membuat hasrat hendak hidup baik dan suci memudar. Sebaliknya, olehnya hasrat itu lahir dan bangkit di dalam diri kita, sehingga iman tidak bisa tidak membawa hasil berupa perbuatan baik.[b] Kendati demikian, meskipun Allah mengerjakan keselamatan kita dengan membuat kita lahir kembali dan membentuk kita kembali agar kita berbuat baik,[c] kita mengakui bahwa perbuatan baik yang kita lakukan dengan bimbingan Roh-Nya sama sekali tidak dihitung sebagai alasan pembenaran kita dan tidak menjadikan kita layak untuk dianggap Allah sebagai anak-anak-Nya. Sebab, seandainya hati nurani kita tidak bertumpu pada pelunasan yang telah dibayar oleh Yesus Kristus untuk menjadikan kita milik-Nya, maka kita akan tetap terombang-ambing oleh keraguan dan kebimbangan.[d] a. Manfaat Hukum Taurat dan Kitab-kitab Para Nabi 23. Kita percaya, bahwa dengan kedatangan Yesus Kristus semua lambang hukum Taurat berkesudahan. Akan tetapi, meski upacara-upacara itu tidak dipakai lagi, hakikat dan kebenaran yang diungkapkan di dalamnya tetap tinggal bagi kita dalam diri Yesus Kristus,[a] sebab penggenapannya terletak dalam Dia.[b] Selain itu, kita perlu menggunakan bantuan yang diberikan hukum Taurat dan Kitab-kitab para Nabi untuk mengatur hidup kita dan supaya kita dijadikan lebih yakin akan janji-janji Injil. a. Tidak ada Jalan Kepada Allah Selain Melalui Yesus Kristus 24. Kita percaya, bahwa Yesus Kristus telah diberikan kepada kita untuk menjadi satu-satunya Pembela kita.[a] Dia memerintahkan kita untuk menyendiri dan berdoa dalam nama-Nya[b] kepada Bapa-Nya; kita bahkan tidak diperbolehkan berdoa selain dengan memakai contoh yang telah Allah berikan kepada kita melalui Firman-Nya.[c] Oleh karena itu, segala rekaan manusia berkenaan dengan syafaat orang kudus yang telah meninggal merupakan tipu daya iblis semata-mata, yang bermaksud membuat orang menyeleweng dari cara berdoa yang baik.[d] Kita menolak juga semua sarana lain yang menurut sangkaan orang mereka miliki untuk melunasi utangnya di hadapan Allah, sebab sarana-sarana itu mengurangi nilai korban Yesus Kristus, yakni kematian dan penderitaan-Nya. Akhirnya, kita menganggap api penyucian sebagai khayalan, yang berasal dari bengkel yang sama yang juga telah menghasilkan kaul monastik, perziarahan, larangan kawin, larangan memakan daging, perayaan hari-hari tertentu dengan upacara, sakramen pengakuan dosa, surat penghapusan siksa, dan semua hal serupa, yang menurut dugaan orang merupakan amal yang membuat mereka layak menerima rahmat dan keselamatan.[e] Kita menolak semua itu, baik karena salah paham tentang amal yang padanya, maupun karena semua itu hasil rekaan manusia, yang merupakan beban bagi hati nurani. a. Jabatan Pendeta 25. Karena kita menikmati Yesus Kristus hanya melalui Injil,[a] kita percaya bahwa tata gereja yang telah ditetapkan berdasarkan wewenang-Nya, harus dianggap suci dan tidak boleh diganggu gugat. Kita percaya juga bahwa Gereja tidak dapat berdiri tegak kalau tidak ada pendeta-pendeta yang diberi tugas mengajar.[b] maka mereka ini, kalau dipanggil secara sah dan menyelenggarakan jabatan mereka dengan setia, harus disegani dan didengarkan dengan rasa hormat.[c] Bukan seakan-akan Allah terikat pada pembantu atau sarana-sarana lebih rendah seperti mereka, melainkan karena Dia berkenan membimbing dan mengendalikan kita dengan cara demikian. Dalam hal ini kita menjijikkan semua pengkhayal yang berupaya sedapat mungkin untuk meniadakan jabatan pelayan dan pemberitaan Firman Allah bersama pelayanan sakramen-sakramen-Nya. a. Semua Orang Wajib Bergabung dengan Gereja yang Sejati 26. Jadi, kita percaya bahwa tidak seorang pun patut mengasingkan diri dan berdiri sendiri dengan seenaknya. Sebaliknya, semua orang wajib bersama-sama mempertahankan dan memelihara kesatuan gereja, tunduk pada pengajaran umum dan pada kuk Yesus Kristus,[a] yaitu di mana saja Allah akan menetapkan tata gereja yang benar, sekalipun para penguasa dan ketentuan-ketentuan mereka menentangnya. Kita percaya juga, bahwa semua orang yang tidak bergabung dengannya, atau yang memisahkan diri darinya, melawan perintah Allah.[b] a. Ciri-ciri Gereja yang Sejati 27. Meskipun demikian, kita percaya bahwa orang patut berupaya dengan saksama dan arif agar mengenali Gereja yang sejati, sebab terlalu sering orang menyalahgunakan nama itu.[a] jadi, kita berkata, sesuai dengan Firman Allah, bahwa Gereja itu adalah perhimpunan orang-orang percaya, yang sepakat untuk mengikuti Firman itu beserta agama murni yang mengalir darinya, dan yang maju di dalamnya sepanjang hidup. Dalam diri mereka takut akan Allah semakin bertumbuh dan teguh, sesuai dengan kebutuhan mereka untuk semakin maju dalam perjalanannya.[b] Kita percaya juga bahwa, sekalipun mereka berupaya dengan sekuat tenaga, mereka sepatutnya dengan tiada henti-hentinya berlindung pada pengampunan dosa-dosa mereka.[c] Meskipun demikian, kita sama sekali tidak menyangkal bahwa di tengah orang percaya ada orang munafik dan orang tertolak. Namun, kejahatan mereka tidak dapat menghapuskan nama Gereja.[d] a. Penilaian terhadap Gereja Roma 28. Dengan bertolak dari keyakinan ini, kita menyatakan bahwa orang tidak dapat beranggapan ada Gereja dalam arti yang sebenarnya di tempat Firman Allah tidak diterima dan orang sama sekali tidak mengaku tunduk padanya, dan sakramen-sakramen tidak digunakan.{a] Karena itu, kita menolak kumpulan-kumpulan kepausan, sebab di situ kebenaran Allah yang murni dibuang, dan di dalamnya sakramen-sakramen telah dirusak, diganti oleh sakramen gadungan dan palsu, atau sama sekali ditiadakan, serta berlakulah segala macam takhayul serta penyembahan berhala. Maka kita berpendapat bahwa semua orang yang berpartisipasi dalam tindakan demikian dan mengambil bagian di dalamnya, memisahkan dan menceraikan diri dari tubuh Yesus Kristus.[b] Sekalipun demikian, masih tinggal sedikit bekas Gereja dalam kepausan, begitu pula hakikat Baptisan tetap terdapat di dalamnya. Lagi pula, keampuhan Baptisan tidak tergantung pada dia yang melayankannya. karena itu, kita mengakui bahwa mereka yang telah dibaptis di dalamnya tidak memerlukan pembaptisan kedua.[c] Akan tetapi, sebab di dalamnya terdapat begitu banyak kerusakan, tidak mungkin orang membawa anak untuk dibaptis di sana tanpa mencemarkan diri. a. Pemerintahan Gereja 29. Berhubung dengan Gereja yang sejati kita percaya, bahwa Gereja itu harus diperintah menurut tatanan yang telah ditetapkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.[a] Yaitu, harus ada pendeta-pendeta, penilik-penilik, dan diaken-diaken, supaya berlakulah kemurnian ajaran, pelanggaran-pelanggaran harus dibenahi dan ditekan, orang miskin dan semua orang susah yang lain harus ditolong dalam segala kebutuhan mereka, kumpulan-kumpulan harus berlangsung dalam nama Allah, dan di dalamnya orang besar kecil harus dibina. a. 30. Kita percaya, bahwa semua pendeta sejati, di mana saja mereka berada, memiliki wewenang yang sama besar dan kuasa yang sama tinggi, di bawah satu Kepala, satu Penguasa, dan satu Uskup Am yang tunggal, yaitu Yesus Kristus.[1a] Karena itu, tidak satu pun Gereja boleh menuntut kuasa atau wewenang apa pun atas Gereja lain. a. 31. Kita percaya, bahwa tidak seorang pun boleh menyusup masuk ke dalam pemerintahan Gereja berdasarkan wewenangnya sendiri. Sebaliknya, orang harus memperoleh kedudukan pemerintahan melalui pemilihan, sejauh hal itu mungkin dan Allah mengizinkannya.[a] Kami sengaja menambahkan kekecualian ini, sebab sekali-sekali, bahkan juga pada masa kita sendiri, bila kehidupan Gereja terputus, Allah perlu membangkitkan orang dengan cara istimewa, untuk mendirikan kembali Gereja yang telah menjadi puing-puing dan hancur.[2] Bagaimanapun juga, kita percaya bahwa orang perlu senantiasa menaati patokan ini: semua pendeta, penilik, dan diaken harus memiliki bukti bahwa mereka telah dipanggil ke jabatan mereka.[b] a. 32. Kita percaya juga, bahwa orang-orang percaya yang telah terpilih menjadi pemimpin sebaiknya berunding bersama-sama mengenai cara yang harus ditempuh dalam hal pemerintahan seluruh tubuh.[a] Dalam pada itu, mereka tidak boleh menyimpang sedikit pun dari apa yang telah diperintahkan kepada kita mengenai hal itu oleh Tuhan kita Yesus Kristus.[b] Hal ini tidak mencegah adanya beberapa ketentuan khusus di tiap tempat, sesuai dengan kebutuhan dalam praktek. a. 33. namun, kita menolak semua hasil rekaan manusia, dan semua undang-undang yang hendak diberlakukan dengan dalih melayani Allah, untuk mengikat hati nurani orang dengannya.[a] kita hanya menerima apa yang berfungsi dan cocok untuk memelihara kerukunan, dan untuk membuat setiap orang tetap taat, dari yang pertama hingga yang terakhir. Dalam hal ini kita perlu mengikuti apa yang telah dinyatakan Tuhan kita berkenaan dengan pengucilan dari jemaat.[b] Pengucilan itu kita benarkan dan akui perlu, bersama segala sesuatu yang bersangkut paut dengannya. a. Sakramen-sakramen 34. Kita percaya, bahwa Sakramen-sakramen ditambahkan pada Firman menjadi peneguhan lebih jauh, supaya bagi kita merupakan petaruh dan meterai rahmat Allah dan dengan demikian membantu dan menghibur iman kita, disebabkan kelemahan dan kebodohan yang terdapat dalam diri kita.[a] Sakramen-sakramen itu merupakan tanda-tanda lahir, dalam arti bahwa Allah bertindak melaluinya, dalam kekuatan Roh-Nya, agar olehnya tidak ditandakan apa pun kepada kita dengan sia-sia.[b] Kendati demikian, kita yakin bahwa seluruh hakikat dan kebenaran yang diungkapkan di dalamnya ada dalam Yesus Kristus.[c] Kalau orang memisahkannya dari Dia, Sakramen itu tinggal bayangan dan asap semata-mata. a. 35. Menurut pengakuan iman kita, hanya ada dua Sakramen yang merupakan milik bersama seluruh Gereja. Yang pertama di antaranya, yaitu Baptisan, telah diberikan kepada kita agar menjadi kesaksian tentang pengangkatan kita sebagai anak. Sebab, di dalamnya kita dicangkokkan menjadi anggota tubuh Kristus, agar kita dibasuh dan dibersihkan oleh darah-Nya, lalu dibarui untuk menempuh hidup yang suci oleh Roh Kudus-Nya.[a] Juga, kendati kita hanya dibaptis satu kali, kita yakin bahwa manfaat yang ditandakan dalam baptisan itu mencakup baik kehidupan maupun kematian kita, agar kita memiliki tanda tangan yang memastikan terus-menerus bahwa Yesus Kristus senantiasa akan menjadi kebenaran dan kesucian bagi kita.[b] Baptisan memang merupakan sakramen iman dan pertobatan; namun, karena Allah menerima anak-anak kecil ke dalam Gereja-Nya bersama bapak-bapak mereka, kita berkata bahwa berdasarkan kuasa Yesus Kristus anak-anak kecil orang percaya harus dibaptis.[c] a. 36. Kita mengaku, bahwa Perjamuan Kudus (yang merupakan Sakramen kedua) bagi kita merupakan kesaksian tentang kesatuan kita dengan Yesus Kristus.[a]Karena Dia tidak hanya sekali saja mati dan dibangkitkan bagi kita, tetapi juga benar-benar memberi makan dan mengenyangkan kita dengan daging serta darah-Nya, supaya kita menjadi satu dengan Dia dan kehidupan-Nya menjadi milik kita bersama.[b] Maka, meski Dia berada di surga sampai Dia datang untuk menghakimi seluruh dunia,[c] kita percaya bahwa melalui kekuatan Roh-Nya yang rahasia dan tak terpahami Dia memberi makan dan menghidupkan kita dengan zat tubuh dan darah-Nya.[d] Kita yakin bahwa hal itu berlangsung secara rohani, bukan karena kita hendak mengemukakan khayalan dan rekaan alih-alih hasil nyata dan kebenaran, melainkan karena kedalaman rahasia ini melebihi ukuran indera kita dan seluruh tatanan alam. Pendeknya, karena Dia bersifat sorgawi, Dia hanya dapat dipegang melalui iman. a. 37. Sebagaimana telah dikatakan, kita percaya, bahwa baik dalam Perjamuan Malam maupun dalam Baptisan, Allah memberi kita dengan sungguh-sungguh dan ampuh apa yang Dia lambangkan di dalamnya. Oleh karena itu, dengan tanda-tanda kita hubungkan pemilikan dan kenikmatan yang sungguh-sungguh dari apa yang disodorkan kepada kita di dalamnya. Sebab itu, semua orang yang datang ke meja Kristus yang kudus dengan membawa serta iman benar, bagaikan bejana, benar-benar menerima apa yang diperlihatkan oleh tanda-tanda itu, yaitu bahwa tubuh dan darah Yesus Kristus berguna untuk memberi jiwa makan dan minum sama seperti roti dan anggur berguna untuk badan.[a] a. 38. Oleh karena itu, kita yakin bahwa air, kendati merupakan unsur yang cepat berlalu, terus-menerus dan benar-benar menandakan kepada kita pembasuhan batin jiwa kita dengan darah Yesus Kristus, oleh keampuhan Roh-Nya,[a] dan bahwa roti dan anggur yang disuguhkan kepada kita dalam Perjamuan Malam sungguh-sungguh berguna bagi kita sebagai makanan rohani, sebab membuat kita melihat seakan-akan dengan mata kepala sendiri bahwa daging Yesus Kristus adalah makanan bagi kita, dan darah-Nya minuman kita.[b] Dan kita menolak kaum sakramentaris pengkhayal,[1] yang tidak mau menerima tanda-tanda dan markah-markah[2] yang demikian. Sebab, Yesus Kristus menyatakan, "Inilah tubuh-Ku", dan "Cawan ini darah-Ku".[c] a. Jabatan Pemerintah Negara 39. Kita percaya, bahwa Allah menghendaki supaya dunia diperintah melalui hukum-hukum dan undang-undang, agar tersedia kekang untuk menekan nafsu dunia yang tak terkendali. Untuk itu, Dia telah menetapkan kerajaan-kerajaan, republik-republik, dan berbagai jenis negara lain, apakah kekuasaan dialihkan berdasarkan hukum waris atau dengan cara lain, dan seluruh aparat peradilan, dan mau dipandang sebagai pembuatnya. Karena itu, Dia telah membuat pemerintah menyandang pedang untuk menekan dosa-dosa yang dilakukan melawan Loh kedua hukum-hukum Allah, bahkan juga melawan Loh pertama. Maka demi Dialah orang wajib tidak hanya menerima bahwa para atas berkuasa,[a] tetapi juga menghormati mereka dan menjunjung tinggi mereka, dan memandang mereka sebagai wakil-wakil serta pejabat-pejabat-Nya yang diberi-Nya tugas menyelenggarakan jabatan yang sah dan kudus.[b] a. 40. Oleh karena itu, kita berpendirian bahwa orang harus mematuhi hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan mereka,[a] membayar pajak, cukai, serta semua hal lain yang menjadi kewajiban, dan menanggung kuk, artinya tunduk dengan sukarela, sekalipun mereka adalah orang tidak percaya, asal saja Kerajaan Allah yang berdaulat[1] tetap utuh.[b] Karena itu, kita menjijikkan mereka yang menolak lembaga-lembaga pemerintahan, yang ingin menciptakan kekacauan dengan menjadikan semua harta milik bersama, dan yang menumbangkan tata hukum. a. Komentar |
Publikasi e-Reformed |