Akulah yang Memilihmu? (Part 7)

Penulis_artikel: 
Yonghan Lim
Tanggal_artikel: 
31 Maret 2016
Isi_artikel: 

Malam itu, saya diijinkan mengalami mimpi di dalam mimpi; seolah-olah sudah terbangun, tapi sebenarnya masih tertidur.

Melalui mimpi itu, doa saya tujuh belas tahun sebelumnya akhirnya dijawab oleh Allah; tahulah saya sekarang kalau Yesus itu benar-benar Anak Allah, dan juga benar-benar Allah. Yang saya dulu pikir salah, sekarang jelas terlihat benar. Yang saya dulu pikir tidak penting, sekarang jelas terlihat penting. Yang saya dulu pikir tidak perlu diutamakan, sekarang jelas harus diutamakan.

Pagi-pagi, sekitar pukul 5.45 pagi, di tepi Danau Toba, saya dibangunkan oleh lagu Amazing Grace yang diputar pemilik losmen. Sayup-sayup, suara itu begitu lembut membangunkanku.

Entah kebetulan atau tidak, beberapa minggu sebelumnya, saya sudah pernah berpesan ke istri; andai saya duluan yang berpulang, tolong lagu ini yang dipakai untuk mengiringi saya ke tempat peristirahatan terakhir. Saya suka iramanya, tapi tidak pernah tahu sejarah lagu ini; yang kisah terciptanya ternyata begitu agung.

Kok bisa kebetulan lagu ini yang membangunkanku setelah diberi mimpi yang begitu mengguncang ini? Seolah-olah, Allah ingin berkata, "Saatnya engkau di"mati"kan, supaya engkau bisa di"lahir"kan kembali."

Saya langsung meminta untuk segera dibaptis pagi itu juga. Pak Pendeta sempat ragu-ragu dan menolak, tapi saya ceritakan apa yang terjadi dan dia langsung paham: inilah pengaturan Ilahi.

Maka, di umur tiga puluh tahun, menjelang tiga puluh satu tahun, di Danau Toba-lah saya menyatakan pertobatanku; berhenti dan menyerah sebagai musuh Allah. Return to God, back to God.

Saya sekarang paham kenapa Allah menunda jawaban itu selama tujuh belas tahun, bukannya cepat-cepat dijawab.

Andai dijawab sejak saya berumur tiga belas tahun, saya mungkin tidak perlu terjatuh dalam berbagai dosa. Tapi melalui kejadian ini, barulah saya memahami fakta berikut ini dengan baik:

Bukankah orang yang sedang kehausan, yang baru sadar betapa segarnya segelas air putih itu?

Bukankah orang yang sedang tersesat di gunung, yang baru paham kelegaan ketika diselamatkan tim SAR itu seperti apa?

Bukankah orang yang tadinya terkutuk, yang baru akan tahu betapa indah dan nikmatnya kasih karunia itu?

Bersambung..Soli Deo Gloria

Komentar