Penghiburan dan Pergumulan Pengikut Kristus

Editorial: 

Dear e-Reformed Netters,

Sebagai seorang pengikut Kristus, kita senantiasa dituntut untuk berjuang hingga garis akhir. Menjadi seorang murid bukan berarti bahwa kita berada di dalam zona aman dan nyaman. Justru ketika menjadi murid Kristus, kita ditantang untuk melakukan apa yang Yesus telah lakukan. Sebagaimana yang dituliskan dalam Yohanes 1:12-13, menjadi murid Kristus berarti kita beroleh status yang baru, yaitu status bahwa kita bukan lagi diperanakkan melalui darah dan daging, melainkan kita telah diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Untuk itu, keberadaan kita "dalam Kristus" menjadi satu penghiburan sejati untuk bergumul menjalani hari-hari sebagai pengikut Kristus.

Apabila hidup tidak seturut dengan yang Tuhan kehendaki, ajaran sesat telah mengintip dan dapat menjerat kita kapan saja. Apakah kita ingin menjadi serupa dengan dunia ini dan kehilangan penghiburan dalam penderitaan dan salib Kristus? Hendaknya kita bisa terus hidup berpadanan dengan firman Tuhan setiap hari hingga Tuhan mendapati kita setia di hadapan-Nya. Soli Deo Gloria!

Amidya

Staf redaksi e-Reformed,
Amidya

Edisi: 
Edisi 189/Juni 2017
Isi: 

ARTIKEL Penghiburan dan Pergumulan Pengikut Kristus

Pernahkah engkau merasa letih dalam perjuanganmu sebagai pengikut Kristus? Engkau melihat guru-guru di sekolahmu mengajarkan hal-hal yang melawan firman Allah, engkau melihat hidup sahabat-sahabatmu yang tidak kudus, dan engkau ditolak oleh mereka ketika engkau mau hidup kudus. Engkau melihat kecurangan di kantormu, tetapi engkau merasa tidak bisa berbuat apa-apa karena kecurangan itu telah menjadi sistem. Bahkan, engkau melihat dengan jelas dalam dirimu sendiri bahwa ketika engkau ingin mengikut Kristus, terdapat kekuatan yang menarik engkau untuk berdosa lagi, berdosa lagi, berdosa lagi, sehingga dalam bebanmu yang berat, engkau berteriak kepada Allah, "Ya Allah, saya letih!"

Wajarkah pergumulan-pergumulan yang demikian? Ya, pergumulan-pergumulan di atas adalah pergumulan-pergumulan yang wajar dialami orang Kristen di dunia ini. Dan, sebenarnya pergumulan-pergumulan tersebut adalah tanda kehidupan rohani kita -- tanda kehidupan yang menunjukkan adanya ketegangan antara hidup kita yang sudah dihidupkan dengan dunia berdosa yang mati, antara diri kita yang sudah ditebus dengan kehidupan lama kita yang masih bercokol.

Dalam Yohanes 17:14-16, Tuhan Yesus mengatakan bahwa pengikut-Nya bukan berasal dari dunia, tetapi mereka berada di dalam dunia. Kita telah diberikan hidup yang baru, kesadaran yang baru, hati yang baru oleh Allah. Hidup yang baru ini betul-betul bertolak belakang dengan hidup lama yang dari dunia. Inilah penyebab pergumulan dan konflik kita dengan dunia yang kita hidupi saat ini. Jika kita masih dapat merasakan sakit, tandanya kita masih hidup. Orang mati tidak merasa sakit, tetapi orang hidup merasa sakit jika ada sesuatu yang merusak tubuhnya. Begitu juga dengan hidup rohani kita. Kita perlu bersyukur jika kita mengalami pergumulan karena justru orang yang mati rohani yang tidak mungkin bergumul karena ketegangan antara hidup baru dan dunia yang mati tidak ada.

Jika demikian, apakah penghiburan kita ketika kita bergumul melawan dosa, baik di dalam maupun di luar diri kita? Terpujilah Allah yang telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, Allah sejati, untuk menjadi manusia seperti kita. Anak Allah bukanlah Allah yang jauh, melainkan Immanuel, Allah yang dekat dengan kita. Anak Allah rela menjadi manusia, rela dibatasi, untuk menjadi Imam Besar yang dapat menaruh belas kasihan kepada kita. Ia mengalami pergumulan-pergumulan yang kita alami, bahkan dalam takaran yang jauh lebih berat daripada yang kita alami.

Sebelum Yesus menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi kita, Ia telah mengalami pencobaan, penghinaan, dan ketersendirian; segala pergumulan yang kita alami, Ia mengalaminya, karena Ia adalah manusia sejati. Tuhan Yesus memiliki tubuh, sama seperti kita memiliki tubuh. Ia memiliki perut yang bisa lapar ketika tidak makan selama 40 hari; Ia memiliki kulit kepala yang bisa luka ketika tertusuk-tusuk mahkota duri; Ia memiliki tubuh yang bisa letih ketika Ia membawa kayu besar "terkutuk" di atas pundak-Nya. He is the man of sorrow and acquainted with grief. Anak Allah tidaklah berpura-pura karena Ia adalah Kebenaran. Tuhan Yesus adalah manusia sejati yang sungguh dapat mengalami kesakitan seperti kita karena Ia tidak mungkin berbohong.

Ajaran sesat yang mengajarkan bahwa Yesus bukan betul-betul manusia bersumber dari filsafat Yunani Gnosticism. Orang-orang yang percaya ajaran sesat inilah yang disebut anti-Kristus oleh Rasul Yohanes dalam suratnya:

"Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia (KJV: Jesus Christ is come in the flesh), berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus ...." (1 Yohanes 4:2-3)

Ajaran Gnosticism secara umum mengajarkan bahwa jiwa/roh itu suci, sedangkan materi itu jahat. Maka berdasarkan asumsi sesat itu, mereka mengatakan bahwa tidaklah mungkin Allah sejati menjadi manusia sejati. Manusia sejati mempunyai tubuh yang berupa materi, dan materi itu pada dasarnya jahat. Maka ajaran sesat kekristenan yang dipengaruhi Gnosticism, mengajarkan bahwa Tuhan Yesus bukan betul-betul Allah menjadi manusia. Ada dua macam ajaran sesat Kristen yang dipengaruhi Gnosticism:

1. Docetism

Docetism berasal dari bahasa Yunani dokeo, yang artinya "kelihatannya". Ajaran ini mengajarkan bahwa Tuhan Yesus hanya "kelihatannya" memiliki tubuh, padahal tidak.

2. Cerinthianism

Cerinthianism mengajarkan bahwa Kristus yang ilahi bergabung dengan manusia Yesus pada saat peristiwa pembaptisan, dan meninggalkan manusia Yesus sebelum Dia mati. Cerinthianism berasal dari kata Cerinthus, yang merupakan pengajar utama dari ajaran sesat ini.

Berbeda mutlak dengan ajaran Gnosticism, Alkitab dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru mengajarkan bahwa segala ciptaan Tuhan itu baik, termasuk materi. Tubuh bukanlah penjara jiwa, seperti diajarkan oleh Gnosticism. Tubuh adalah ciptaan Allah yang indah untuk melaksanakan kehendak Allah. Itulah tujuan Yesus datang ke dunia ini menjadi manusia sejati, yaitu untuk melaksanakan kehendak Allah Bapa. Tubuh mencapai tujuan eksistensinya yang ultima ketika dipakai untuk menggenapkan kehendak Allah. Tuhan Yesus berkata:

"Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku, ... untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." (Ibrani 10:5,7)

Jika kita betul-betul menghayati hal ini, kita akan lebih menghargai hidup ini dengan penuh ucapan syukur. Kita juga lebih mudah mengerti pentingnya mandat budaya jika kita mengerti bahwa materi itu dikehendaki Allah. Orang-orang Kristen yang hanya memikirkan tentang kehidupan di sana (other worldly) tanpa mau bekerja di sini (this worldly) mungkin dipengaruhi Gnosticism atau Platonism. Teknologi, pendidikan, politik, dan lain-lain adalah aspek-aspek kehidupan yang perlu direbut kembali bagi ketuhanan Kristus, bukan hanya jiwa/roh manusia.

I have a Savior, He's pleading in glory, A dear, loving Savior though earth friends be few; And now He is watching in tenderness over me; And oh, that my Savior is your Savior, too? For you I am praying, for you I am praying, For you I am praying, I'm praying for you?
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Kita baru bisa mendapat penghiburan yang sejati untuk menjalani kehidupan Kristen kita jika mengerti bahwa Yesus Kristus juga adalah manusia sejati, yang bertubuh materi untuk menjalankan dan menggenapi kehendak Bapa di surga, serta yang mengalami pergumulan dan kesakitan yang kita alami. Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa Anak Allah menjadi manusia adalah suatu keharusan, "supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa". Tuhan Yesus menaruh belas kasihan terhadap kita. Ia mengerti pergumulan kita dalam usaha kita menjalankan kehendak Bapa karena Ia telah mengalami pergumulan-pergumulan di dunia dalam keberadaan-Nya sebagai manusia seperti kita.

Apakah pergumulanmu seberat pergumulan Kristus? Adakah kesedihan yang lebih besar dari kesedihan Pencipta yang ditolak oleh kepunyaan-Nya sendiri? Adakah pergumulan yang lebih besar dari pergumulan yang Mahakudus untuk hidup di tengah-tengah dunia yang penuh dengan dosa dan kejijikan? Dalam pergumulan, kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah! Pandanglah kepada Kristus dalam waktu-waktu pergumulanmu; di sanalah letak penghiburanmu. Pandanglah salib Kristus, tempat tubuh-Nya dipaku sebagai tebusan dosa kita; di sanalah letak kekuatan imanmu. Pandanglah kubur Kristus, tempat Yesus dibangkitkan dengan tubuh yang baru; di sanalah letak pengharapanmu.

Dan, terlebih lagi sekarang, Tuhan kita yang sudah bangkit sedang berdoa dan terus berdoa bagi kita di surga. Tuhan Yesus terus-menerus menjadi satu-satunya Pengantara kita kepada Allah Bapa; Ia terus-menerus bersyafaat bagi kita. Apakah yang kurang dari sukacita hidup orang Kristen? Tidaklah mungkin kita mengerti apa artinya sukacita berjalan bersama dengan Tuhan tanpa kita mengerti apa artinya bergumul dalam pimpinan Tuhan.

Dalam letihnya perjuangan kita, ada penghiburan yang teguh: We do not struggle alone, the LORD Himself became man and struggled like us. The LORD understands our struggle and now He is watching and praying for us. What a wonderful Savior the LORD is!

Unduh Audio

Diambil dari:
Nama situs : Buletin Pillar
Alamat situs : http://www.buletinpillar.org/artikel/penghiburan-dalam-pergumulan-pengikut-kristus#hal-1
Judul asli artikel : Penghiburan dalam Pergumulan Pengikut Kristus
Penulis artikel : Andi Soemarli Rasak
Tanggal akses : 19 Juni 2017
Halaman : 22-25

Komentar