Lagu Tentang Kehendak Tuhan

Editorial: 

Dear e-Reformed Netters,

Tak terasa kita sudah melewati bulan pertama tahun 2002, dan sekarang kita sudah ada diawal bulan Februari. Bagaimana keadaan anda semua? Bersyukurkah anda dengan hari-hari yang telah anda lalui? Saya berharap kasih dan penyertaan Tuhan senantiasa kita rasakan dan nikmati, sehingga hidup kita boleh selalu memancarkan sukacita ilahi.

Biasanya setiap bulan saya selalu mengirim sebuah artikel, tapi karena bulan Februari ini ada perayaan Hari Kasih Sayang (Valentine), maka saya akan mengirimkan dua buah artikel. Satu artikel akan anda nikmati melalui surat saya hari ini. Artikel yang kedua akan saya kirim tgl. 14 Februari 2002 pada perayaan Hari Valentine.

Nah, bagi anda yang menyukai musik dan menghargai musik-musik rohani klasik, berikut ini saya kutipkan artikel yang menceritakan secara singkat hidup seorang pengarang lagu yang sangat indah luar biasa, yaitu lagu Have Thine Own Way, Lord. Sebuah lagu yang telah menggugah banyak orang Kristen lahir baru untuk benar-benar mendedikasikan hidup sepenuhnya dalam kehendak Tuhan.

Selamat membaca,
Yulia

Edisi: 
024/II/2002
Isi: 

Syair lagu Have Thine Own Way, Lord dalam bahasa Inggris:

HAVE THINE OWN WAY, LORD
Have thine own way, Lord, have thine own way! Thou art the Potter; I am the clay, Mould me and make me, After thy will, While I am waiting, Yielded and still.
Have thine own way,
Lord, have thine own way!
Search me and try me, Master, today!
Whiter than snow, Lord, Wash me just now,
As in thy presence Humbly I bow.
Have thine own way, Lord, have thine own way!
Wounded and weary, Help me I pray!
Power, all power, Surely is thine!
Touch me and heal me, Saviour divine!

[[Syair: Have Thine Own Way, Lord
Oleh : Adelaide A. Pollard, 1907, Yesaya 64:8
Lagu : ADELAIDE, George C. Stebbins, 1907 ]]

Adelaide A. Pollard adalah seorang wanita yang lain daripada yang lain. Banyak pendapat dan perbuatannya yang bertentangan dengan cara berpikir dan bertindak yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang Kristen.

Namun, Nona Pollard persis sama dengan saudara-saudara seimannya dalam satu hal, yaitu: Ia sungguh ingin supaya kehendak Tuhanlah yang terjadi. Keinginannya itu pernah dicetuskannya dalam sebuah nyanyian rohani, yang kini telah menjadi lagu pilihan umat Kristen di seluruh dunia.

MENGIKUTI JALANNYA SENDIRI

Sejak kecil pengarang wanita itu rupa-rupanya tidak begitu menghiraukan nasihat orang lain: Ia lebih suka mengikuti jalannya sendiri. Bahkan, nama yang diberikan oleh orangtuanya itu tidak berkenan di hatinya. Maka, ia sendiri kemudian mengganti nama itu sehingga "Sarah A. Pollard" menjadi "Adelaide A. Pollard."

Nona Pollard yang keras kepala itu memperoleh pendidikan yang baik. Ia lahir pada tahun 1862 di Iowa, dan bersekolah di negara bagian itu. Ia pun bersekolah di daerah-daerah Amerika Serikat yang lain, yaitu: Indiana dan Massachussets. Kemudian, ia menjadi seorang guru di kota Chicago, Illinois.

Baik Adelaide maupun seluruh keluarga Pollard adalah orang-orang Kristen yang saleh. Namun, setelah ia dewasa, Adelaide Pollard jarang bertemu lagi dengan sanak saudaranya. Mungkin salah satu sebabnya ialah, karena ia selalu tertarik pada aliran-aliran Kristen yang oleh orang lain dianggap "sekte yang aneh-aneh."

Selama beberapa waktu Nona Pollard menyokong usaha seorang penginjil yang mengutamakan penyembuhan ilahi. Menurut kesaksiannya sendiri, Adelaide Pollard disembuhkan dari penyakit kencing manis (walau pada hakekatnya kesehatan itu tetap kurang stabil). Kemudian, ia beralih kepada seorang penginjil lainnya, yang mengutamakan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.

Nona Pollard bekerja sama dengan penginjil itu untuk mengumpulkan dana agar dapat ikut serta dengan suatu rombongan utusan Injil ke benua Afrika. Akan tetapi, usaha itu gagal. Lalu, Adelaide Pollard mulai mengajar di sebuah sekolah tinggi tempat latihan untuk para calon utusan Injil.

Pada waktu ia sudah setengah umur, Nona Pollard akhirnya jadi juga pergi ke Afrika. Akan tetapi, ia hanya sempat melayani di sana selama beberapa bulan saja. Pecahnya Perang Dunia I, memaksanya mengungsi ke negeri Skotlandia. Empat tahun kemudian, barulah ia dapat pulang ke negeri asalnya.

Sepanjang hidupnya, bahkan pada waktu ia sudah mulai berusia lanjut, Nona Pollard terus mengembara sambil mengabarkan Injil dan mengajarkan isi Alkitab. Sewaktu-waktu badannya menjadi lemah; hanya pada saat-saat itulah ia pulang ke keluarganya, sampai kesehatannya agak pulih kembali.

Menjelang Hari Natal tahun 1934, ketika umurnya sudah 72 tahun, Adelaide Pollard pergi ke stasiun besar di kota New York. Ia membeli sehelai karcis kereta api, karena hendak pergi ke kota Philadelphia untuk berperan serta dalam suatu kebaktian gereja di sana.

Namun, Tuhan menghendaki agar Nona Pollard pergi ke suatu tempat tujuan yang lain daripada Philadelphia. Wanita yang sudah tua itu jatuh sakit sementara menunggu kereta api. Dalam waktu yang singkat ia sudah berpulang ke "Stasiun Surgawi"

MENGIKUTI JALAN TUHAN

kehendak Allah

Mungkin cara hidup Adelaide A. Pollard itu boleh dianggap agak aneh. Namun demikian, cukup jelaslah bahwa ia seorang wanita Kristen yang melayani Tuhan dengan rajin dan setia. Dalam beberapa hal ia memang bersikeras mengikuti jalannya sendiri. Akan tetapi, dalam hal-hal yang sungguh berarti, ia selalu berusaha mengikuti Yesaya 64:8 jalan Tuhan.

Nona Pollard, sama seperti ibunya dulu, suka mengarang syair-syair rohani. Tidaklah diketahui beberapa banyak jumlah karangannya, karena ia tidak suka membubuhi namanya pada semua hasil karyanya. Akan tetapi, paling sedikit satu di antara sajak-sajak rohani buah penanya itu sudah ketahuan rahasia asal-usulnya, yakni: lagu pilihan yang diceritakan dalam artikel ini.

Pada suatu masa hampir satu abad yang lalu, Adelaide Pollard rindu sekali untuk pergi ke Afrika sebagai seorang pengabar Injil. Namun, rupa-rupanya jalan menuju ke sana itu tertutup. Pada waktu hatinya diliputi rasa kecewa, ia menghadiri suatu pertemuan doa. Hadir juga pada saat itu seorang wanita Kristen yang sudah lanjut usianya. Dalam doanya, orang yang tua itu tidak memohon berkat-berkat Tuhan, seperti yang biasa dilakukan oleh umat Kristen. Sebaliknya, doanya berbunyi sebagai berikut:

"Tidaklah menjadi soal, apa saja yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita, hanya saja, semoga kehendak Tuhanlah yang jadi!"

Permohonan yang sederhana itu sangat berkesan dalam hati Adelaide Pollard. Ia merasa terdorong untuk memperbarui penyerahan dirinya kepada Tuhan. Kalau memang bukan kehendak Tuhan supaya ia pergi ke Afrika, maka hal itu tidaklah menjadi soal.

Sepulangnya dari pertemuan doa itu, Nona Pollard merenungkan dua ayat dari Kitab Nabi Yesaya 64:8 Yeremia: "Pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya" (Yeremia 18:3-4).

"Tidaklah menjadi soal, apa saja yang Tuhan berikan dalam kehidupan kita, hanya saja, semoga kehendak Tuhanlah yang jadi!" (Adelaide Pollard)

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Jalan pikiran Adelaide Pollard pada malam itu kira-kira sebagai berikut: Rupa-rupanya hingga kini Tuhan telah membentuk hidupku, seperti tanah liat di dalam tangan-Nya. Akan tetapi, mungkin kemauan keras hendak pergi ke Afrika itu telah membuat hidupku rusak, sehingga Tuhan harus membentuknya kembali 'menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangan-Nya'.

Rasa damai menenangkan jiwanya. Dan, pada malam itu juga ia menulis sebuah "Lagu Tentang Kehendak Tuhan", yang sekarang dinyanyikan di seluruh dunia.

PANJANG SEKALI UMURNYA

Doa berupa syair karangan Adelaide A. Pollard itu dilengkapi dengan musik oleh George C. Stebbins. Ia dilahirkan pada tahun 1846, di negara bagian New York, Amerika Serikat. Pada umur tiga belas tahun ia sempat mengikuti suatu kursus musik. Sejak waktu itu, musiklah yang menjadi bidang kegiatannya sebagai seorang pengikut Kristus, bahkan sampai ia meninggal pada tahun 1945; umurnya 99 tahun!

Sebagai seorang pemuda, George Stebbins pindah ke kota besar Chicago. Di sana pekerjaannya merangkap: sebagai anggota staf penerbit musik rohani, dan sebagai pemimpin musik di gereja. Setelah beberapa tahun ia mulai mencurahkan sepenuh waktunya menjadi pemimpin musik di sebuah gereja yang besar. Kemudian ia pun menjadi pemimpin musik dalam kampanye-kampanye kebangunan rohani besar-besaran. Di samping itu semua, ia juga mengarang beratus-ratus lagu rohani.

Kampanye-kampanye penginjilan massal itu diadakan bukan hanya di Amerika, melainkan juga di Eropa dan di Asia. Salah satu nyanyian pujian yang paling disayangi hingga kini, pernah dikarang oleh George Stebbins pada saat ia sedang melayani Tuhan di negeri India. Dan, dua di antara lagu-lagu karangannya yang terdapat dalam buku Dua Sahabat Lama, dengan aransemen-aransemen khusus untuk solo, duet, atau kwartet.

Pada tahun 1907, George C. Stebbins menerbitkan salah satu dari beberapa buku kumpulan nyanyian pujian yang pernah disusunnya. Untuk koleksi yang baru itu, ia mengarang sebuah melodi yang digabungkannya dengan sebuah syair karangan Adelaide A. Pollard. Maka terbentuklah "Lagu Tentang Kehendak Tuhan", yang telah menjadi sebuah lagu pilihan umat Kristen, baik di Indonesia maupun di mana-mana.

Inilah syair lagu "Biarlah KehendakMu Jadi, ya Tuhan" dalam bahasa Indonesia:

BIARLAH KEHENDAKMU JADI, YA TUHAN
Kehendak Tuhan laksanakan! Ku tanah liat, Kau Penjunan;
Bentuklah aku sesuka-Mu; Aku menunggu di kakiMu
Kehendak Tuhan laksanakan! Tiliklah hatiku dan sucikan;
di hadirat-Mu ku berserah; Yesus Tuhanku, O t'rimalah!
Kehendak Tuhan laksanakan! Tolonglah aku yang berbeban;
Sembuhkan, Tuhan, hatiku resah; Yesus Penghibur Mahakuasa
Kehendak Tuhan laksanakan! Jiwa ragaku kendalikan, Isilah aku
oleh Roh-Mu; Hiduplah, Yesus, di hatiku! Amin.

Audio: Lagu Tentang Kehendak Tuhan

Sumber: 
Judul Buku
Pengarang
Penerbit
Halaman
:
:
:
:
Riwayat Lagu Pilihan dari Nyanyian Pujian, Jilid 3
H.L. Cermat
LLB, Bandung
78 - 83

Komentar