Dear Reformed Netters,
Saya ingin mengucapkan, "SELAMAT PASKAH" kepada semua anggota e-Reformed. Sehubungan dengan perayaan PASKAH 2001 kita akan menikmati kotbah Pak Bob Jokiman yang disampaikan pada perayaan PASKAH y.l.
"Thanks, Pak Bob."
In His mercy,
Yulia
Rasul Paulus, salah seorang pengikut Kristus yang sebelumnya bertobat menjadi penantang Tuhan bahkan membunuh orang-orang Kristen, menulis bahwa jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kita (
Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia telah berusaha dengan berbagai cara untuk kembali kepada Allah. Umat manusia yang berdosa menganggap bahwa untuk memperoleh pengampunan Allah adalah dengan melakukan perbuatan baik, amal dan memberikan korban atau sesajian. Namun sayang semuanya itu tidak berhasil, semuanya itu tidak menjamin pengampunan dosa umat manusia. Firman Allah menyatakan dengan tegas bahwa kita sekalian seperti orang najis dan segala kesalehan kita seperti kain kotor, kita seperti daun yang layu dan akan dilenyapkan oleh kejahatan kita seperti daun layu yang dilenyapkan oleh angin (
Namun tidak demikian dengan iman kristiani. Alkitab mengajarkan bahwa pengampunan dosa dan kepastian memasuki sorga hanya dapat tercapai apabila kita mengikuti cara yang ditentukan oleh Allah, yang empunya sorga. Seperti halnya kita yang datang ke Amerika, kita baru dapat masuk ke Amerika secara sah apabila kita mendapatkan visa yang dikeluarkan Pemerintah Amerika, yang punya negara ini. Hanya dengan visa tersebut barulah kita dapat masuk ke negara ini. Anda boleh menganggap, berpikir, merencanakan dan melakukan apa saja, tetapi tanpa visa anda tidak boleh masuk, titik! Siapapun anda, pejabat atau jelata, konglomerat atau kaum melarat, profesor atau buta huruf persyaratannya sama, harus punya visa! Kita tidak boleh masuk menurut kehendak dan cara sendiri, tanpa visa kita adalah ilegal dan dapat dideportasi. Kalau dideportasi dari Amerika, masih lumayan kita bisa kembali ke negara kita; Indonesia tercinta. Namun kalau dideportasi dari sorga, mau ke mana kita, tiada tempat lain hanya neraka jahanam, yang sebenarnya disediakan bagi iblis dan para begundalnya!
Kita patut bersyukur, karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga dikaruniakanNya AnakNya yang tunggal supaya barang siapa yang percaya padaNya tidak binasa melainkan peroleh hidup yang kekal (
Tanpa Kebangkitan Kristus tiada Harapan Hidup Kekal Kebangkitan Kristus dapat menjadi sumber harapan kekal karena menyatakan bahwa Kristus adalah Allah yang tidak terkalahkan oleh maut, sehingga kematian bagi orang percaya tidak lagi menakutkan. Dalam pergaulan sehari-hari, di mana dan kapan saja, kita sering mendengar keluhan- keluhan tanpa harapan dalam hidup seseorang entah ia itu anggota keluarga, teman sekerja maupun sesama umat beragama. Mengapa banyak orang tidak punya harapan dalam hidupnya? Memang ada banyak alasan yang dapat kita berikan, namun dalam pengamatan penulis semua itu terjadi karena kita tidak mempunyai konsep yang benar terhadap kematian sehingga kita tidak memiliki perspektif yang tepat dalam hidup ini.
Salah satu cara untuk mendapatkan konsep yang benar terhadap kematian dan perspektif yang tepat terhadap hidup ini adalah melalui penghayatan Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus yang kita peringati pada Paskah tanggal 15 April ini. Sebagai Gembala Sidang, penulis sering memimpin dan menghadiri Kebaktian-kebaktian Pemakaman, Pengenangan (Memorial Service) atau Penghiburan yang diadakan bagi saudara/i seiman yang ditinggalkan oleh ayahanda, ibunda atau anggota keluarga dekat baik di Los Angeles maupun di Indonesia. Khusus bagi mereka yang ditinggalkan oleh anggota keluarga yang di Indonesia tentu membawa kesedihan tersendiri. Sebagai perantau-perantau di negara asing ini, adalah merupakan kesedihan tersendiri apabila kita tidak sempat mendampingi orang-tua kita tatkala beliau akan menghembuskan nafas terahkir ataupun menghadiri pemakaman orang yang melahirkan, mengasuh, membesarkan serta yang kita kasihi dan hormati. Sebagai manusia biasa; kita patut bersedih namun sebagai orang-orang percaya bagaimanakah kita menanggapi dan menyikapi kematian tersebut?
Melalui kebangkitan Tuhan, maut dan kematian telah dikalahkan. Kebangkitan Tuhan menyatakan bahwa maut tidak sanggup dan tidak berkuasa menawan atau mengalahkan Kristus, karena Dia adalah Allah, Sumber Hidup itu sendiri, bahkan sebaliknya Kristus telah mengalahkan maut! Sehingga dengan gagah kita dapat berkata seperti Paulus:" Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut dimanakah sengatmu?" (
Maut bukanlah akhir dari segala-galanya melainkan awal dari kekekalan. Kematian bagi orang percaya bukanlah perpisahan yang abadi melainkan perpisahan sementara yang menuju ke pertemuan kekal, penuh sukacita sorgawi. Dan kelak pada kedatanganNya yang kedua kali, semua orang percaya baik yang sudah mati atau yang masih hidup dalam sekejap mata akan memperoleh tubuh yang mulia, tubuh yang akan hidup selama- lamanya, tubuh yang tidak dapat binasa, tubuh yang layak sebagai penghuni sorga karena kebangkitan Kristus adalah buah sulung dan jaminan bagi kebangkitan semua orang percaya! Maut bukan lagi sesuatu yang perlu kita takuti atau sesuatu yang menakutkan, itulah konsep yang benar terhadap kematian. Oleh karena itu perpisahan dengan orang-orang yang kita kasihi tidak harus melarutkan kita dalam kesedihan terus- menerus melainkan menghibur kita bahwa mereka telah bersama Tuhan Yesus, di rumah Bapa di mana masih banyak tempat yang tersedia bagi kita. Di sana mereka telah bebas dari semua penderitaan duniawi! Andaikata Kristus tidak dibangkitkan mereka semua akan binasa selama- lamanya, kita menjadi orang-orang yang tidak berpengharapan.
Rasul Paulus mengajarkan bahwa tanpa kebangkitan Kristus, kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia (
Di dalam Taman Firdaus tidak ada kematian, tidak ada kesakitan, tidak ada air-mata dan tidak ada penderitaan. Tetapi karena dosa, maut telah datang dan menguasai seluruh umat mansuia hingga hari ini. Alkitab mengajarkan bahwa upah dosa adalah maut (
Keyakinan dan kepastian pengampunan dosa serta hidup kekal di dalam Kristus yang bangkit itu terungkap dengan jelas dalam iman Rasul Paulus:"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus--itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu (
Di mana sekarang Tuhan Yesus yang telah dibangkitkan itu berada?
Selamat Hari Paskah. Amin.
Sumber : Khotbah Pdt. Bob Jokiman,
(Gembala Sidang Gereja Kristen Indonesia Monrovia di California)