Akulah yang Memilihmu?
Iman kekristenan merupakan konsep yang rumit, mengajarkan tentang satu Allah dalam tiga Pribadi, dan Yesus sebagai 100% Allah dan 100% manusia. Meskipun sulit dipahami, jutaan orang tetap mempertahankan keyakinannya, bahkan rela menghadapi siksaan dan kematian, yang menunjukkan kekuatan iman ini, terutama di negara-negara yang keras terhadap orang Kristen. Tidak ada catatan sejarah yang menunjukkan orang Kristen awal menyangkal iman mereka, menegaskan bahwa iman ini tetap tumbuh meskipun dalam persekusi ekstrem.
- iman kekristenan
 - Allah Yang Maha Esa
 - Yesus 100% Allah
 - potensi penganiayaan
 - dukungan orang Kristen
 - penyiksaan yang dialami
 - kesaksian iman
 
- Iman Kekristenan rumit untuk dijelaskan, melibatkan konsep Allah yang Esa dalam tiga pribadi.
 - Yesus diekspresikan sebagai 100% Allah dan 100% manusia dengan satu pribadi dan dua natur.
 - Banyak orang menganggap iman Kekristenan sebagai omong kosong, seperti yang diungkapkan oleh filsuf Voltaire.
 - Meskipun kompleksitas iman, banyak orang rela dianiaya demi mempertahankan keyakinan mereka.
 - Di beberapa negara, identitas sebagai Kristen dapat berujung pada kematian legal.
 - Ada sekitar 400.000 Kristen di Korea Utara, dengan seperempatnya disiksa di kamp konsentrasi.
 - Secara global, ada sekitar 100 juta Kristen yang sedang dianiaya, dengan 322 terbunuh setiap bulan.
 - Ketahanan iman sejak abad pertama menunjukkan keyakinan yang mendalam, meskipun menghadapi ancaman dan siksaan.
 - Sejarah tidak mencatat adanya orang Kristen mula-mula yang menyangkal iman mereka untuk menghindari penyiksaan.
 - Iman Kekristenan tampak semakin kuat meskipun menghadapi tekanan dan penganiayaan.
 
Iman kekristenan itu sebenarnya begitu rumit untuk diberitakan kepada orang-orang.
Orang Kristen menyembah "Allah Yang Maha Esa,” tapi tiga Pribadi; tiga Pribadi, tapi bukan tiga Allah; dan hanya satu Allah,bukannya tiga Allah.
Yesus itu 100% Allah, tapi juga 100% manusia. Ia satu Pribadi tapi dengan dua natur; bukannya dua Pribadi dengan satu natur; apalagi dua Pribadi dengan dua natur. Bagaimana memberitakan ini supaya bisa dipahami orang-orang?
Saking rumitnya untuk dipahami, bagi sebagian besar orang, iman kekristenan malahan terdengar seperti omong kosong. Voltaire, seorang filsuf Perancis, pernah berkata, “Biarlah Yesus bersama dengan dua belas orang Galilea itu menegakkan kekristenan; tapi biarlah saya, seorang diri, orang Perancis, menghancurkan mereka semua.”
Untuk iman yang sekompleks ini untuk dipahami, kenapa bisa ada jutaan orang yang rela dianiaya demi iman ini? Bahkan sampai dengan hari ini?
Di beberapa negara, menyatakan diri sebagai orang Kristen sama saja dengan menyatakan dirinya sebagai pemegang "licence to be killed;" sah dan legal untuk dibunuh.
Menurut Open Doors Ministry, saat ini, diperkirakan ada empat ratus ribu orang Kristen di Korea Utara; seperempatnya sedang disiksa di kamp konsentrasi, demi mempertahankan imannya.
Diperkirakan, di seluruh dunia ada seratus juta orang Kristen yang sedang dianiaya; tiga ratus dua puluh dua orang Kristen dibunuh setiap bulan, demi mempertahankan imannya.
Jika iman bahwa Yesus benar-benar bangkit dari kematian ini hanyalah kebohongan, hasil konspirasi para rasul semata;kenapa sejak abad pertama begitu banyak orang yang tetap mempertahankan imannya, sampai rela dianiaya, dipenjara,bahkan disiksa hingga mati?
Orang mungkin bersedia mati untuk apa yang mereka percaya sebagai kebenaran. Tapi, adakah yang bersedia mati untuk apa yang mereka sudah tahu sebagai kebohongan?
Bukankah cukup kesaksian satu orang untuk memastikan kalau ini semua hanyalah kebohongan?
Faktanya, tidak pernah ada catatan apapun dalam sejarah mengenai orang Kristen mula-mula yang menyangkal iman mereka demi terhindari dari penyiksaan.
Iman macam apa ini? Makin disiksa, malah makin subur?
download audiohttp://youtu.be/tIeM7aeX8pk?
Bersambung...Soli Deo Gloria