Skip to main content

Garam dan Terang Dunia

Kita sebagai orang Kristen memiliki identitas sebagai garam dan terang dunia, yang berarti kita harus hidup dalam kesucian dan berbeda dari dunia yang penuh dosa. Misi kita adalah menggarami dan menerangi dunia melalui penginjilan, baik secara verbal maupun aksi sosial, dengan menekankan keseimbangan antara kasih dan keadilan. Dalam menjalankan panggilan ini, kita harus berani menunjukkan iman kita dan menegakkan keadilan serta kasih yang sejalan dengan ajaran Kristus.

  • Garam dan Terang Dunia
  • identitas Kristen
  • kesucian
  • keduniaan
  • penginjilan
  • kasih dan keadilan
  • misi menyelamatkan jiwa
  • Identitas Kristen adalah sebagai garam dan terang dunia, menandakan perbedaan dengan dunia yang busuk dan gelap.
  • Kesucian adalah identitas penting yang menunjukkan keterpisahan dari dosa, sesuai dengan panggilan Tuhan untuk menjadi kudus.
  • Kristen diutus ke dalam dunia untuk berperan aktif, seperti Yesus yang diutus oleh Bapa, dengan misi yang mencakup kebangkitan dan penginjilan.
  • Ada empat sikap yang dapat diambil terhadap dunia: menarik diri, mengakomodasi, dualisme, dan ekstremisme.
  • Penginjilan adalah tugas Kristen yang mencakup tindakan sosial dan berbicara, yang mengharuskan keberanian dan pengorbanan.
  • Keseimbangan antara kasih dan keadilan sangat penting; menggarami berkaitan dengan keadilan sementara menerangi berkaitan dengan cinta kasih.
  • Kasih dan keadilan harus berjalan beriringan dalam mencegah kejahatan dan menginjili masyarakat.

Penulis_artikel
Panitia Konferensi Injil Nasional (KIN)
Tanggal_artikel
27 Februari 2014
Isi_artikel
Garam dan Terang Dunia

Garam dan Terang Dunia

pembawa terang

Kita adalah garam dan terang dunia. Kita akan menggumuli identitas kita sebagai orang Kristen. Garam berarti kita tidak sama dengan dunia yang menuju kepada pembusukan. Terang berarti, kita tidak sama dengan dunia yang menuju kepada kegelapan.

Pertama, identitas kita adalah kesucian (Imamat 11:45). Tuhan berkata, "Jadilah kudus sebab Aku ini kudus adanya." Tanpa kekudusan, tidak ada seorang pun dapat melihat Allah. Kita itu suci dan berbeda dari dunia yang begitu berdosa. Gereja (Yun. Ekklesia) berarti dipanggil keluar. Kita ada di dunia, tetapi tidak sama dengan dunia yang busuk, gelap, dan berdosa. Kata "kudus" (Ibr. Qadosh) memiliki arti terpisah.

Kedua, identitas kita adalah "keduniaan". Apa artinya? Kita adalah garam dunia yang diutus ke dalam dunia. Misi Allah adalah Tuhan Yesus mengutus kita, sama seperti Bapa mengutus Dia ke dalam dunia (Yohanes 17:18). Dunia memiliki dua pengertian: negatif dan positif. Paulus berkata, "Janganlah kamu serupa dengan dunia (negatif) ini." Di sisi lain, Yesus berkata, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia (positif) ini, maka Dia mengutus anak-Nya yang tunggal."

Ada empat sikap terhadap dunia. Pertama, menarik diri dan tidak menginjili. Kedua, mengakomodasi dan melebur dengan dunia sehingga kita kehilangan identitas dan tidak bisa menggarami dan menerangi dunia. Ketiga, dualisme yang munafik seperti orang Farisi. Keempat, kita pakai kekuatan senjata untuk menghancurkan dunia dan menjadi batu sandungan.

Sekarang, kita masuk ke dalam panggilan kita sebagai orang Kristen. Pertama, kita menggarami dunia. Garam itu bersifat mengawetkan sehingga mencegah kebusukan dan dapat mensterilkan luka. Apa artinya garam jadi tawar? Garam menjadi tidak murni lagi dan ini bahaya karena bisa jadi batu sandungan. Kedua, kita menerangi dunia. Menggarami bersifat negatif dengan mencegah pembusukan, sedangkan menerangi bersifat positif yang membawa keluar dari kegelapan. Kita mempunyai misi untuk menyelamatkan jiwa. Panggilan Yesus adalah untuk menjala manusia dan mengabarkan Injil.

Kasih dan keadilan harus berjalan bersama-sama. Menggarami dan menerangi harus berjalan bersama-sama. Mencegah, menghapus kejahatan, dan menginjili harus berjalan bersama-sama.

FacebookTwitterWhatsAppTelegram

Penginjilan meliputi verbal (PI pribadi dan PI massal) dan dengan aksi sosial. Pertama, kita harus berani, menyangkal diri, berkorban, dan memikul salib, sehingga kemuliaan Tuhan dinyatakan. Kita harus menampakkan kekristenan kita, bukannya ditaruh di bawah gantang. Kedua, pengorbanan kita dengan kasih (sacrificial love dan unconditional love). Terakhir, kasih dan keadilan. Menggarami menekankan keadilan, dan menerangi menekankan cinta kasih. Bagaimana kita menyeimbangkan kedua hal ini? Bapa Gereja Agustinus berkata, "Tidak ada kasih tanpa keadilan." Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu (Mazmur 89). Kasih dan keadilan harus berjalan bersama-sama. Menggarami dan menerangi harus berjalan bersama-sama. Mencegah, menghapus kejahatan, dan menginjili harus berjalan bersama-sama. Di atas salib Kristus, keadilan dan kasih Allah terjadi bersama-sama. Amin.

Audio: Garam dan Terang Dunia

Sumber Artikel

Diambil dan disunting dari:

Judul buku : Konvensi Injil Nasional Jakarta 2013: Kristus Bagi Indonesia
Judul asli artikel: Ringkasan Khotbah KIN: Garam dan Terang Dunia
Penulis : Panitia Konverensi Injil Nasional (KIN)
Penerbit : Stephen Tong Evangelistic Ministries International (STEMI), Jakarta 2013
Halaman : 14