Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Kategori UtamaDear Reformed Netters, Artikel yang saya kirimkan ke Anda ini sangat menarik untuk disimak. Kiranya dapat menjadi perenungan bagi kita menjelang perayaan Paskah tahun ini. Doa saya, kita semua semakin menghargai pentingnya kematian Kristus bagi iman keselamatan kita. Selamat merayakan Hari Paskah 2008. Redaksi, Yulia Oeniyati < yulia(at)in-christ.net > Dear e-Reformed Netters, Tahukah Anda bahwa sekarang ini buku-buku tentang pengembangan diri adalah buku yang paling laris manis di pasaran? Para penerbit, termasuk para penulis tentunya dapat membaca dengan jeli kebutuhan pasar, yaitu kehausan akan apa yang dinamakan "penggembungan identitas diri". Apakah orang-orang Kristen termasuk dalam pasar ini? Sayang sekali karena jawabannya adalah "ya". Banyak orang Kristen yang sangat giat mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan seperti ini, karena penyelenggaranya adalah juga notabene orang Kristen. Bahkan banyak pembicara Kristen yang dengan sengaja menerjunkan diri dalam bisnis pengembangan diri ini. Apakah salah? Ya, apabila usaha-usaha ini didasari oleh:
Salah satu contoh pembicara Kristen yang terkenal, bahkan ia adalah seorang pendeta yang sukses dalam bisnis memotivasi orang adalah Joel Osteen. Berangkat dari motivasi yang mulia, yaitu menolong orang lain agar berhasil dan mengalami hidup yang lebih baik, Joel Osteen lupa bahwa panggilan sebagai seorang Kristen bukanlah membawa dan menjadikan "manusia lama" kita menjadi lebih baik, tapi membawa "manusia lama" kita kepada Kristus untuk mati sehingga bisa dibangkitkan dan hidup sebagai "manusia baru" yang hidup dalam kepenuhan kekayaan anugerah-Nya. Silakan mengikuti laporan tanyangan wawancara dengan Joel Osteen di bawah ini. Pimpinan Redaksi e-Reformed, Yulia Oeniyati < yulia(at)in-christ.net > Dear Reformed Netters, Wah ..., tidak terasa tahun 2007 sudah akan meninggalkan kita dan tahun 2008 akan segera menyambut kita. Namun, melihat keadaan dunia yang kian tak menentu ini, kita tidak tahu apakah tahun 2008 akan menyambut kita dengan senyuman atau dengan tangisan. Tapi puji Tuhan, sebagai orang yang percaya, senyuman atau tangisan bukanlah hal yang perlu kita kuatirkan karena jika Tuhan ada di pihak kita, siapakah lawan kita? Sebelum menutup sajian e-Reformed tahun ini, saya ingin mengucap syukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya yang telah menyertai pelayanan e-Reformed hingga saat ini. Pemeliharaan Tuhan sungguh sangat nyata. Saya yakin Anda pun pasti bisa memberikan kesaksian akan kebaikan Tuhan atas hidup Anda selama tahun 2007 ini. Nah, ucaplah syukur karena semua itu merupakan pengalaman yang sangat berharga yang membangun iman kita. Tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih untuk semua anggota e-Reformed yang dengan setia terus bergabung bersama-sama sampai akhir tahun ini. Harapan saya, Anda mendapat berkat melalui keikutsertaan Anda di e-Reformed ini. Mari doakan agar hikmat Tuhan terus menyertai pelayanan e-Reformed di tahun 2008 dan biarlah pelayanan ini bisa semakin ditingkatkan. Bagaimana caranya? Saya menantikan usulan-usulan Anda. Sebelum kita berpisah di tahun ini, saya juga ingin mengucapkan `Selamat Hari Natal 2007 kepada semua anggota e-Reformed`, damai sejahtera Tuhan kiranya senantiasa menyertai kita semua, dari sekarang sampai Maranatha. Sebagai hadiah Natal, silakan nikmati renungan Natal yang disampaikan oleh Pdt. Albert Konaniah di bawah ini. Biarlah pada perayaan Natal ini, kita dapat merasakan kemuliaan Allah yang ada di tempat yang mahatinggi, karena tanpa Dia ditinggikan, tidak ada damai sejahtera yang akan turun ke bumi. Haleluya! Bagi Dia kemuliaan untuk selama-lamanya. Redaksi e-Reformed, Yulia Oeniyati< yulia(at)in-christ.net > Dear e-Reformed Netters, Artikel yang saya kirimkan ke mailbox Anda ini sudah cukup panjang. Jadi, saya tidak perlu menambah dengan komentar lagi. Saya hanya ingin menegaskan bahwa artikel ini akan menjadi jawaban dari dua pertanyaan yang banyak ditanyakan oleh orang awam.
Selamat menemukan jawabannya. In Christ, Yulia < yulia(at)in-christ.net > Salam, Reformasi abad ke-16 yang dimotori oleh Martin Luther adalah momentum Illahi. Sebuah gerakan pembaharuan rohani yang muncul tepat pada puncak penduniawian gereja oleh Katolik Roma. Momen ini dapat ditafsirkan sebagai sejarah yang terulang sejak Reformasi Ezra dan Nehemia dalam sejarah umat Allah untuk pemurnian umat. Dipublikasikannya 95 Tesis sebagai data akurat dan tidak terbantahkan yang disusun oleh Martin Luther untuk menunjukkan bukti penyimpangan ajaran dan korupsi gereja Katolik Roma di gerbang gereja Wittenburg adalah titik penentu keefektifan Reformasi ini. Efektivitas Reformasi yang terutama adalah revitalisasi religiusitas dan teologis. Reformasi adalah awal babak baru pemurnian iman dan pengajaran dalam gereja Tuhan dan menjadi penentu arah perkembangan teologi dan pengajaran di kemudian hari. Calvin, penerus Luther, adalah salah seorang reformator yang mampu menafsirkan gerakan itu sebagai momen yang mampu merevitalisasi kehidupan religius dan teologia pada zamannya dan berefek sampai hari ini. Baginya, kebenaran ajaran dan teologi gereja ditentukan dan didasarkan pada Alkitab dan interpretasinya yang benar. Prinsip Sola Scriptura adalah penentu keberhasilan Reformasi. Dari prinsip ini akan ditemui prinsip-prinsip yang menyertainya, seperti Sola Gratia dan Sola Fide, termasuk Sola Gloria. Tugas Calvin, khususnya sebagai penafsir Alkitab, telah berhasil membawa Reformasi keluar dari mistikisme gereja; corak dominan pengajaran dan teologia gereja abad pertengahan, dengan cara menolak interpretasi Alkitab secara alegoris. Sebaliknya, Calvin, secara realistis sanggup memadukan doktrin dan mengajarkannya dari sudut pandang pembinaan untuk warga jemaat secara sistematis dan alkitabiah. Calvin mampu mengajarkan kemuliaan Allah berdasarkan kebutuhan rohani pada zamannya yang secara esensi tidak bisa dilepaskan dari prinsip Alkitab. Gerakan Reformasi itu sangat biblikal karena menekankan pentingnya penafsiran Alkitab secara literal dan historis. Alkitab adalah dasar Reformasi dan kedaulatan Allah adalah segala- galanya. Karena Reformasi sangat menekankan Alkitab dan kedaulatan Allah sebagai pusat teologi, maka pada era-era sekarang, teologi Reformasi cenderung menjadi "tolok ukur" untuk menguji teologia- teologia lainnya. Teologi Reformasi "mampu mengukur" konsistensi dan ketepatan, sekaligus mendeteksi penyimpangan berbagai aliran teologi. Dari sinilah prinsip Calvin, "Speak where the Scriptures speak; be silent where they are silent" menjadi terkenal. Bagi Calvin, Alkitab dan Allah tidak dapat dipisahkan dalam pengajaran dan teologia alkitabiah. Inilah salah satu warisan Reformasi yang sangat berpengaruh sampai saat ini di samping warisan-warisan besar lainnya. Untuk memperingati Hari Reformasi Gereja, yang akan diperingati tanggal 31 Oktober 2007 nanti, dan juga untuk mengingat kembali efektivitas gerakan Reformasi abad ke-16 yang lalu dan menguji kembali apakah kebenaran yang telah ditegakkan oleh para reformator, khususnya Calvin, tentang pentingnya Alkitab sebagai sumber final pengajaran dan teologi itu masih relevan, maka, tulisan Dr. Daniel Lucas Lukito di bawah ini mencoba menganalisa kesinambungan esensi dan relevansi gerakan tersebut dalam pengajaran iman dan teologi Kristen hari ini. Selamat memperingati Hari Reformasi Gereja! Sola Gratia, Komentar |
Kunjungi Situs Natalhttps://natal.sabda.org Publikasi e-Reformed |