Tentang KamiArtikel TerbaruUpdate Terakhir |
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SOTeRI Ikuti Trinitas dengan Mengikut Kristus: Pemuridan dalam Kunci TrinitarianPenulis_artikel:
Fred Sanders
Tanggal_artikel:
9 November 2021
Isi_artikel:
Tidak ada cara yang lebih lugas untuk menggambarkan kehidupan Kristen selain menyebutnya sebagai pemuridan. Menjadi murid Yesus Kristus adalah esensi, fokus, dan sifat utama menjadi orang Kristen. Menjawab panggilan Yesus untuk menjadi murid-Nya menjadi sesuatu yang memberi kehidupan Kristen kesederhanaannya, yaitu kekuatan yang membentuk kehidupan. Itulah yang membuat semua perbedaan antara membaca keempat Injil sebagai adegan-adegan di cerita Alkitab dan membacanya sebagai realitas pengenalan akan Yesus dengan mengikut Dia sebagai murid modern. Namun, terkadang karena terpikat oleh kesederhanaan hubungan ini, orang Kristen dapat tergoda untuk membandingkannya dengan penegasan yang terdengar lebih kompleks tentang memercayai dan melayani Allah Tritunggal. Anti-trinitarian, tentu saja, menggambarkan hal ini sebagai suatu pertentangan mutlak: dengan menolak doktrin Trinitas, mereka mengaku hanya mengikut Yesus. Akan tetapi, bahkan orang Kristen dengan doktrin yang sehat pun masih dapat merasakan ketegangan antara mengikut Kristus secara sederhana dan penyembahan Tritunggal yang kompleks. Pada kenyataannya, keduanya pada hakikatnya sama, dan selalu seperti itu. Bahkan, doktrin Trinitas memberikan dasar yang dalam tentang arti menjadi murid Yesus. Mengubah Pemuridan menjadi Sebuah Kunci Baru
Pikirkan tentang sifat pemuridan. Ketika Yesus memanggil murid-murid pertama untuk mengikut Dia. Yang Ia maksud "mengikut" adalah secara langsung dan harfiah. Ia sedang berjalan dan mereka harus berjalan bersama-Nya. Ia pergi ke kota berikutnya, demikian juga dengan mereka. Intinya adalah "supaya mereka dapat bersama-Nya" (Markus 3:14) untuk mendengar hal yang Ia katakan dan melihat hal yang Ia lakukan sehingga pada waktunya mereka dapat diutus atas nama-Nya. Akan tetapi, kisah Injil yang dimulai dengan panggilan itu juga berakhir dengan kenaikan Yesus ke sebelah kanan Allah. Terus terang, mengikuti Tuan yang naik dan bertakhta pasti akan terlihat berbeda dari mengikuti Tuan yang berjalan kaki dan berkeliling. Seluruh tema pemuridan, bahkan untuk murid-murid pertama, harus diubah menjadi kunci yang baru. Dan, kunci baru itu adalah trinitarian. Yesus menempatkan pemuridan ke dalam perspektif trinitarian ketika Ia mengajarkan bahwa Ia akan naik ke sebelah kanan Bapa, yang dari situ Ia dan Bapa akan mengirimkan Roh Kudus (Yohanes 14:16; 14:26; 15:26; 16:7). Rohlah yang akan memampukan para pengikut pertama ini melengkapi pemuridan mereka justru setelah kebangkitan Tuhan. Seperti yang Yesus janjikan, "Sebab, Dia tidak berbicara atas keinginan-Nya sendiri," tetapi "Dia akan memuliakan Aku karena Dia akan menerima yang Aku terima, dan akan memberitahukannya kepadamu." (Yohanes 16:13-14, AYT). Keintiman pemuridan yang bersifat langsung dan pribadi dilengkapi dalam gerakan rangkap tiga ini. Semua yang dimiliki Bapa adalah milik Anak. Semua milik Anak dinyatakan kepada kita oleh Roh Kudus. Kesatuan ketiganya begitu mendalam sehingga kita tidak seharusnya menganggap diri kita dibingungkan antara tiga anggota komite surgawi yang berbeda. Namun, semakin dekat sepenuhnya dalam realitas identitas Sang Anak karena keterlibatan Roh Kudus. Roh Kudus menjelaskan kepada kita semua yang adalah kepunyaan Anak dan Bapa (yang merupakan prinsip dan sumber dari semua yang dimiliki Putra). Yang dimiliki para murid dalam persekutuan pribadi dengan Yesus adalah bahwa mereka menjadi lebih sempurna dengan memiliki-Nya di dalam Bapa dan oleh Roh. Semua substruktur trinitaris pemuridan menjadi sangat jelas pada titik ini dalam sejarah keselamatan. Untuk menandai maknanya, kalender Kristen menempatkan Minggu Trinitas segera setelah peringatan kenaikan Kristus serta turunnya Roh Kudus (Minggu Pentakosta). Peristiwa-peristiwa ini menandai karya penyempurnaan Anak yang telah pergi kepada Bapa dan Roh yang diutus oleh Mereka. Murid adalah pengikut Kristus bukan hanya karena Sang Anak, tetapi juga karena Bapa dan Roh. Yesus bersungguh-sungguh ketika Ia berkata, "Aku beritahukan kebenaran kepadamu: lebih baik bagimu jika Aku pergi" (Yohanes 16:7, AYT). Atas dasar pemenuhan agung ini, kita harus meluangkan waktu sejenak untuk memerhatikan dua hal lagi. Mengungkap Hal yang Selalu Ada Pertama, melihat pemuridan digenapi dan diselesaikan dalam kedatangan Roh Kudus mengungkapkan kepada kita bahwa pemuridan adalah realitas trinitas selama ini. Peristiwa dramatis kenaikan Kristus dan turunnya Roh Kudus mengubah cara para pengikut pertama mengalami pemuridan sejak saat itu, juga mengungkapkan struktur trinitarian dari pemuridan yang telah mereka jalani. Tak satu pun dari mereka datang kepada Yesus tanpa ditarik oleh Bapa dan tidak ada yang menyebut Yesus itu Tuhan, kecuali oleh Roh Kudus (Yohanes 6:44; 1 Korintus 12:3). Begitu Anda memerhatikan hal ini, Anda mulai melihat bahwa Injil penuh dengan saat-saat ketika pengajaran Yesus tentang Bapa dan Roh membumbung tinggi di atas kepala para pengikut-Nya. Para penginjil, yang menulis setelah Pentakosta, dapat memberi tahu para pembaca bahwa "Mereka tidak mengerti bahwa Yesus sedang berbicara kepada mereka tentang Bapa." (Yohanes 8:27, AYT), atau "Hal yang dimaksudkan Yesus adalah Roh, yang akan diterima oleh orang yang percaya kepada-Nya. Sebab, Roh itu belum diberikan karena Yesus belum dimuliakan." (Yohanes 7:39, AYT). Pemuridan selalu dan akan selalu menjadi trinitarian di sepanjang perjalanannya. Mengalami Keseluruhan Trinitas melalui Yesus Hal lain yang perlu diperhatikan tentang pemenuhan trinitas pemuridan menjadi lebih dalam dan menjangkau lebih jauh. Alasan utama Bapa dan Roh bukanlah gangguan dari Anak, atau perpindahan Yesus dari tempat paling utama dalam hidup kita, yaitu bahwa Allah adalah satu. Kesatuan Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah persatuan yang lebih dalam, lebih kuat, dan lebih intim daripada ciptaan lainnya. Sangat tidak mungkin untuk mengenal satu pribadi dari Trinitas tanpa yang lain. Setiap pengalaman tentang Bapa, Anak, atau Roh Kudus secara batiniah terikat dengan kepenuhan keilahian tritunggal. Dalam kesatuan tritunggal yang sempurna di atas segala ciptaan, Anak akan menjadi dirinya sendiri secara kekal dalam berkat ilahi, baik dengan adanya murid-murid maupun tidak. Sebaliknya, Anak tidak pernah ada tanpa Bapa dan Roh Kudus. Inilah sebabnya, ketika kita hidup sebagai murid Kristus, kita dapat memusatkan perhatian kita pada Yesus. Dan, dalam peristiwa itu juga kita bertemu dengan Bapa dan Roh. Karena itu, jika Anda mengikut Yesus, Anda mengikut Dia kepada Bapa-Nya oleh Roh. (t/N.Risanti) |