Akulah yang Memilihmu? (Part 7)
Dalam pengalaman mimpi yang mendalam, penulis merasakan jawaban atas doanya yang terpendam selama tujuh belas tahun, menyadari kebenaran iman kepada Yesus sebagai Tuhan. Setelah terbangun oleh lagu Amazing Grace di Danau Toba, ia merasa terpanggil untuk dibaptis sebagai tanda pertobatan dan kembali kepada Allah, menggambarkan proses transformasi spiritualnya yang mendalam dan penuh makna. Pengalaman tersebut mengajarkan bahwa terkadang, perjalanan panjang menuju penemuan diri diperlukan untuk menghargai betapa berartinya kasih karunia Tuhan.
- Mimpi di dalam mimpi
- Doa dijawab oleh Allah
- Yesus Anak Allah
- Amazing Grace
- Keputusan untuk dibaptis
- Pertobatan di Danau Toba
- Pengaturan Ilahi
- Pengalaman mimpi membawa kepada pencerahan spiritual dan pengakuan akan Yesus sebagai Anak Allah dan juga Allah.
- Bangun pagi di tepi Danau Toba dengan lagu Amazing Grace mengingatkan pada pesan pribadi tentang keinginan untuk lagu itu diputar saat perpisahan terakhir.
- Pengalaman mimpi dan lagu menunjukkan tanda-tanda dari Allah untuk mengalami transformasi spiritual.
- Memutuskan untuk dibaptis setelah merasakan panggilan Ilahi dan mengakui pertobatan sebagai musuh Allah.
- Menjadi sadar akan pentingnya jawaban doa setelah 17 tahun, memahami makna penderitaan dan penantian.
- Pengalaman ini mengilustrasikan betapa seseorang dapat lebih menghargai kasih karunia setelah melalui kesulitan.
Malam itu, saya diijinkan mengalami mimpi di dalam mimpi; seolah-olah sudah terbangun, tapi sebenarnya masih tertidur.
Melalui mimpi itu, doa saya tujuh belas tahun sebelumnya akhirnya dijawab oleh Allah; tahulah saya sekarang kalau Yesus itu benar-benar Anak Allah, dan juga benar-benar Allah. Yang saya dulu pikir salah, sekarang jelas terlihat benar. Yang saya dulu pikir tidak penting, sekarang jelas terlihat penting. Yang saya dulu pikir tidak perlu diutamakan, sekarang jelas harus diutamakan.
Pagi-pagi, sekitar pukul 5.45 pagi, di tepi Danau Toba, saya dibangunkan oleh lagu Amazing Grace yang diputar pemilik losmen. Sayup-sayup, suara itu begitu lembut membangunkanku.
Entah kebetulan atau tidak, beberapa minggu sebelumnya, saya sudah pernah berpesan ke istri; andai saya duluan yang berpulang, tolong lagu ini yang dipakai untuk mengiringi saya ke tempat peristirahatan terakhir. Saya suka iramanya, tapi tidak pernah tahu sejarah lagu ini; yang kisah terciptanya ternyata begitu agung.
Kok bisa kebetulan lagu ini yang membangunkanku setelah diberi mimpi yang begitu mengguncang ini? Seolah-olah, Allah ingin berkata, "Saatnya engkau di"mati"kan, supaya engkau bisa di"lahir"kan kembali."
Saya langsung meminta untuk segera dibaptis pagi itu juga. Pak Pendeta sempat ragu-ragu dan menolak, tapi saya ceritakan apa yang terjadi dan dia langsung paham: inilah pengaturan Ilahi.
Maka, di umur tiga puluh tahun, menjelang tiga puluh satu tahun, di Danau Toba-lah saya menyatakan pertobatanku; berhenti dan menyerah sebagai musuh Allah. Return to God, back to God.
Saya sekarang paham kenapa Allah menunda jawaban itu selama tujuh belas tahun, bukannya cepat-cepat dijawab.
Andai dijawab sejak saya berumur tiga belas tahun, saya mungkin tidak perlu terjatuh dalam berbagai dosa. Tapi melalui kejadian ini, barulah saya memahami fakta berikut ini dengan baik:
Bukankah orang yang sedang kehausan, yang baru sadar betapa segarnya segelas air putih itu?
Bukankah orang yang sedang tersesat di gunung, yang baru paham kelegaan ketika diselamatkan tim SAR itu seperti apa?
Bukankah orang yang tadinya terkutuk, yang baru akan tahu betapa indah dan nikmatnya kasih karunia itu?
Bersambung..Soli Deo Gloria