Akulah yang Memilihmu? (Part 3)
Banyak dewa palsu seperti Zeus telah diciptakan manusia dan tidak lagi disembah, sementara agama-agama besar seperti Hindu, Buddha, Yudaisme, Kekristenan, dan Islam asal Asia dan Asia Barat berbeda dalam hal pewahyuan dan pengakuan terhadap sosok Yesus. Ketiga agama tersebut mengklaim menerima wahyu dari Allah, namun hanya satu di antara mereka yang dapat dinyatakan benar, yang menimbulkan pertanyaan penting mengenai siapa yang benar dalam konteks kepercayaan saat ini.
- Allah palsu
- Agama-agama besar
- Hindu
- Budha
- Konfusiusme
- Taoisme
- Yudaisme
- Kekristenan
- Islam
- Yesus
- Pewahyuan
- Banyak dewa-dewa palsu yang diciptakan manusia, seperti Zeus, yang tidak lagi disembah di zaman sekarang.
- Agama-agama besar lahir di Asia: Hindu dan Budha dari India, Konfusiusme dan Taoisme dari Tiongkok.
- Pendiri agama tersebut tidak mengklaim menerima wahyu dari Allah, termasuk Konfusius yang meragukan pemahaman tentang firman surgawi.
- Agama-agama di Asia kini kehilangan relevansi sebagai perwakilan ilahi atau manusia.
- Di Asia Barat, tiga agama (Yudaisme, Kekristenan, dan Islam) mengaku menerima wahyu dari Allah tetapi memiliki perbedaan dalam prinsip dan pandangan tentang Yesus.
- Islam menganggap Yesus sebagai Nabi, Yudaisme melihatnya sebagai mesias palsu, sementara Kekristenan menganggapnya sebagai bagian dari Allah Tritunggal.
- Ketiga pandangan tentang Yesus bertentangan dan hanya satu yang dapat dianggap benar.
- Penting untuk mencari jawaban atas klaim ketiga agama tersebut demi memahami jalan menuju keselamatan.
Sampai dengan hari ini, banyak allah-alah palsu telah diciptakan manusia.
Zeus dan kawan kawan, misalnya. Kuil-kuil megah di Yunani pernah dibangun untuk mereka. Tapi, berhubung Zeus dan kawan-kawan itu allah-allah palsu, tidak ada yang merasa perlu menyembah mereka lagi di jaman ini. Maka, mereka "mati" begitu saja.
Asia menjadi tempat kelahiran agama-agama besar di dunia. Di Asia Timur, India melahirkan Hindu dan Budha, sementara Tiongkok melahirkan Konfusiusme dan Taoisme.
Walaupun diposisikan sebagai orang suci, para pendiri agama ini tidak pernah mengaku mendapat wahyu dari Allah. Konfusius malah mengatakan, "Terkait alam dan kebenaran langit, saya sungguh tidak mampu mengerti. Saya tidak mungkin mengerti firman surgawi."
Karena itu, agama-agama ini semakin kehilangan bobotnya bagi umat manusia di jaman ini. Di hadapan manusia, mereka tidak punya atribut ilahi untuk mewakili Allah. Di hadapan Allah,mereka tidak punya otoritas mewakili manusia. Sebaliknya, di Asia Barat, tiga agama malah berani mengaku menerima wahyu dari Allah; yaitu Yudaisme, Kekristenan, dan Islam.
Walau sama-sama mengaku mendapat pewahyuan dari Allah, mereka berbeda prinsip antara satu isu dengan isu lainnya. Salah satunya mengenai status Yesus.
Islam menyatakan Yesus sebagai Nabi.
Yudaisme menganggapNya sebagai satu di antara sekian mesias palsu dalam sejarah. Karenanya, mereka malah menyalibkanNya dan masih menunggu kedatangan Mesias yang dijanjikan, sampai dengan hari ini.
Kekristenan menganggapNya Pribadi kedua dari Allah Tritunggal, yaitu Allah Putera, yang sengaja berinkarnasi ke dunia demi menebus dosa-dosa umat manusia.
Yesus itu Allah, tapi juga Anak Allah. Ia Anak Allah, tapi juga Allah. Ia 100% Allah, tapi juga 100% manusia.
Kalau begitu, mana yang benar? Tiga-tiganya tidak mungkin benar semua. Jika semua benar, malah jadinya semua salah. Hanya mungkin satu yang benar, dua lainnya pasti salah. Hanya satu yang bisa menuntun manusia ke surga, dua lainnya pasti tidak bisa.
Jawaban atas pertanyaan ini benar-benar penting dan urgent untuk dicari tahu. Bisa dibayangkan nasib mereka yang dulu menyembah Zeus dan kawan-kawan? Ada di mana mereka sekarang?
download audiohttp://youtu.be/RuNglxgXdx0
Bersambung...Soli Deo Gloria