Julukan
Perundungan di sekolah sering kali berupa pembentukan julukan yang dianggap sebagai candaan, namun dapat merendahkan martabat seseorang, termasuk di lingkungan Kristen. Manusia dicipta dalam gambar Allah (imago Dei) dan seharusnya memancarkan kasih, kebaikan, dan keadilan, bukan ejekan. Oleh karena itu, sebagai gambar Allah, kita harus membela korban dan menegur pelaku perundungan, mengikuti teladan Yesus Kristus yang membela yang tertindas.
- perundungan
- julukan
- gambar Allah
- merendahkan
- kasih
- keadilan
- refleksi tindakan
- Perundungan di sekolah sering terjadi melalui penggunaan julukan atau istilah tertentu, yang umumnya dianggap sebagai candaan.
- Aksi mengejek atau melabeli dapat merendahkan seseorang dan sering dilakukan oleh orang dewasa juga.
- Menurut Kejadian 1:27, manusia dicipta dalam gambar Allah dan melambangkan sifat-sifat Allah seperti kekudusan, kasih, kebaikan, dan keadilan.
- Menjuluki seseorang sama dengan menghina gambar Allah, yang menciptakan konsekuensi serius.
- Manusia seharusnya memancarkan sifat-sifat Allah melalui kata-kata dan tindakan, bukan ejekan atau hinaan.
- Ketika menyaksikan perundungan, kita berkewajiban untuk membela korban dan menegur pelaku, mengikuti teladan Yesus Kristus.
- Sebagai representasi Allah, kita harus mencerminkan kasih dan keadilan dalam interaksi dengan sesama.
- Renungkan bagaimana cara memperlakukan sesama sebagai gambar dan rupa Allah, agar cinta kasih Allah terpancar dalam hidup kita.
Salah satu bentuk perundungan yang sering terjadi di sekolah adalah memanggil seseorang dengan julukan atau istilah tertentu. Sadar atau tidak sadar, kita pasti pernah melakukannya. Biasanya tindakan ini, mengejek atau melabel, dianggap sebagai candaan, bukan satu hal yang serius. Namun, bisa juga dengan sengaja hinaan diberikan untuk merendahkan seseorang. Tidak jarang, orang-orang dewasa juga melakukannya baik terhadap rekannya maupun terhadap yang lebih muda darinya. Ironisnya, ini juga terjadi di lingkungan sekolah Kristen, atau bahkan di gereja.
Jika kita melihat pada Kisah Penciptaan, Kejadian 1:27, manusia dicipta di dalam gambar rupa Allah, imago Dei. Manusia sebagai representasi Allah adalah wakil-Nya atas seluruh ciptaan, dan membawa gambar Allah di dalam dirinya ke mana pun ia pergi. Sebagai gambar Allah, kita memiliki sifat-sifat Allah, di antaranya kekudusan, kasih, kebaikan, dan keadilan. Dalam menjalankan mandat budaya dan mandat Injil, manusia dipanggil memancarkan sifat- sifat Allah.
Lalu apa hubungannya imago Dei dengan menjuluki seseorang? Objek yang sedang dipermainkan adalah gambar Allah, ciptaan tertinggi yang menjadi wakil Allah untuk menaklukkan dan menguasai seluruh ciptaan (Kej. 1:28). Bayangkan jika Anda menghina penguasa sebuah negara. Tentunya akan ada konsekuensi hukum yang Anda alami. Namun, sekarang yang memberi mandat adalah Allah sendiri, dan yang dihina adalah gambar-Nya! Sebagaimana penghinaan terhadap perwakilan sebuah negara dianggap sebagai penghinaan terhadap negara tersebut, maka julukan yang ditujukan pada wakil Allah adalah penghinaan terhadap Allah!
Sebagaimana disebut di atas, manusia dipanggil untuk memancarkan sifat-sifat Allah, maka seharusnya yang kita pancarkan bukanlah ejekan, hinaan, dan pelabelan untuk merendahkan dan mem-bully sesama kita. Namun, kasih, kebaikan, kekudusan, dan keadilanlah yang seharusnya menjadi refleksi dari tindakan dan ucapan kita. Sudah pasti ejekan tidak memancarkan sifat Allah, bukan?
Ketika menyaksikan tindakan perundungan terjadi, sebagai gambar Allah, kita tidak bisa hanya diam saja. Sebagai pernyataan kasih dan keadilan, kita patut membela sang korban dan menegur si pelaku. Bukankah itu yang Yesus Kristus, sebagai gambar Allah yang sejati, lakukan, membela mereka yang tertindas dengan kasih. Ia bahkan menyatakan kasih dan keadilan Allah Bapa di atas kayu salib untuk melepaskan kita dari cengkraman penindasan si jahat.
Mengikuti teladan Yesus Kristus, marilah kita menghidupi natur kita yang seharusnya sebagai gambar dan rupa Allah. Bagaimana Anda akan memperlakukan sesamamu, gambar dan rupa Allah, mulai hari ini? Kiranya cinta kasih Allah terpancar dari hidup kita semua. Soli Deo gloria.
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Buletin Pemuda Gereja Reformed Injili Indonesia - Pillar |
Alamat situs | : | http://www.buletinpillar.org/renungan/julukan |
Judul asli artikel | : | Julukan |
Penulis | : | Haryono Tafianoto |
Tanggal akses | : | 18 Juli 2018 |